Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Surga

image-profil

Oleh

image-gnews
Anak-anak Palestinina di depan Dome of the Rock di kota tua Yerusalem, pada Oktober 2014. Kota Yerusalem menjadi tempat bagi rumah ibadah Muslim, Yahudi dan Kristen. REUTERS/Ammar Awad
Anak-anak Palestinina di depan Dome of the Rock di kota tua Yerusalem, pada Oktober 2014. Kota Yerusalem menjadi tempat bagi rumah ibadah Muslim, Yahudi dan Kristen. REUTERS/Ammar Awad
Iklan

Chairil Anwar tak akan meledakkan diri dengan bom untuk ke surga. Penyair ini, dengan mata berkedip-kedip nakal (begitulah saya bayangkan), menuliskan keraguannya tentang anugerah di akhirat itu-janji firdaus yang menggiurkan:

Seperti ibu + nenekku juga
tambah tujuh keturunan yang lalu
aku minta pula supaya sampai di sorga
yang kata Masyumi Muhammadiyah bersungai susu
dan bertabur bidari beribu

Tapi ada suara menimbang dalam diriku,
nekat mencemooh: Bisakah kiranya
berkering dari kuyup laut biru,
gamitan dari tiap pelabuhan gimana?
Lagi siapa bisa mengatakan pasti
di situ memang ada bidari
suaranya berat menelan seperti Nina, punya
kerlingnya Yati?

Sajak ini sebuah gugatan yang "nekat mencemooh": mana mungkin surga lebih mengasyikkan ketimbang kehidupan di dunia yang tiap kali menawarkan kenikmatan ("gamitan dari tiap pelabuhan")? Islam mewartakan, di kehidupan setelah mati ada hadiah bagi orang yang saleh, ada tempat yang "bersungai susu" yang menawarkan sejumlah besar bidadari ("bidari beribu"). Tapi bukankah lebih pasti perempuan yang ada di bumi: Nina dengan suara serak-serak basah, Yati yang memikat dengan kerling matanya?
Penampikan Chairil tak sendirian. Sikap ini punya sejarah yang panjang-bahkan lebih panjang ketimbang riwayat agama-agama yang kini ada.
Di India, sekitar 600 tahun sebelum Masehi, berkembang ajaran Charvaka, yang meyakini tak ada paraloka, kehidupan setelah mati. Dalam Sarvasiddhanta Samgraha dikatakan bagaimana ajaran itu bersikap:

Tak ada dunia lain selain yang ini
Tak ada surga dan neraka
Wilayah kekuasaan Shiva dan yang serupa,
Hanya buatan penipu yang nista

Pandangan ala Charvaka ini bahkan sebelumnya tampak dalam sebuah adegan Ramayana yang ditulis Walmiki. Kita ingat, Rama memutuskan pergi meninggalkan Ayodya, ibu kota kerajaan, selama 14 tahun. Ia masuk hutan. Ia lakukan ini untuk menjaga kehormatan ayahnya yang sudah berjanji kepada istri kesayangannya, Kekayi, bahwa Rama, sang putra mahkota, tak akan naik takhta. Dengan ikhlas Rama bersedia; baginya itulah dharma, kewajiban sejati.

Tapi dalam Ayodya Kanda, ada Jabali, seorang penasihat raja, yang tak setuju. Bagi Jabali, orang yang meninggalkan artha, kenikmatan jasmani, demi dharma, sebenarnya merayakan kesengsaraan dengan ilusi bahwa akan ada hidup nikmat setelah mati. Kata-katanya menggemakan keyakinan Charvaka: "Tak ada apa pun setelah alam semesta ini.... Dahulukanlah apa yang tertangkap mata Tuan, dan berpalinglah dari apa yang melampaui pengetahuan."

Dari teks itu Jabali tampak sebagai seorang oportunis yang mudah membelokkan prinsip untuk memperoleh kenikmatan. Tapi Ayodya Kanda tentu meletakkan Rama di pemujaan-dan menghindari kemungkinan bahwa ada sesuatu yang benar dalam nasihat Jabali: tindakan Rama sebenarnya egoistis. Ia membuang diri di hutan agar "tetap murni dalam jasad dan jiwa". Putra mahkota itu tak mempertimbangkan perannya bagi orang banyak di Ayodya. Justru Jabali yang mungkin melihat bahwa akan lebih baik jika Rama mengurus pemerintahan, bukannya menjaga janji ayahnya, Dasarata, yang telah wafat. Yang mati tak bertaut lagi dengan yang hidup.

Dalam adegan itu Jabali juga mengecam shraddha, ritual yang mempersembahkan makanan kepada arwah nenek moyang. Baginya, lebih baik makanan itu diberikan kepada mereka yang bepergian jauh ketimbang kepada orang yang sudah tak ada lagi hanya karena mereka sanak keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rama menolak Jabali, dengan kata-kata keras. Jabali mengalah.

Bagi saya, adegan ini menunjukkan betapa sulitnya pandangan "materialis" (bhtavâda) bertahan dalam sejarah percaturan filsafat India-dan tiap filsafat yang dipengaruhi agama, di mana saja. Charvaka, yang juga disebut Lokayata, pada akhirnya terisolasi, ketika peran agama naik. Paham itu digambarkan sebagai hanya mementingkan dunia, sikap hedonis yang mengutamakan kenikmatan hari ini-seperti sajak Chairil yang menyangsikan surga karena ada Nina dan Yati yang bisa langsung disentuh.

Tapi tak jelas, adakah gambaran negatif tentang kaum "materialis" dan "atheis" sekian abad sebelum Masehi itu akurat. Sikap menampik Tuhan, sang pencipta pertama, punya akar yang dalam di India-satu hal yang menunjukkan ada nilai yang universal dalam sikap itu. Apalagi atheisme juga dikenal di Yunani, sebagaimana dipaparkan Tim Whitmarsh dalam Battling the Gods: Atheism in the Ancient World. Protagoras, misalnya, di abad ke-5 sebelum Masehi, menulis, "Aku tak tahu benarkah dewa-dewa ada."

Tapi agama dipertahankan di Yunani Kuno, sebagaimana di India lama-dan juga di abad ini-sebagai perawat keutuhan sosial, pembentuk konsensus tentang nilai-nilai. Tak mengherankan bila para penjaga agama dan kekuasaan politik mencoba membisukan suara yang tak sepakat. Dalam Ayodya Kanda, Rama mengancam orang atheis dengan menganggapnya setaraf pencuri. Di Yunani abad ke-5 sebelum Masehi, Anaxagoras diseret karena dianggap "melanggar kesalehan".

Tapi manusia tak pernah ajek dan pasti-dan agama pun jadi defensif. Ia terus-menerus perlu penegakan disiplin; ia susun sistem rewards and punishment, hadiah surga dan ancaman neraka.

Tapi ada yang hilang dalam eskatologi itu: agama jadi perilaku yang pamrih, yang kini dicerminkan dalam ajaran jihadi yang bunuh diri dan menghancurkan orang lain agar segera masuk surga. Kaum sufi melihat yang hilang itu. Terkenal kata-kata Rabia al-Adawiya yang dikutip Farid al-Din Attar: "Akan kupadamkan api neraka, dan kubakar hadiah surga. Mereka menghalangi jalan ke Allah." Ia bersujud akrab kepada Tuhan sepenuhnya karena cinta.

Rabia tentu tak menulis sajak seperti "Sorga", tapi saya kira Chairil akan menyukainya.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

3 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

6 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

22 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

43 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

46 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

46 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

52 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

52 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

53 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.