Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Afghanistan Masih Akan Membara

image-profil

Pengamat Pertahanan dan Geopolitik

image-gnews
Para militan Taliban Afghanistan berjaga-jaga di Kabul, ibu kota Afghanistan, 16 Agustus 2021. Taliban mengharapkan negara-negara tetangga untuk mengembalikan pesawat yang telah mendarat di wilayah mereka Xinhua/Str
Para militan Taliban Afghanistan berjaga-jaga di Kabul, ibu kota Afghanistan, 16 Agustus 2021. Taliban mengharapkan negara-negara tetangga untuk mengembalikan pesawat yang telah mendarat di wilayah mereka Xinhua/Str
Iklan

Sudah banyak para ahli membahas terkait masa depan Afghanistan pasca dikuasai kembali oleh Taliban. Namun bagaimana sebenarnya Afghanistan ke depan masih merupakan hal yang menarik untuk terus dibahas. Akankah Afghanistan akan terus membara? Dari semula sebenarnya cukup mudah dibaca strategi besar Taliban. Pertama, mereka memrioritaskan penguasaan daerah pedesaan. Data yang saya terima sebelum Taliban memasuki Kabul, setidaknya sudah 85% wilayah pedesaan dikuasai oleh Taliban. Kedua, kemudian Taliban akan berjuang mengontrol pos-pos pemeriksaan perbatasan utama, seperti dengan Tajikistan, Turkmenistan, Iran dan Spin Boldak dan Balochistan di Pakistan.

Semua langkah tersebut adalah tentang pengepungan (encirclement), yang secara metodis mengambil alih ibu kota-ibu kota provinsi secara bertahap. Babak terakhirnya adalah pertempuran puncak untuk menguasai Kabul, ibukota negara. Langkah tersebut, tanpa berpretensi menyamakan, memang persis seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Salahudin atas Jerusalem atau Sultan Mehmed II atas Konstatinople, yakni encirclement.

Pada awalnya saya menduga isi kepala para pimpinan Taliban, bahwa mereka akan berusaha menjadualkan “the last battle” pada awal September 2021, dan melakukan “perayaan kemenangan” pas di tanggal 20 tahun peristiwa 9/11. Dengan begitu, Amerika Serikat tentu akan tersakiti sekali. Tapi belakangan terlihat bahwa Taliban ternyata bergerak lebih cepat di satu sisi dan memang tidak ingin mencari perkara dengan Amerika di sisi lain. Dengan kata lain, Taliban memang tak memilih tanggal 11 September itu sebagai aksi simbolik untuk melukai Amerika.

Sementara itu, dan tak lama setelah penaklukan Naranj dua minggu lalu, pembicaraan kelompok Troika soal Afghanistan digelar di Doha, antara Amerika Serikat, Rusia, China, dan Pakistan. Kurang lebih seminggu sebelumnya, pemimpin Taliban berbicara dengan China di Shanghai dan sebulan sebelumnya dengan Rusia di Moskow, yang membuat posisi Rusia dan China semakin kokoh dibanding Amerika.

Antara Rusia dan China, ada Road and Belt Initiative (BRI) dan Eurosia Economic Corridor (EEC) yang terkait dengan wilayah Afghanistan. BRI dan EEC bertemu muka di dalam Shanghai Corporation Organisation (SCO), yang menjadi wadah antara China dan Rusia untuk membicarakan masalah Afghanistan dan Eurosia, terserah siapapun penguasa Afghanistan nantinya.

BRI memerlukan Afghanistan untuk merealisasikan Big Project Silk Road-nya menuju Tehran, lalu ke Turki, dan ke Eropa, yang akan disambungkan dengan proyek China-Pakistan Economic Corridor (CPEC). EEC (Rusia) memerlukan stabilitas dan kepastian karena anggotanya berbatasan langsung dengan Afghanistan seperti Tajikistan dan Turkmenistan. Dan selain urusan proyek, China dan Rusia berkepentingan dengan Taliban terkait pemberantasan sempalan teroris seperti East Turkestan Islamic Movement (ETIM) dan IS Khorasan.

