Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Radio

Oleh

image-gnews
Iklan

di hari lahir RRI, 11 September

Saya termasuk generasi yang beruntung: di masa kecil, hampir tiap hari dididik Radio Republik Indonesia. Maksud saya, hampir tiap hari di tahun 1950-an. Tak ada stasiun radio lain waktu itu, tak ada yang tergantung iklan, tak ada komersialisasi program.

Juga tak ada ketakutan politik dan kecemasan kepada "yang-luar", "yang-lain".

Hari-hari cemas sudah masa lalu, masa ketika tiap senja Bapak, dengan mata tertutup, duduk di dekat kotak Philips model tahun 1930-an, mendengarkan berita dan komentar tentang ancaman militer Belanda, perbenturan politik di Yogya, ketegangan di Tiongkok-hal ihwal yang kami, anak-anaknya, hanya mengerti dari patahan-patahan kalimat atau dari sedikit penjelasan Ibu.

Pertengahan kedua tahun 1940-an itu disusul tahun 1950-an. Yang muram dari siaran radio makin terasa jauh dari udara, seperti senjakala yang tersisih.

Di siang hari Minggu yang lega, kami akan mendengarkan Ketoprak Mataram dari RRI Yogya yang dipimpin Cokrojiyo. Di malam hari "Pilihan Pendengar", yang terkadang memperdengarkan Patti Page menyanyikan Allegheny Moon atau Bing Slamet dengan Hanya Semalam atau Orkes Melayu Sinar Medan memainkan lagu India (awal dangdut, agaknya), Awarahum.

Dari RRI Jakarta kami menyimak Orkes Hawaiian Putri Maluku-salah satu faktor yang mendorong seorang kakak saya membuat sendiri sebuah gitar listrik dan kami bersama memainkan lagu Waktu Hujan Sore-sore dengan gitar dan ukulele; di saat itu, Ambon dan Saparua begitu dekat.

Musik dan radio memang mengaitkan banyak hal, tanpa desain, menjadi kebahagiaan-kebahagiaan bersahaja. Bagi banyak orang, tak ada yang aneh mendengarkan berita daerah RRI Yogya didahului karya Dvorak, Humoresque, dan Orkes Radio Jakarta, dipimpin Henk te Strake, membawakan konser viola Paganini. Awal tahun 1950-an, ketika Indonesia memasuki dunia dengan percaya diri-tak lama setelah diterima sebagai anggota baru PBB-belum ada teriakan sengit "ayo, kebudayaan nasional!". Syaiful Bahri yang memimpin Orkes Studio Jakarta membuat terkenal ciptaannya Semalam di Malaya, yang mengenang kawan lama, teman "berjuang". Pada periode yang sama, penulis lagu Sudharnoto menciptakan sebuah ode yang lembut mengenang seorang gadis yang bertempur mempertahankan Republik di "tapal batas Bekasi".

Ya, saya merasa beruntung pernah dididik RRI di sebuah masa ketika ada kebebasan justru di radio yang dibawahkan Kementerian Penerangan. Dari kebebasan itu lahir keanekaragaman yang meriah dan ke-Indonesia-an yang tak heboh. Eksperimen dilakukan tanpa beban: sekelompok musikus Minangkabau membentuk Orkes Gumarang yang membawakan lagu-lagu daerah dengan warna musik Spanyol-begitu memikat hingga Lah Laruik Sanjo jadi favorit di seluruh Indonesia. Di jam-jam lain, Jack Lemmers, musikus kelahiran Banyuwangi, bersama Nien, Ratna, dan Bing Slamet, membawakan musik Indonesia yang jazzy dalam trio.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Radio melekatkan ingatan paling panjang melalui telinga. Saya terkadang ingin ada seseorang yang mau membuat film tentang dunia audio ini-fragmen sejarah politik dan kebudayaan Indonesia yang dimulai dengan nostalgia. Saya ingin ada seorang sineas Indonesia seperti Woody Allen membuat Radio Days: fragmen-fragmen yang jujur, lucu, sedikit melankolis-kenangan seorang anak tentang kehidupan keluarganya, Yahudi kelas bawah (ayahnya sopir taksi tapi malu mengakui itu) di Rockaway Beach, antara akhir 1930-an dan awal 1940-an.

Bagi Joe, si anak, itu adalah "hari-hari radio"-sebelum televisi.

Dengan asyik ia mendengarkan sandiwara The Masked Avenger, membayangkan seorang hero yang gagah dari suaranya, meskipun di belakang mikrofon si aktor sebenarnya pendek dan botak. Berita-berita tentang Perang Dunia II silih berganti, juga bagi Sally yang bertanya, "Pearl Harbor itu siapa?"

Radio sanggup meyakinkan, dan bisa menampik pemeo "seeing is believing". Tante Ceil, misalnya, memuja seorang ventriloquist; ketika ditanya bagaimana dipastikan si aktor benar-benar berbicara dengan suara di perut jika ia cuma didengar di radio, si Tante menjawab: "Jangan ngganggu, ah!"

