Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gelar Haji dan Kekuasaan

image-profil

image-gnews
Iklan

Bandung Mawardi
Kuncen Bilik Literasi

Sejak ratusan tahun silam, orang-orang Indonesia berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Mereka pulang menyandang gelar haji. Orang-orang mulai membuat perubahan sapaan dan penulisan nama demi kepatutan sosial dan imaji kesalehan. Gelar haji tentu memuliakan martabat orang.

Pencantuman gelar haji di depan nama sudah menjadi kelaziman di Indonesia. Di jagat politik, tokoh-tokoh bergelar haji biasa memiliki "kehormatan" tambahan saat bertarung memperebutkan suara dalam pemilihan umum atau bersaing mendapat jabatan bupati, wali kota, gubernur, atau presiden. Gelar itu mempengaruhi kekuasaan, meski tak selalu membuktikan religiositas dalam berpolitik.

Kita patut mengingat kemonceran kaum politikus bergelar haji dalam menggerakkan pembangunan, memberi imaji keislaman bagi rezim Orde Baru. Birokrat dan para politikus berkepentingan memetik faedah dari sebutan atau pencantuman gelar itu. Puncak kebermaknaan gelar haji dan kekuasaan berlangsung di Indonesia setelah kepulangan Soeharto dari Tanah Suci pada 1991. Politik di Indonesia mengalami perubahan simbolis dan aktual. Soeharto pulang tak cuma membawa gelar haji. Anggapan bahwa kebijakan-kebijakan politik Soeharto meminggirkan kepentingan umat Islam di Indonesia selama puluhan tahun mulai dijawab secara simbolis. Soeharto mulai tampil sebagai penguasa dengan gelar dan nama tambahan: Haji Muhammad Soeharto.

Apakah Soeharto mendapat hikmah saat beribadah haji? Kita bisa mencari keterangan di buku Perjalanan Ibadah Haji Pak Harto (1993) terbitan Departemen Agama Republik Indonesia. Buku ini berisi dokumentasi dan biografi Soeharto. Peristiwa penting terjadi pada 22 Juni 1991 saat Raja Fahd bin Abdul Aziz al Saud selaku Penjaga Dua Kota Suci (Khadim al-Haramain asy-Syarifain) memberi surat ke Soeharto berisi pemberian tambahan nama. Raja Fahd mengajukan dua pilihan: Ahmad dan Muhammad. Soeharto memilih Muhammad. Dengan penambahan nama itu, Soeharto mengukuhkan diri sebagai penguasa berwibawa dan saleh.

Soeharto dan ibadah haji berkaitan erat dengan kekuasaan. "Cita-cita dan keinginan pergi haji sebenarnya sudah sejak Pelita I. Saya menunggu kesempatan pada Pelita II, III, IV belum kesampaian juga sehubungan kehadiran saya di Tanah Air sangat diperlukan untuk memimpin pembangunan. Setelah menunggu kesempatan lebih kurang 25 tahun, alhamdulillah pada Pelita V ini, saya dan ibu beserta keluarga dapat menunaikan rukun Islam kelima," kata Soeharto.

Tapi kekuasaan Soeharto justru berakhir tragis pada 1998. Gelar dan nama tambahan tak bisa melindunginya dari deru reformasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Urusan gelar haji mengingatkan kita akan episode pergerakan politik kebangsaan dan kekuasaan kolonial sejak awal abad XX. Gelar haji membuat cemas pemerintah kolonial Belanda. Kita tentu ingat tokoh fenomenal H.O.S. Tjokroaminoto, penggerak Sarekat Islam. Penggunaan gelar haji memang memberi pengaruh besar: mengajak umat Islam melakukan gerakan politik dan agama melawan kolonialisme. Gelar haji mengandung pengakuan kesalehan, otoritas politik, dan derajat sosial-budaya. Kita mengerti ada makna dan efek besar dari pencantuman gelar haji saat gerakan politik dan Islam membesar untuk berhadapan dengan pemerintah kolonial.

Ingatan kita juga bergerak ke Solo pada masa 1910-an ketika Misbach memantik perdebatan politik dan agama. Orang-orang mengenali Haji Misbach sebagai penggerak propaganda Islam dan komunis. Dia adalah tokoh penting, pembuat "onar" dan "ketakutan" bagi penguasa kolonial. Gelar haji menjadi representasi pergumulan ideologi: Islam dan komunis. Publik pun menjuluki pemimpin redaksi terbitan Medan Moeslimin itu sebagai "Haji Merah".

Haji Misbach adalah fenomena ganjil akibat pertentangan di ranah politik dan agama. Di Solo, ide dan ulahnya sering merepotkan kekuasaan feodal dan kolonial. Di "zaman bergerak", dia juga bergerak membuat perubahan-perubahan melalui aksi politik dan literasi (Takashi Shiraishi, 1997). Gelar haji mirip oposisi bagi gelar politis raja, bangsawan, dan pejabat kolonial.

Gelar haji pada masa kolonial dan masa Orde Baru tentu berbeda makna dan pengaruhnya bagi kekuasaan. H.O.S. Tjokroaminoto dan Haji Misbach "menggunakan" gelar haji untuk melawan dan meruntuhkan kekuasaan kolonial. Mereka bertaruh ideologi dan kehormatan, berisiko mendapat hukuman penjara atau pembuangan. Bergelar haji justru menguatkan agenda perlawanan atas kekuasaan.

