Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Intoleransi pada Hari Reformasi

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

Menjelang dua puluh tahun reformasi, yang antara lain menuntut perlindungan terhadap hak asasi manusia, tindakan diskriminatif terhadap sebagian warga negara masih saja terjadi. Akhir pekan lalu, sekelompok orang menyerbu penganut Ahmadiyah di Sakra Timur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Peristiwa memalukan yang membuat 24 penduduk terusir serta merusak enam rumah dan sejumlah sepeda motor itu semakin menegaskan sikap intoleran sebagian warga Indonesia. Sebelumnya, ujaran kebencian merajalela di ruang-ruang publik. Pekan lalu kita bahkan menghadapi tragedi berdarah ketika satu keluarga meledakkan diri untuk menyerang tiga gereja di Surabaya, lalu disusul ledakan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya dan Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, yang melibatkan dua keluarga lain.

Wajah toleransi, yang sejak dulu didoktrinkan sebagai "keunggulan warga negara Indonesia", seolah-olah semakin tipis-kalau tidak mau dikatakan telah sirna. Perbedaan, yang seharusnya menyatukan, menjadi hal yang sering memantik pertikaian. Menurut organisasi nonpemerintah, Setara, pada tahun lalu terjadi 155 kasus intoleransi di 29 provinsi. Kasus-kasus serupa terjadi pada awal tahun ini.

Semua pihak semestinya bersama-sama mengatasi situasi, terutama ihwal kelangsungan hidup penganut Ahmadiyah di Nusa Tenggara Barat. Pemerintah provinsi itu dan kepolisian setempat merupakan pihak yang paling bertanggung jawab. Sebab, penganut Ahmadiyah di wilayah itu telah mengalami perlakuan diskriminatif setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir. Penyerangan dan pengusiran terus mereka alami sepanjang satu dekade ini. Padahal Konstitusi menjamin kebebasan warga negara untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketidaktegasan pemerintah pun membuat banyak pengungsi Ahmadiyah di Lombok hingga kini masih menetap di lokasi-lokasi pengungsian. Mereka terusir bertahun-tahun dari tanah milik mereka sendiri. Penganut Ahmadiyah-juga banyak kelompok minoritas lainnya-tidak merasakan kemerdekaannya. Jelas, hal ini merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar yang juga mengatur setiap orang bebas tinggal di wilayah Indonesia.

Baca Juga:

Kepolisian semestinya memproses secara hukum para pelaku persekusi terhadap warga Ahmadiyah ini. Tindak kekerasan terhadap kelompok lain yang dianggap berbeda akan terus berulang bila tak ada sanksi hukum bagi pelakunya. Jika pemerintah dan aparat keamanan daerah tidak mampu melakukannya, pemerintah pusat sudah sepatutnya turun tangan.

Salah satu janji pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang disetor ke Komisi Pemilihan Umum pada 2014 jelas menyatakan jaminan perlindungan serta hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Pasangan ini juga berjanji melakukan langkah hukum terhadap pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama. Keduanya berutang kepada penganut Ahmadiyah dan kelompok minoritas lainnya yang hingga kini belum merasakan kemerdekaan Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

14 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


16 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

22 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

26 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

42 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

42 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.