Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hijrah

image-profil

Oleh

image-gnews
Ustad Hanan Attaki memimpin salat tarawih di lapang Gaasibu, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 3 Juni 2018. Sekitar 1.000 lebih jamaah pemuda hijrah dan komunitas Shift melaksanakan salat tarawih dan menyimak tausiah Ramadan yang baru pertama kali dilaksanakan di lapang Gasibu. TEMPO/Prima Mulia
Ustad Hanan Attaki memimpin salat tarawih di lapang Gaasibu, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 3 Juni 2018. Sekitar 1.000 lebih jamaah pemuda hijrah dan komunitas Shift melaksanakan salat tarawih dan menyimak tausiah Ramadan yang baru pertama kali dilaksanakan di lapang Gasibu. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

Putu Setia

HIJRAH itu ternyata punya makna yang sangat dalam. Selama ini saya kurang perhatian terhadap arti yang begitu luas, mendalam, dan sangat mulia. Saya hanya tahu bahwa hijrah itu sebuah peristiwa yang bersejarah ketika Nabi Muhammad bersama pengikutnya meninggalkan Mekah untuk pergi ke Madinah pada 24 September 622 Masehi atau 13 Rabi‘ul Awwal.

Jadi, hijrah bukan sekadar orang pindahan dari satu kota ke kota lain. Hijrah adalah proses memperbaiki diri, memperbaiki cara berpikir, dan memperbaiki cara berucap serta bersikap. Hijrah adalah berpindah menuju kehidupan lebih baik, lebih bermakna, dan lebih indah.

Karena itu, saya harus mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang mengajak kita bersama untuk siap melakukan hijrah. Meski hijrah melekat pada idiom agama Islam karena sejarah munculnya istilah itu, saya percaya bahwa perilaku "berpindah menuju kehidupan yang lebih baik" adalah cita-cita seluruh umat manusia, apa pun agamanya. Apa ada manusia di dunia ini yang menginginkan kehidupan menjadi lebih buruk? Setiap saat kita wajib hijrah, kalaupun kita sudah merasa berbuat baik tentu tak ada salahnya untuk memperbaiki lagi agar semakin baik.

Para politikus sontoloyo-seperti halnya hijrah, sontoloyo ini juga diucapkan Jokowi-seharusnya menyambut baik ajakan Jokowi untuk berhijrah. Jangan permainkan nasib anak bangsa ini dengan debat yang tidak penting meskipun kita berada di tahun politik. Lihatlah para kusir delman, andong, dokar, cidomo sudah banyak hijrah menjadi "kusir" ojek online, kenapa kita wariskan debat kusir mereka di tahun politik ini?

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kenapa politik kita tidak ikut hijrah ke politik yang lebih beradab, politik yang melahirkan gagasan dan ide besar untuk membangun bangsa ini bersama-sama? Para elite yang kini bersemangat untuk menjagokan pasangan capres dan cawapres yang didukungnya lebih suka mencari kejelekan lawannya ketimbang memperkenalkan gagasannya membangun bangsa. Udara politik kita keruh dengan hal-hal yang remeh-temeh. Cebong, kampret, stuntman, tempe setebal kartu kredit, tampang Boyolali, dungu, asu, dan banyak lagi hal tak penting, terus digoreng seraya kita abaikan sisi guyonannya. Sampai kapan kita berhenti debat yang porsinya milik para kusir andong? Bisakah kita hijrah dari berbagai jenis umpatan, termasuk umpatan sontoloyo itu?

Dosen Institut Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Jakarta, Dr Nur Rofiah, menjelaskan, hijrah adalah perilaku sepanjang hayat. Beliau memberi contoh, kalau menjadi pedagang, awalnya curang karena konsumen tidak tahu, maka pedagang bisa hijrah memperbaiki cara dagangnya untuk tidak membahayakan konsumen. Kalau contoh ini dibawa ke tahun politik, politikus yang suka berbohong bisa hijrah dengan cara mengurangi kebohongannya sehingga rakyat tidak tertipu.

Persoalannya adalah siapa yang berbohong dan siapa yang menuduh seseorang berbohong tergantung koki yang tugasnya menggoreng isu itu di media massa. Artinya, sang koki dan sang pemilik media massa juga harus hijrah. Hentikan pemberitaan yang sepihak, lebih-lebih mengaku sebagai media yang netral.