Orde Baru pada episode akhir memunculkan gelar haji sebagai nama tambahan bagi Soeharto saat ia merasa berhasil melaksanakan pembangunan. Tapi Soeharto akhirnya lengser secara tragis. Kita sulit melupakan peristiwa bersejarah 1998, meski kita jarang mengingat makna Haji Muhammad Soeharto. Kita mulai kembali ke sebutan awal: Soeharto. Sekarang, apakah pencantuman gelar haji masih bakal memberi pengaruh besar bagi kekuasaan?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

4 hari lalu

Visa Haji. Foto : Kemenag RI
Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

Visa Haji merupakan visa untuk warga negara Indonesia yang akan pergi menjalankan ibadah haji, selain itu ada beberapa visa lainnya.


23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

4 hari lalu

Jamaah haji mengelilingi Ka'bah, 1 Juli 2022. REUTERS/Mohammed Salem
23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.


Marak Tawaran Haji Tanpa Antre di Medsos, Kemenag: Hanya Visa Haji yang Bisa Digunakan

5 hari lalu

Jamaah haji mengelilingi Ka'bah, 1 Juli 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Marak Tawaran Haji Tanpa Antre di Medsos, Kemenag: Hanya Visa Haji yang Bisa Digunakan

Masyarakat diimbau tidak tergiur dan tertipu oleh tawaran haji dengan visa ummal (pekerja), ziarah (turis), atau lainnya.


Bandara Adi Soemarmo Bakal Terapkan Layanan Fast Track untuk Pemberangkatan Jemaah Haji Tahun Ini

6 hari lalu

Jemaah haji kloter BTH 1 bersiap menaiki bus di Hotel 310 Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Senin 3 Juli 2023. Sebanyak 14 kloter akan diterbangkan ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah pada 4 Juli 2023. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Bandara Adi Soemarmo Bakal Terapkan Layanan Fast Track untuk Pemberangkatan Jemaah Haji Tahun Ini

Bandara Adi Soemarmo Solo menjadi satu dari tiga bandara di Indonesia yang akan menerapkan layanan Fast Track, untuk pemberangkatan jemaah haji.


Arab Saudi Ubah Aturan Masa Berlaku Visa Umrah

9 hari lalu

Ilustrasi haji atau umrah. REUTERS
Arab Saudi Ubah Aturan Masa Berlaku Visa Umrah

Meski sama-sama berlaku tiga bulan, ada perbedaan aturan visa umrah yang lama dengan yang baru.


4 Fakta Bandara Dhoho di Kediri yang Resmi Beroperasi 5 April Lalu

19 hari lalu

Petugas berjalan di kawasan Bandara Internasional Dhoho yang akan segera beroperasi di Kediri, Jawa Timur, Jumat 1 Desember 2023. Bandara Internasional Dhoho Kediri yang memiliki landasan pacu terpanjang se-Indonesia yaitu 3.300 meter tersebut akan segera beroperasi sehingga diharapkan dapat melayani jumlah penerbangan yang banyak untuk mendukung industri pariwisata dan perekonomian nasional. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
4 Fakta Bandara Dhoho di Kediri yang Resmi Beroperasi 5 April Lalu

Bandara Dhoho di Kediri resmi beroperasi pada 5 April 2024. Berikut sederet faktanya.


Penutupan Pelunasan Biaya Haji 2024, Kemenag: Kuota Jemaah Reguler Terpenuhi

19 hari lalu

Jamaah haji mengelilingi Ka'bah, 1 Juli 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Penutupan Pelunasan Biaya Haji 2024, Kemenag: Kuota Jemaah Reguler Terpenuhi

Tahun ini, pemerintah akan memberangkatkan sebanyak 241.000 jemaah haji yang terdiri dari kuota reguler dan jemaah haji khusus.


Jadi Busana Lebaran Populer, Apa Saja Jenis Peci di Dunia?

24 hari lalu

Pierluigi Collina. ANTARA
Jadi Busana Lebaran Populer, Apa Saja Jenis Peci di Dunia?

Saat lebaran, peci, sarung dan baju koko kerap dikenakan saat salat Ied


Polda Metro Jaya Ungkap Penipuan Haji Furoda, Korban Rugi Rp 563 Juta

31 hari lalu

Ilustrasi Ibadah Haji. Getty Images
Polda Metro Jaya Ungkap Penipuan Haji Furoda, Korban Rugi Rp 563 Juta

Dirkrimsus Polda Metro Jaya mengungkap kasus penipuan pemberangkatan Haji Furoda atau haji undangan resmi dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi.


Terbanyak Sepanjang Sejarah, Berapa Kuota Jemaah Haji Indonesia 2024?

31 hari lalu

Jemaah haji kloter BTH 1 menaiki bus di Hotel 310 Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Senin 3 Juli 2023. Sebanyak 14 kloter akan diterbangkan ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah pada 4 Juli 2023. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Terbanyak Sepanjang Sejarah, Berapa Kuota Jemaah Haji Indonesia 2024?

Kuota jemaah haji Indonesia tahun ini adalah yang terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji, yakni 241.000 kuota haji.