Sebuah keluarga. Sebuah kehidupan yang tak gilang-gemilang, tapi hangat. Sebuah radio. Ada perang nun jauh di Pasifik, tapi di rumah orang tua Joe, satu-satunya gangguan datang dari Rabi Baumel. Bagi rabi ini, radio, jika didengarkan terus-menerus, akan "menanamkan nilai-nilai buruk, mimpi, palsu, kebiasaan bermalas-malas". Ketika Joe menyahutnya dengan kalimat yang mungkin ia hafalkan dari sandiwara The Lone Ranger, rabi gendut itu memukulnya.

The medium is the Massage, kata Marshall McLuhan, tahun 1962. Radio memijiti hidup kita, menyentuh indra kita, membuat kita peka kepada nada, ritme, peristiwa.

Setidaknya itulah yang diberikan RRI kepada saya, generasi saya, di sebuah dasawarsa yang dilupakan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

2 menit lalu

Ilustrasi  smelter nikel. REUTERS
Prabowo Diminta Evaluasi Penghiliran Nikel

Presiden terpilih Prabowo Subianto didesak untuk melakukan evaluasi program penghiliran nikel.


Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

6 menit lalu

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO
Survei Elektabilitas Ahok Kedua Teratas di Jakarta, PDIP: Semua Masih Dinamis

Ahok memang menjadi salah satu nama calon potensial yang saat ini dimiliki PDIP.


Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

6 menit lalu

Pak Kasur. kesekolah.com
Mengenang Pak Kasur: Tokoh Pendidikan Pernah Jadi Anggota Badan Sensor Film

Pak Kasur menjadi salah seorang tokoh pendidikan di negeri ini. Ini perjalanan hidupnya, dan khususnya dedikasinya pada pendidikan anak-anak.


Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

10 menit lalu

Ilustrasi kapal tenggelam. AFP/Pedro Pardo
Kapal Penumpang di Anambas Tenggelam, Tiga 3 Orang Meninggal

Kapal penumpang KM Samarinda rute Tarempa - Matak, Kabupaten Anambas, tenggelam, Jumat 26 Juli 2024. Setidaknya tiga orang meninggal.


Semifinal Piala AFF U-19 2024 Australia vs Thailand Sabtu Sore 27 Juli: Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

14 menit lalu

Pelatih Timnas Australia U-19, Trevor Morgan (kiri) dan Pelatih Timnas Thailand U-19, Emerson Pereira da Silva (kanan) saat konferensi pers menjelang laga semifinal Piala AFF U-19 2024, di Hotel Wyndham Surabaya, 26 Juli 2024. Foto: TEMPO/Hanaa Septiana
Semifinal Piala AFF U-19 2024 Australia vs Thailand Sabtu Sore 27 Juli: Simak Komentar Pelatih Kedua Tim

Laga Timnas Australia vs Thailand akan hadir pada babak semifinal Piala AFF U-19 2024, Sabtu sore. Simak komentar kedua pelatih jelang laga.


5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

28 menit lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
5 Fakta Dugaan Sabotase Kereta Cepat Sebelum Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Sabotase kereta cepat disebut-sebut sebagai upaya terencana beberapa jam menjelang upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024.


Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

32 menit lalu

Joan Mir pembalap MotoGP di Repsol Honda. (Foto: Repsol Honda)
Berita MotoGP: Joan Mir Perpanjang Kontrak di Repsol Honda hingga 2026

Pembalap MotoGP Joan Mir memperpanjang kontraknya dengan tim pabrikan Honda Racing Corporation (HRC/Repsol Honda) selama dua musim.


Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

34 menit lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Indikator Keberhasilan Pilkada 2024: Partisipasi Generasi Muda sampai Semua Pihak Patuhi Aturan

Beberapa indikator Pilkada 2024 berhasil, antara lain partisipasi generasi muda sebagai pemilih terbesar dan mematuhi aturan oleh semua pihak terlibat


Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

38 menit lalu

Stand Up Comedian Arie Kriting dengan gaya khas orang Timur tampil menghibur penonton di ajang Tujuh Hari Untuk Kemenangan Rakyat di Teater Salihara, Jakarta,  19 Juli 2014. TEMPO/Nurdiansah
Komika Arie Kriting Besut Film Kaka Boss, Berikut Film Lain yang Dibintanginya Termasuk Agak Laen

Arie Kriting menjadi sutradara film Kaka Boss. Sebelumnya, ia telah bermain dalam beberapa film termasuk Agak Laen.


Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

39 menit lalu

Olivia Rodrigo/Foto: Instagram/Olivia Rodrigo
Olivia Rodrigo Tegaskan Dukungan untuk Kamala Harris atas Isu Hak Reproduksi

Olivia Rodrigo menunjukkan dukungannya kepada Kamala Harris dengan mengunggah ulang video yang mengkritik kebijakan Donald Trump tentang aborsi.