Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asasin

image-profil

Oleh

image-gnews
Ilustrasi pembunuhan. indiatoday.in
Ilustrasi pembunuhan. indiatoday.in
Iklan

Kira-kira habis tengah hari, perdana menteri yang berkuasa dalam imperium Seljuq di Bagdad, Nizam al-Mulk, baru selesai menyelesaikan urusan pemerintahan. Ingin beristirahat, negarawan berusia 74 tahun itu naik ke dalam tandunya, menuju tempat tetirah. Di jalan, seseorang berpakaian sufi mendekat, hendak menyampaikan sepucuk petisi. Nizam menerimanya. Belum selesai ia membaca dokumen yang disampaikan, sebilah pisau menikam jantungnya. Nizam tewas. Sejarah politik Islam sekali lagi bergerak dengan pertumpahan darah-dan kali ini mengenal para asasin.

Si pembunuh seseorang yang disiapkan di Benteng Alamut, yang dikelilingi bukit-bukit ruwet, di Persia Utara. Batu karang tegak lurus setinggi hampir 200 meter menjadi dinding yang melindungi tempat itu. Di sinilah pusat perlawanan kaum Ismaili, tempat para asasin dilatih-mungkin seperti ninja-untuk menyusup ke kalangan musuh dan membunuh pemimpin mereka, seraya siap mati untuk Hasan al-Sabbah.

Hasan dilahirkan dalam keluarga Syiah dari mazhab Dua Belas Imam, di Qom, di timur laut Iran. Kemudian ia beralih memeluk aliran Ismailiah. Ia pindah ke Kairo, tinggal di sana satu setengah tahun, bekerja untuk dewan dakwah kerajaan, tapi kecewa terhadap keadaan politik di Mesir. Di kerajaan itu peran militer orang Turki ternyata sangat besar. Hasan membenci bangsa ini, yang di Persia, di tanah airnya, berkuasa.

Ada sikap anti-asing pada Hasan. Ketika kembali ke Persia, ia menghadapi kekuasaan Dinasti Seljuq, penganut Sunni yang berasal dari Turki. Penguasa di Bagdad ini memporak-porandakan kaum Syiah. Melawan kekuatan militer yang jauh lebih besar, Hasan mendirikan pertahanan di Benteng Alamut, dengan cara mengirim para asasin.

Di masa itu, Wazir Nizam al-Mulk, orang yang cakap mengatur pemerintahan, juga memimpin penyebaran kebencian. Buku yang ditulisnya, Siyasatnama, menyebut bahwa tujuan kaum Ismaili adalah melenyapkan Islam. Dan ia tak hanya menulis risalah permusuhan. Ia mendirikan madrasah "Nizammiyah" di pelbagai kota. Di Bagdad, ia memberi tempat tinggi kepada Al-Ghazali. Sebelum akhirnya Al-Ghazali mengalami krisis batin dan meninggalkan jabatannya, ulama terkemuka ini rajin menulis risalah anti-Ismailiah-bahkan mengemukakan bahwa minoritas ini tak tergolong ke dalam umat Islam dan patut diperangi.

Baca Juga:

Menghadapi kekuatan politik dan ideologis yang mengepung itulah Hasan memilih jalan perang rahasia-dan melatih pemuda-pemuda, yang kemudian disebut fidai'in, mempersiapkan mereka yang mau mengabdikan jiwa dan raganya: para asasin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata "asasin" sering dikaitkan dengan hashshashin, atau pencandu hashish, obat bius yang ditakik dari perdu kanabi. Di abad ke-13, Marco Polo, yang dalam petualangannya pernah melewati wilayah Parsi, melanjutkan dugaan itu dalam catatan perjalanannya. Tapi keliru. Tanpa narkoba, para fidai'in dibentuk doktrin yang ketat dan keras. Hasan menuntut loyalitas penuh kepada dirinya, setelah mengkhotbahkan ajarannya sebagai bimbingan moral yang absolut. Pengikutnya terkesima: sang Guru pernah menghukum mati dua anaknya sendiri karena melanggar aturan yang ditentukannya.

Kini banyak orang yang mengenang sejarah kaum asasin ini sejak berkecamuk teror kaum "jihadi"-seakan-akan mereka reinkarnasi para pembunuh dari Bentang Alamut. Memang, seperti para teroris hari ini para fidai'in membunuh tanpa ada niat untuk selamat. Tapi berbeda dengan para pengebom bunuh diri, para asasin mematikan sasaran secara selektif dan dengan persis. Tak ada korban sampingan. Strategi Hasan, berbeda dengan ISIS, bukanlah menguasai wilayah, melainkan mengguncang keutuhan militer musuh dengan melenyapkan pemimpin mereka, satu demi satu, dan dengan itu menebar saling curiga di pihak lawan. James Waterson, dalam The Ismaili Assassins: A History of Medieval Murder, menganggap logika perang Hasan al-Sabbah "modern"-mungkin karena bukan hanya fanatisme yang dibangun, tapi juga kemampuan untuk efisien dan efektif.

Kriteria mana lawan dan mana kawan dalam doktrin Benteng Alamut juga lebih jelas: di pihak sini kaum Ismaili yang terdesak, di pihak sana penguasa Turki-Sunni yang ekspansif. Kejelasan ini tak ada dalam teror ala ISIS. Para "jihadi" abad ke-21 bertolak dari pandangan takfiri: siapa saja yang dianggap kafir-dan mereka yang menentukan-harus dihabisi.

Tapi akhirnya ada yang sama antara perang ala Hasan al-Sabbah dan para teroris hari ini: tak ada prospek kemenangan. Kaum takfiri memang tak punya Benteng Alamut yang tak terjangkau, tapi mereka juga mengisolasi diri. Mereka menganggap diri paling "Islami". Politik kekerasan mereka meniadakan apa yang membuat mereka bisa didukung luas. Mereka tak menampilkan sifat universal sebuah cita-cita. Mereka menyisihkan orang lain, dan pada gilirannya menyisihkan diri sendiri.

Mereka cuma ditandai kata "tidak".

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.