Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jagat Marlina, Jagat Fantasi Mouly Surya

Oleh

image-gnews
Adegan dalam film
Adegan dalam film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak."Cinesurya
Iklan

Marlina the Murderer in Four Acts

Sutradara: Mouly Surya

Skenario: Mouly Surya dan Rama Adi

Ide cerita: Garin Nugroho

Pemain: Marsha Timothy, Dea Panendra, Egi Fedly, Yoga Pratama, Rita Matu Mona, Yayu Unru, Anggun Priambodo, Ayez Kassar, Safira Ahmad, Indra Birowo, Ozzol Ramdan, Haydar Salishz, Norman R. Akyuwen

Produksi: Cinesurya, Kaninga Pictures, Shasha & Co Production, Astro Shaw, Hooq Originals, Purin Pictures

Sebuah kepala yang terpisah dari tubuhnya, diikat kain Sumba, dan dijinjing seorang Marlina yang mengendarai seekor kuda. Kepala siapa gerangan itu? “Bukan urusanmu,” demikian selalu jawab Marlina kepada mata heran yang ingin tahu. Tujuan Marlina: ke desa terdekat untuk menyerahkan si kepala dan melaporkan peristiwa yang dialaminya.

Maka berkisahlah sutradara Mouly Surya tentang apa yang dialami seorang janda yang berumah di atas bukit pelosok Sumba. Siang itu, Marlina (Marsha Timothy) dikunjungi seorang bromocorah bernama Markus (Egi Fedly), tua, gondrong, dan bersenjata pedang. Dengan suara berat dan menekan, dia mengatakan datang untuk merampok semua ternak yang dimiliki Marlina dan, bersama enam kawannya yang bakal menyusul, akan menikmati sup ayam masakan Marlina. Setelah itu, mereka akan ramai-ramai menidurinya.

Sepuluh menit pertama yang menegangkan sekaligus absurd ini kemudian membawa kita pada gejolak batin Marlina. Dengan jenazah sang suami di pojok ruangan, yang belum bisa dikuburkannya karena dia masih mengumpulkan biaya, Marlina harus berpikir keras, sigap, dan lekas bagaimana cara melawan tujuh lelaki blegug itu. Apa senjata perlawanan Marlina selain akal, keberanian, dan beberapa butir racun?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Film sepanjang 90 menit berdasarkan ide cerita Garin Nugroho ini dibagi menjadi empat bagian: Robbery (“Perampokan”), The Journey (“Perjalanan”), The Confession (“Pengakuan”), dan The Birth (“Kelahiran”). Dengan scoring music ala mariachi yang meluncur di tengah gurun-gurun dan bukit Sumba, film ini tak bisa tidak memberi rasa dan aroma spaghetti western Sergio Leone yang kelak juga digodok Quentin Tarantino di abad ke-21: pembagian bab, kekerasan sebagai pembalasan, elemen humor dan musik yang paham kapan harus halus mengalun dan kapan pantas menggelegar, serta tokoh-tokoh perempuan yang menolak jadi korban.

Tapi Mouly Surya tentu saja mengalihkan segalanya menjadi sesuatu “yang Indonesia”, meski jagat yang diciptakan ini adalah sebuah fantasi, katakanlah rape revenge fantasy, segala pembalasan yang berkecamuk di kepala perempuan yang diperkosa. Film ini telah memberikan sebuah misi dari seorang perempuan sejak awal: keadilan, meski keadilan yang dituntutnya akan membuat sebagian penonton (lelaki) menjadi tak nyaman atau mungkin saja sinis.

Film Mouly selalu menampilkan perempuan sebagai protagonis. Dalam kedua film sebelumnya (Fiksi dan What They Don’t Talk About When They Talk About Love), Mouly menampilkan para perempuan muda yang menuju kedewasaan. Dalam film Marlina, kita melihat seorang perempuan dewasa yang kehilangan suami dan anak serta segala perlindungan. Dia harus berdiri sendiri, mengayunkan golok, untuk kemudian hanya bisa “mengadu” kepada jenazah sang suami tanpa kata-kata.