Di sisi lain, ada Pakistan, patron lama Taliban, yang dibatasi oleh Afghanistan menuju India, musuh bebuyutan Pakistan. Pakistan memerlukan Taliban untuk berhadapan dengan India di Khasmir. India pun sama, menjadi musuh potensial China sedari dulu. India sudah lama berkeberatan dengan Proyek BRI China yang melalui Khasmir. India sampai saat ini masih mendukung pemerintahan Ghani alias anti Taliban karena menyadari bahwa Taliban adalah Aset Intelijen Pakistan (ISI)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi, awalnya China dan Rusia mendua, tidak menolak pemerintahan Ghani dan tidak terang-terangan menyatakan dukungan pada Taliban. Sementara Pakistan hampir pasti Pro Taliban. Ada juga pemain baru, Turki yang tak mau ketinggalan. Sebagai sekutu Amerika di NATO, Turki dititipi penjagaan bandara Kabul sebelum Taliban memasuki Kabul, yang berarti juga pro Kabul.

Jadi kalkulasi sederhananya di awal, ada Amerika, India, dan Turki di sisi Ghani, lalu ada China dan Rusia yang satu kakinya di Taliban. Bahkan, bisa jadi awalnya kaki China 2/3 ada di Taliban, sebagai bentuk dukungan politik kepada sekondannya, Pakistan, yang makin mesra sejak proyek BRI China-Pakistan Coridor bernilai miliaran dollar disepakati. Relasi yang komplek ini akan mengerucut ke dalam regional great game ke depannya, setelah Amerika Serikat keluar total dari Afghanistan.

Afghanistan, sebagaimana dikenal dengan istilah tenarnya, adalah Graveyard of Empires, kuburan imperium-imperium. Negara ini mengusir imperium British Raya di abad 19, menendang Uni Soviet di tahun 1989, lalu ambruk di 1991. Pun di abad 21, Afghanistan baru saja mempermalukan Amerika Serikat yang terjebak selama 20 tahun tak jelas juntrungannya dengan biaya lebih dari 2 triliun dollar.

Meski Taliban sudah menguasai Kabul, Afghanistan nampaknya akan kembali bersiap-siap menjadi lahan segitiga great game penguasa regional, India vs Pakistan, India vs China, Iran dan Turki vs Taliban, Rusia menonton cantik di perbatasan, dengan senjata lengkap di gudang perbatasan, untuk siapapun yang membutuhkan tambahan suplai persenjataan.

Karena nantinya, yang berperang tentu hanya Taliban dan musuh lamanya yang berada di belakang pemerintahan Ghani, yakni kekuatan Nothern Alliance bentukan Almarhum The Lion of Panshir, Ahmad Shah Massoud. Kedua kubu akan diperlengkapi oleh backing-nya masing-masing. Bukan isapan jempol semata. Terbukti Amirullah Saleh, wakil presiden Ashraf Ghani sekaligus mantan orang kepercayaan almarhum Ahmad Shah Massoud, sudah menyatakan perang kepada Taliban. Sehari kemudian, Ahmad Massoud yunior, alumni master “war studies” King College Inggris yang belum pernah berperang, juga menyatakan keikutsertaanya di dalam perlawanan anti Taliban.

De Javu. Inilah situasi setelah tahun 1996 Taliban berkuasa. Nothern Alliance Afghanistan bukan kekuatan sembarangan juga. Selama Almarhum Ahmad Massoud minggir ke Dushanbe, Tajikistan tahun 1996-2001, Massoud tetap menjaga jaringannya dengan Iran, India, pun CIA dan M16. Jaringan ini sampai saat ini masih dipegang oleh Amrullah Saleh, orang kepercayaan Almarhum The Lion of Panshir. Dan perlu dicatat, bukan Amerika Serikat yang berperang mengusir Taliban dan Al Qaeda di tahun 2001, tapi Nothern Alliance Afghanistan. Amerika hanya memberikan dukungan intelijen dan perlindungan udara. Setelah Taliban minggir, barulah Amerika benar-benar masuk. Pendeknya, Afghanistan masih akan membara ke depannya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.