Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akrobat Politik Dua Koalisi

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Pasangan capres dan cawapres Jokowi - Ma'ruf Amin berdoa saat deklarasi di Gedung Joang 45 sebelum mendaftarkan diri ke kantor KPU, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. Keberangkatan Jokowi - Ma'ruf Amin ke KPU ditemani para ketua umum partai koalisi. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Pasangan capres dan cawapres Jokowi - Ma'ruf Amin berdoa saat deklarasi di Gedung Joang 45 sebelum mendaftarkan diri ke kantor KPU, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. Keberangkatan Jokowi - Ma'ruf Amin ke KPU ditemani para ketua umum partai koalisi. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Iklan

Pembentukan koalisi calon presiden dan wakil presiden 2019 merupakan akrobat elite politik yang menyedihkan. Kedua pasangan kandidat, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak menggambarkan kesadaran para politikus untuk menjawab tantangan zaman.

Ma’ruf jelas dipilih demi kepentingan elektoral inkumben Jokowi. Dia dan koalisi pendukungnya, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Hanura, lebih peduli pada "mengamankan suara Islam". Faktor kompetensi yang dikaitkan dengan situasi modern sama sekali dikesampingkan.

Aspirasi sebagian besar pendukung Jokowi yang selama ini selalu menyerukan pluralisme seolah-olah ditelikung begitu saja. Sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf merupakan pemberi stempel penistaan agama terhadap Basuki Tjahaja Purnama. Ma’ruf pun memiliki riwayat buruk dalam hal kesetaraan hak berwarga negara.

Pembentukan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pun jauh dari pesan demokratis. Sandi muncul begitu saja, hanya untuk menjawab kebuntuan partai-partai pendukungnya, yakni Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). "Pemaksaan jodoh" itu pun membuka perpecahan bahkan sebelum koalisi terbentuk, ketika Partai Demokrat yang selalu menyorongkan Agus Harimurti Yudhoyono merasa ditikam dari belakang.

Walau kemudian Partai Demokrat menyatakan bergabung dalam koalisi Prabowo-Sandiaga, intrik politik koalisi itu telah terbuka ke publik. Politikus Demokrat, Andi Arif, menuduh adanya "mahar" politik dari Sandiaga untuk mendapatkan posisinya. Informasi yang diperoleh Tempo menguatkan tuduhan itu. Sandi disebut-sebut menggelontorkan dana kampanye buat PKS dan PAN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua koalisi yang terbangun hanya berorientasi pada kekuasaan. Kedua kubu gagal memperjuangkan idealisme bahwa kekuasaan hanyalah tujuan antara, demi meraih kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Koalisi semacam ini menjadikan partai-partai hanya sebagai office-seeking party, alat untuk meraih kepentingan elite. Sepak terjang partai akhirnya jauh dari aspirasi konstituen dan ideologinya.

Kubu Joko Widodo sebenarnya punya peluang membangun koalisi yang sehat. Sebagai inkumben, ia secara teknis punya keunggulan dibanding pesaingnya. Dia, antara lain, menguasai kekuasaan legal untuk menunjukkan kinerja yang baik--dan dengan begitu menarik simpati masyarakat. Jokowi semestinya bisa memilih teknokrat yang mumpuni sebagai pendampingnya pada periode kedua kekuasaannya.

Tantangan jangka pendek negara ini sungguh tak ringan. Ekonomi global yang membuat perekonomian nasional dalam tekanan, defisit neraca perdagangan, ataupun pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat perlu dijawab dengan cepat. Wakil presiden yang cakap akan menjadi sekondan bagi presiden terpilih.

Kedua pasangan, sejauh ini, belum meyakinkan untuk menjawab kebutuhan itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

20 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

32 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

48 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.