Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keanekaragaman Hayati, Ketahanan Pangan, dan Deforestasi

image-profil

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI

image-gnews
Yang Super dari Sorgum
Yang Super dari Sorgum
Iklan

Beberapa tahun yang lalu saya berkunjung ke sebuah desa di pulau Solor. Perjalanan memakan waktu kurang lebih satu jam dengan perahu motor dari Larantuka, dan dilanjutkan dengan perjalanan darat menggunakan ojek. Setiba di desa tujuan, kepala desa langsung menyampaikan tantangan yang dihadapinya bersama masyarakat, yaitu alam yang kering dan gersang, tanah yang berbatu, hujan yang jarang turun, dan cuaca yang panas. Namun, di sisi lain, Pulau Solor memiliki keindahan alam yang luar biasa. Pulau Solor dikelilingi oleh laut dan pantai yang indah, serta memiliki padang rumput sabana yang eksotik.

Tanpa bermaksud meremehkan keluhan dan tantangan yang dihadapi warga desa. Timbul pertanyaan, dengan iklim dan bentang alam yang menantang, apa yang melatarbelakangi nenek moyang masyarakat Solor bertahan ratusan bahkan sampai ribuan tahun. Apakah ada kearifan lokal leluhur untuk kita ketahui untuk dirangkul kembali? Misalnya, ternyata dulu terdapat sorgum sebagai sumber pangan pokok masyarakat di sana yang tumbuh baik di iklim kering.

Dalam beberapa tahun terakhir, Yayasan KEHATI bersama mitra lokal, seperti Yaspensel dan jaringan gereja Katolik melaksanakan program revitalisasi sorgum di Flores dan sekitarnya. Kearifan lokal yang telah lama ditinggalkan masyarakat telah diperkenalkan kembali. Sekarang, ribuan hektar ladang sorgum telah tumbuh di berbagai penjuru Flores dan beberapa pulau sekitar, seperti Adonara, Lembata, dan Solor. Masyarakat telah kembali berlomba-lomba menanam dan mengolah sorgum. 

Program budi daya sorgum mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Selain jaringan gereja, program ini mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten, dan Kementerian Pertanian. Benih-benih sorgum ditelusuri dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas. Mesin dan alat bantu disebarluaskan untuk pengolahan pasca panen.

Berbagai inisiatif terus dilakukan agar sorgum menjadi bagian penting dari konsumsi pangan masyarakat. Pengolahan sorgum menjadi berbagai variasi produk konsumsi juga terus dieksplorasi. Penyediaan produk olahan sorgum di sekolah-sekolah dan puskesmas misalnya, menjadi bagian strategi untuk mengenalkan sorgum sebagai sumber pangan sedini mungkin pada generasi mendatang, selain untuk meningkatkan asupan gizi tentunya.

Perjalanan masih panjang.  Namun, setidaknya program ini telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi ketahanan pangan masyarakat setempat, dan mulai berperan pada peningkatan pendapatan petani. Program revitalisasi sorgum yang dilaksanakan di Flores, merupakan peran KEHATI dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Inisiatif ini juga sejalan dengan misi KEHATI untuk mengarusutamakan pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara adil dan berkelanjutan.  

Keragaman adalah sebuah keniscayaan (naturally given). Eksistensi umat manusia ditopang oleh keseimbangan alam yang berbasis pada keanekaragaman hayati. Namun, keragaman sering terpinggirkan oleh keseragaman, karena keseragaman seringkali memberikan ilusi akan kemudahan-kemudahan.

Oleh karena itu, memahami dan mengapresiasi keberadaan dan nilai keanekaragaman hayati  merupakan hal yang sangat kritikal. Seringkali menggali dan merangkul kearifan lokal menjadi pembuka jalan untuk memahami dan mengapresiasi keanekaragaman hayati tersebut, termasuk dalam membangun ketahanan pangan.