Tak aneh jika Marlina menjadi film Indonesia pertama yang berhasil menembus seleksi Quinzaine des Réalisateurs atau Directors’ Fortnight, yang mengorbitkan nama-nama seperti Werner Herzog, Jim Jarmusch, Spike Lee, dan Sofia Coppola, di Festival Film Cannes tahun ini. Tak kurang, menurut perbandingan oleh media-media asing, scoring music film ini mengikuti jejak Ennio Morricone serta humor hitamnya terasa seperti film-film Jim Jarmusch, dan Marlina menjadi salah satu yang disukai para kritikus Festival Film Cannes.
Mouly Surya dan pemain Marlina di Festival Cannes
Tapi akan tak mengherankan pula jika (sebagian) penonton lelaki merasa tak nyaman menyaksikan Marlina karena semua lelaki dalam film ini super-sontoloyo: perampok, pemerkosa; dari suami tokoh hingga polisi tak ada yang beres otaknya. Di dalam jagat yang diciptakan Mouly Surya dan Rama Adi, para lelaki mengalami korsleting dalam tubuhnya, begitu parahnya hingga istri hamil 10 bulan saja akibat selingkuh.

Sekali lagi: ini film revenge fantasy, fantasi pembalasan yang dimulai dari akibat dalam hidup nyata. Jika seorang Marlina yang melapor ke polisi tentang perampokan dan pemerkosaan terhadapnya ditanggapi sang polisi yang mengetik begitu lamban dengan menjawab bahwa pemeriksaan visum itu “mahal dan alatnya mesti pesan dulu, sebulan lamanya…”, tamatlah sudah harapan perempuan untuk menjadi manusia sabar. Fantasi pembalasan adalah jawaban yang lezat dan tak melanggar pidana.

Untuk itu, bagi para penonton lelaki yang tak nyaman, disarankan menggosok daki kotor “misogini” sekeras-kerasnya dari pori-porinya, agar bisa memahami penuh empati mengapa film seperti ini harus lahir dan harus dirayakan.

Ada beberapa hal teknis kecil yang mengganggu, seperti: dari mana datangnya peti yang ditenteng Marlina? Kenapa dari jinjingan kain bisa berubah menjadi peti kayu? Lalu mengapa pada babak akhir Marlina yang tangguh dan perkasa itu menjadi lemah dan tidak taktis seperti pada babak-babak awal?

Tapi, untuk saya, cacat kecil itu tetap tidak mengganggu premis besar film ini. Dengan sinematografi yang luar biasa dan para pemain yang nyaris tanpa cacat--Marsha Timothy tampil meyakinkan: seorang janda bernasib tragis yang lahir kembali sebagai perempuan yang kuat--film ini telah memperkaya jagat feminisme Indonesia.

Leila S. Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Film Supergirl: Woman of Tomorrow Diadaptasi dari Komik

8 menit lalu

Supergirl: Woman of Tomorrow. Youtube
Film Supergirl: Woman of Tomorrow Diadaptasi dari Komik

Supergirl: Woman of Tomorrow akan tayang pada 26 Juni 2026. Film ini dibintangi oleh Milly Alcock sebagai Girl of Steel


5 Game yang Diadaptasi Menjadi Film, Apa Saja?

1 hari lalu

Sonic the Hedgehog 2 (Instagram/@sonicmovie)
5 Game yang Diadaptasi Menjadi Film, Apa Saja?

