Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Politik Lingkungan Calon Presiden

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Iklan

SANGAT disayangkan calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto tidak banyak membahas isu lingkungan dalam debat pada Ahad malam lalu. Keduanya menyatakan peduli terhadap permasalahan lingkungan, namun komitmen tersebut tak terlihat sepanjang sawala. Isu lingkungan hanya dibahas ala kadarnya, tanpa pernyataan tegas yang menggambarkan visi mereka mengenai arah pembangunan lingkungan.

Dalam hal pengelolaan hutan, kedua calon presiden membatasi diri pada gagasan praktis, seperti upaya pengendalian kebakaran dan penindakan terhadap perusahaan pencemar dan perusak hutan. Keduanya sama sekali tidak membahas fakta yang jauh lebih penting: penyebab utama kerusakan hutan adalah tata kelola yang buruk-kerap diikuti kolusi dan korupsi yang melibatkan korporasi dan birokrasi.

Demikian pula ketika berbicara soal lubang bekas tambang, Jokowi, misalnya, terkesan sangat pragmatis dengan berbangga akan lubang raksasa yang telah menjadi tempat wisata. Semestinya yang dilakukan pemerintah adalah meminta pertanggungjawaban perusahaan tambang untuk melakukan rehabilitasi. Lubang bekas tambang batu bara perlu mendapat perhatian serius karena menimbulkan problem lingkungan dan sosial.

Kegagapan kedua calon presiden barangkali lantaran mereka tidak memiliki visi yang jelas dan tegas mengenai arah pembangunan lingkungan. Di awal debat, Prabowo hanya berbicara soal swasembada pangan dan air, rencana menurunkan biaya energi, dan mencegah penguasaan asing atas kekayaan nasional. Jokowi, selain menaruh perhatian pada pengembangan biodiesel, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan produksi pangan, memang menyinggung soal lingkungan, tapi hanya sebatas upaya penanggulangan kebakaran hutan dan limbah plastik.

Di bidang lingkungan, salah satu persoalan besar yang menjadi perhatian hampir semua negara adalah isu perubahan iklim akibat pemanasan bumi yang disebabkan oleh polusi karbon. Itulah sebabnya low-carbon economy, atau perekonomian yang ditopang oleh sumber daya karbon yang rendah, telah menjadi tekad politik pemerintah di banyak negara di dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil karbon terbesar dan penanda tangan Konvensi Paris soal perubahan iklim, semestinya turut mengejar visi perekonomian rendah karbon. Negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand, telah lebih dulu memulainya. Melalui visi tersebut, seluruh aktivitas ekonomi otomatis akan terkait dengan target-target lingkungan. Gagasan penggunaan biodiesel, misalnya, harus dilihat dalam konteks pengurangan polusi karbon, bukan sekadar agar lepas dari ketergantungan pada impor.

Begitu pula ketika membahas lubang bekas tambang batu bara. Pemanfaatan sumber energi tertentu diputuskan berdasarkan penelusuran atas jejak karbonnya. Di sini, energi alternatif dan energi terbarukan seharusnya menjadi isu penting, meski sayangnya sama sekali tak disinggung oleh Jokowi ataupun Prabowo dalam debat.

Kampanye masih berlangsung dua bulan lagi. Kita berharap, dalam waktu yang tersisa, kedua calon presiden segera merumuskan visi lingkungan mereka lalu menyampaikannya kepada publik.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

2 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

6 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

21 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

42 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

45 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

45 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

51 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

52 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

52 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.