Pola konsumsi pangan pokok Indonesia di masa lalu penuh keragaman, yang berbasis pada kekayaan keanekaragaman hayati lokal, seperti beras, sagu, jagung, sorgum, ubi, dan lain lain. Namun, keragaman ini telah bertransformasi menjadi keseragaman, yaitu beras. Ketergantungan pada satu sumber pangan secara otomatis akan menimbulkan risiko konsentrasi, dan membuat kita tersandera. Tidak heran kita terbiasa ricuh dan gaduh karena beras.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam dua dekade terakhir, kita menyadari akan ketergantungan yang berlebihan pada beras. Konsumsi beras sudah tidak meningkat lagi bahkan cenderung turun, walau hanya secara marjinal. Laporan BPS tahun 2018 menyatakan konsumsi beras per kapita Indonesia pada tahun 2017 turun menjadi 111.6 kilogram, turun dibanding tahun-tahun sebelumnya yang berkisar di angka 114 kilogram.  Sayangnya konsumsi sumber pangan lokal lainnya, seperti sagu, ubi, jagung, dan lain-lain juga terus menurun. Lalu, sumber pangan apa yang meningkat? Jawabannya adalah gandum. 

Konsumsi gandum tumbuh dengan pesat. Mie dan roti, misalnya telah menjadi makanan pokok keseharian bangsa Indonesia. Mengutip laporan BPS pada tahun yang sama, total impor gandum Indonesia pada tahun 2017 mencapai 11.4 juta ton, atau naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2010 yang baru 4.8 ton.  Sebagai perbandingan, konsumsi beras Indonesia pada tahun 2017 adalah sekitar 29.1 ton. 

Permasalahannya, gandum sepenuhnya diimpor dan kita tidak memiliki kendali yang banyak terkait ketersediaan dan stabilitas pasokan maupun harganya. Selain itu, karena skala impor yang semakin menggelembung, gandum juga menjadi salah satu kontributor besar pada defisit neraca perdagangan Indonesia.

Sejauh ini, mendorong ketahanan pangan dengan mendiversifikasi sumber pangan yang berbasis keanekaragaman hayati lokal belum menunjukkan kemajuan berarti. Di saat ingin lepas dari ketergantungan dengan beras, kita berisiko tersandera pada sumber pangan impor, yaitu gandum.

Menyeragamkan sumber pangan membuat kita tidak hanya abai terhadap kekayaan keanekaragaman hayati sebagai potensi sumber pangan, tetapi juga lalai dalam memanfaatkan kekayaan keragaman bentang alam Indonesia. Hal ini dapat mendorong terjadinya pengalihan fungsi lahan atau deforestasi, yang sebetulnya mungkin tidak perlu.

Ekosistem kering di Flores Timur dan pulau-pulau sekitarnya bukanlah bentang alam yang tidak bernilai dan sia-sia, hanya karena tidak produktif untuk ditanami padi. Masyarakat di sana dapat berbudi daya sorgum dan tidak harus menunggu pasokan beras dari daerah lain.  Lahan-lahan baru tidak perlu dibuka untuk pesawahan di Sumatra atau Kalimantan,  untuk memenuhi kebutuhan pangan di Flores.

Bentang alam Flores, Solor, Lembata, Adonara, adalah bagian dari kekayaan bentang alam Indonesia,  yang penuh ragam namun memiliki karakteristik dan nilainya sendiri. Keanekaragaman hayati, termasuk keanekaragaman ekosistem, adalah kekayaan bangsa kita, dan seharusnya menjadi modal, termasuk dalam pengembangan ketahanan pangan. Dan jika dimanfaatkan secara optimal, dapat berkontribusi dalam mencegah alih fungsi lahan atau deforestasi.

Mengapresiasi dan mensyukuri keanekaragaman hayati indonesia tidak hanya tentang keberagaman spesies flora dan fauna, tetapi juga mengenai keanekaragaman ekosistem Indonesia, yang merangkai mozaik indah bentang alam nusantara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nonton Timnas vs Bahrain, Jokowi: Gondok Banget

20 jam lalu

Wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin laga Bahrain vs Indonesia. Tangkapan Layar
Nonton Timnas vs Bahrain, Jokowi: Gondok Banget

Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekesalannya menyaksikan laga sepakbola Timnas Indonesia melawan Bahrain semalam.


Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

3 hari lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival di kawasan Tugu Yogyakarta Senin petang 7 Oktober 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

Pencopetan dilakukan dengan merobek tas milik korban saat mereka asyik dan fokus menonton Wayang Jogja Night Carnival


Gaet Wisatawan, Pemkab Bantul Siapkan Ragam Acara di Pantai Selatan sampai Akhir 2024

4 hari lalu

Perhelatan event International Kitesurfing Exhibition 2023 di Laguna Pantai Depok Parangtritis Yogyakarta, Sabtu (26/8). Dok.istimewa.
Gaet Wisatawan, Pemkab Bantul Siapkan Ragam Acara di Pantai Selatan sampai Akhir 2024

Pertunjukan seni tari Sendratari Sang Ratu pada Desember di kawasan Pantai Parangtritis


7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

6 hari lalu

Wisatawan berfoto di depan Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Istana Buckingham memiliki 775 ruangan termasuk 52 kamar tidur anggota kerajaan dan tamu, serta 188 kamar tidur untuk para pekerja. Rob Stothard/Getty Images
7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

Tempat yang terlalu ramai dan objek wisata yang tiketnya harus dibeli berbulan-bulan sebelumnya adalah dua hal yang perlu diketahui sebelum ke Inggris


Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

8 hari lalu

Ilustrasi koper. Freepik.com
Barang Ini Sebaiknya Tidak Dimasukkan ke Koper saat Naik Pesawat, Bisa Bocor di Ketinggian

Penurunan tekanan atmosfer di ketinggian dapat menyebabkan botol dan kaleng bertekanan bocor dan mengotori isi koper.


HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Ini Sederet Event Selain Wayang Jogja Night Carnival

10 hari lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival pada 2022. (Dok. Istimewa)
HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Ini Sederet Event Selain Wayang Jogja Night Carnival

Event HUT Kota Yogyakarta telah dipersiapkan mulai Oktober hingga Desember 2024 di berbagai titik.


Akhir Pekan di Yogyakarta, IShowSpeed Coba Naik Andong di Malioboro hingga Laku Masangin

18 hari lalu

IShowSpeed mencoba berjalan di antara dua pohon beringin di Yogyakarta. Tangkapan layar Youtube
Akhir Pekan di Yogyakarta, IShowSpeed Coba Naik Andong di Malioboro hingga Laku Masangin

IShowSpeed memulai pengalaman menaiki andong di seputaran Malioboro dan berhenti di Pasar Beringharjo.


Pertimbangan DPRD Usulkan Tiga Calon Penjabat Gubernur Jakarta tanpa Heru Budi

28 hari lalu

DPRD DKI Jakarta mengadakan rapat pimpinan pengusulan nama Penjabat Gubernur (PJ Gubernur), menggantikan Heru Budi Hartono, Jumat, 13 September 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Pertimbangan DPRD Usulkan Tiga Calon Penjabat Gubernur Jakarta tanpa Heru Budi

DPRD mempertimbangkan pilkada sehingga mengusulkan tiga calon penjabat gubernur Jakarta tanpa Heru Budi.


Ha Long Bay Vietnam Kembali Buka untuk Wisatawan setelah Dilanda Topan Yagi

28 hari lalu

Ha Long Bay Vietnam (Pixabay)
Ha Long Bay Vietnam Kembali Buka untuk Wisatawan setelah Dilanda Topan Yagi

Aktivitas pariwisata berangsur-angsur normal di Ha Long Bay Vietnam. Penduduk setempat dan petugas fungsional telah membersihkan area tersebut.


Tren Airport Tray Aesthetic, Pelancong Unggah Foto Estetik Barang Pribadi di Nampan Bandara

29 hari lalu

Airport Tray Aesthetic (Instagram/@vickirutwind)
Tren Airport Tray Aesthetic, Pelancong Unggah Foto Estetik Barang Pribadi di Nampan Bandara

Tren Airport Tray Aesthetic memperlihatkan nampan bandara berisi barang-barang pribadi yang ditata rapi di nampan berwarna abu-abu.