Banyak film yang diadaptasi dari game telah memberikan pengalaman menghibur bagi penonton


Dahyun TWICE Segera Debut Jadi Aktris Sudah Terima Tawaran Film Lain

2 hari lalu

Dahyun TWICE. Instagram.com/@dahhyunnee
Dahyun TWICE Segera Debut Jadi Aktris Sudah Terima Tawaran Film Lain

Dahyun TWICE yang akan segera debut sebagai aktris sudah menerima tawaran film lain yang diremake dari film Taiwan


Perbedaan Lord of the Rings yang akan Tayang 2026 dan Trilogi Sebelumnya

4 hari lalu

The Lord of the Rings: Gollum. Epicgames
Perbedaan Lord of the Rings yang akan Tayang 2026 dan Trilogi Sebelumnya

Warner Bros akan merilis film terbaru dari waralaba Lord of the Rings berjudul Lord of the Rings: The Hunt for Gollum pada 2026


Serba-serbi Wonderland yang akan Tayang 5 Juni 2024

5 hari lalu

Bae Suzy dan Park Bo Gum dalam film Wonderland. Foto: Instagram/@acemaker.movie
Serba-serbi Wonderland yang akan Tayang 5 Juni 2024

Setelah pertama kali diumumkan pada 2020, jadwal tayang film Wonderland garapan sutradara Kim Tae Yon akhirnya rilis


Dibintangi Chris Evans, Film Sacrifice Mulai Proses Syuting September 2024

6 hari lalu

Chris Evans menghadiri pemutaran perdana The Gray Man, Rabu 13 Juli 2022. Dok. Netflix.
Dibintangi Chris Evans, Film Sacrifice Mulai Proses Syuting September 2024

Film Sacrifice dibintangi Chris Evans, Anya Taylor-Joy, Salma Hayek Pinault, dan Brendan Fraser


Nonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare, Ini Komentar Komunitas Reenactor Indonesia

6 hari lalu

Anggota komunitas edukatif Indonesian Reenactors (IDR) ketika menghadiri acara penayangan perdana film The Ministry of Ungentlemanly Warfare yang diadakan di XXI Plaza Indonesia, 8 Mei 2024. Keenamnya mengenakan kostum yang mereplika seragam lengkap tentara militer Inggris dan Nazi pada Perang Dunia II. TEMPO/Hanin Marwah Nurkhoirani
Nonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare, Ini Komentar Komunitas Reenactor Indonesia

Screening film The Ministry of Ungentlemanly Warfare dihadiri oleh komunitas Indonesian Reenactors (IDR) yang berseragam ala tentara Inggris dan Nazi.


Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

10 hari lalu

Film horor akan tayang di bioskop pada 8 Mei 2024. Film ini merupakan adaptasi dari film Prancis berjudul Possession. Ini sinopsis film Possesion. Foto: Cinema 21
Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

Film horor akan tayang di bioskop pada 8 Mei 2024. Film ini merupakan adaptasi dari film Prancis berjudul Possession. Ini sinopsis film Possesion.


Nasib 2 Film Mendiang Lee Sun Kyun yang Belum Dirilis, Distributor Angkat Bicara

10 hari lalu

Lee Sun Kyun ditemukan tewas di dalam mobil yang diparkir di sebuah jalan di Taman Waryong di distrik Jongno, Seoul pada Rabu, 27 Desember 2023. Ia diduga tewas bunuh diri di samping briket arang di dalam mobilnya. REUTERS
Nasib 2 Film Mendiang Lee Sun Kyun yang Belum Dirilis, Distributor Angkat Bicara

Distributor film Korea Selatan menghadapi dilema atas karya-karya mendiang Lee Sun Kyun yang sampai saat ini belum dirilis.


5 FIlm Buatan Mouly Surya, Terbaru Ada Trigger Warning

10 hari lalu

Sutradara Mouly Surya memegang Piala Citra sembari mengucapkan rasa terima kasih saat menerima penghargaan kategori Sutradara Terbaik pada Malam Anugerah Piala Citra FFI 2018, di Gedung Teater Besar, TIM, Jakarta, Ahad, 9 Desember 2018.  Mouly Surya memperoleh penghargaan tersebut lewat film
5 FIlm Buatan Mouly Surya, Terbaru Ada Trigger Warning

Mouly Surya adalah seorang sineas Indonesia yang mulai mendunia.