Situasi buruk saling maki ini harus diakhiri. Hijrah harus dilakukan oleh semua pihak. Jika dulu Nabi Muhammad mengajak umat untuk hijrah, adakah "nabi" masa kini yang bisa memimpin hijrah itu? Dalam posisinya saat ini, Jokowi, Ma’ruf Amin, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno harusnya bisa diharap jadi "nabi kecil" yang mengajak pengikutnya untuk hijrah. Tentu dengan catatan para beliau itu yang harus hijrah lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemilihan Presiden Tanpa Penyalahgunaan Jabatan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan paparan dihadapan ribuan orang kepala desa dan pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2023. Prabowo Subianto bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menghadiri Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri sekitar 5.000 orang kepala desa dan pengurus pemerintah desa. TEMPO/Prima Mulia
Pemilihan Presiden Tanpa Penyalahgunaan Jabatan

Agar pemilihan presiden dan wakil presiden terhindar dari mudarat kecurangan dan ketidakadilan, semestinya para menteri dan kepala daerah yang menjadi calon melepas jabatan.


4 hari lalu


Bapak-isme

8 hari lalu

Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Bapak-isme

Adakah jalan untuk mencegah kemunduran demokrasi? Panduan dari Bung Hatta perlu dijadikan pedoman


Wajah Kusam Penegakan Hukum

8 hari lalu

Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Puji Triasmoro (depan) dan Kepala seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Bondowoso, Alexander Kristian Diliyanto Silaen, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan pasca terjaring Operasi Tangkap Tangan KPK, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis, 16 November 2023. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahanan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap 4 orang tersangka baru Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Puji Triasmoro dan Kepala seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Bondowoso, Alexander Kristian Diliyanto Silaen, dua orang pengendali CV. Wijaya Gumilang, Yossy S. Setiawan dan  Andhika Imam Wijaya, serta mengamankan barang bukti uang tunai sebesar Rp.225 juta dalam tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji dalam rangka pengurusan perkara di Kejaksaan Negeri Bondowoso Jawa Timur. TEMPO/Imam Sukamto
Wajah Kusam Penegakan Hukum

Satu per satu aparat penegak hukum tertangkap kasus korupsi. Nasib penegakan hukum kian buram.


Fanatisme Pemilih Indonesia Dalam Kontestasi Politik

8 hari lalu

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Fanatisme Pemilih Indonesia Dalam Kontestasi Politik

Ada sebuah tantangan besar bagi penyelenggara pemilu dan Pemerintah dalam pengejawantahan demokrasi tersebut yakni fanatisme politik dari sebagian pemilih di Indonesia.


Bamsoet Dukung Perlindungan Hak Intelektual Pendidikan

14 hari lalu

Bamsoet Dukung Perlindungan Hak Intelektual Pendidikan

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjadi penguji ahli disertasi mahasiswa S3 Ilmu Hukum UNPAD yang mengangkat tema tentang Urgensi Pengaturan Penggandaan Karya Tulis Ilmiah di Perguruan Tinggi.


Wajah Neo Orba di Ujung Pemerintahan Jokowi

15 hari lalu

Ekspresi Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penyelenggara Pemilu di Jakarta, Rabu 8 November 2023. Rakornas diikuti sekitar 1.200 penyelenggara pemilu yang terdiri dari dari Ketua KPU dan Ketua Bawaslu provinsi dan kabupaten/kota serta Sekretaris KPU se-Indonesia. TEMPO/Subekti.
Wajah Neo Orba di Ujung Pemerintahan Jokowi

Intimidasi menimpa sejumlah kalangan dan kelompok yang menentang dinasti politik keluarga Jokowi. Meniru tindakan lancung Soeharto.


Kesempatan MKMK Menjaga Demokrasi

22 hari lalu

Anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie memimpin rapat rapat MKMK di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 26 Oktober 2023. Rapat dengan  agenda klarifikasi kepada pihak-pihak terkait laporan dugaan pelanggaran kode etik hakim konstitusi. TEMPO/Subekti.
Kesempatan MKMK Menjaga Demokrasi

Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi akan membuat putusan penting besok. Kesempatan menyelamatkan demokrasi.


BPJS Kesehatan Anugerahkan Penghargaan untuk 20 pemenang Lomba Karya Jurnalistik 2023

27 hari lalu

BPJS Kesehatan Anugerahkan Penghargaan untuk 20 pemenang Lomba Karya Jurnalistik 2023

Karya para jurnalis yang ikut lomba mengedukasi masyarakat tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional.


Waswas Motif Tersembunyi Insentif Ekonomi

29 hari lalu

Warga membawa beras Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah dan bantuan sembako dari Presiden di Gudang Bulog Sukamaju milik Perum Bulog Divisi Regional Sumsel dan Babel di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 26 Oktober 2023. Presiden meninjau persediaan beras dan proses penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Waswas Motif Tersembunyi Insentif Ekonomi

Banyak studi menunjukkan bahwa program-program populis, seperti bantuan sosial dan insentif pajak, rentan dimanfaatkan oleh penguasa yang ingin mempertahankan kekuasaannya lewat pemilihan umum.