Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebaya

image-profil

Oleh

image-gnews
Sejumlah Murid-murid TK Sekolah Alternatif untuk Anak Jalanan (SAAJA)  bersiap-siap mengikuti pawai sambil mengenakan pakaian adat saat memperingati Hari Kartini di kawasan Kuningan, Jakarta, 21 April 2015. Tempo/Dian triyuli handoko
Sejumlah Murid-murid TK Sekolah Alternatif untuk Anak Jalanan (SAAJA) bersiap-siap mengikuti pawai sambil mengenakan pakaian adat saat memperingati Hari Kartini di kawasan Kuningan, Jakarta, 21 April 2015. Tempo/Dian triyuli handoko
Iklan

IBU kita Kartini, putri sejati, putri Indonesia, harum namanya.

Lagu ini pasti meriah dinyanyikan anak-anak sekolah dasar, juga murid taman kanak-kanak, pada hari ini. Putri-putri mungil itu akan repot dengan kebayanya dan tentu lebih repot lagi ibunya yang mendandani. Pelajar putri di sekolah menengah barangkali kurang bergairah karena sibuk dengan ujian nasional. Sedangkan karyawan wanita di kantor-kantor swasta maupun pemerintah, kali ini boleh absen mengenakan kebaya. Hari Kartini bukan pada hari kerja tahun ini.

Hari Kartini identik dengan kebaya. Barangkali benar kebaya itu membuat wanita lebih anggun. Apalagi dipadu dengan kain kemben dan rambut yang disanggul, dengan atau tanpa konde. Sudah lama ada aturan, kalau ada undangan resmi yang menyebutkan "pakaian nasional" para ibu-ibu umumnya "berpakaian Kartini". Bahkan di Bali para wanita-dari bocah kecil sampai nenek-nenek-mengenakan kebaya saat ritual keagamaan. Orang-orang tua di pedesaan masih menyebut kebaya itu "pakaian potongan Jawa". Maklum, di masa lalu busana wanita Bali bukan kebaya.

Pemikiran Kartini tenggelam oleh keanggunan putri Jepara itu dengan kebayanya. Lagi pula bagaimana menjelaskan kegundahan Kartini akan nasib bangsanya, apalagi menjelaskan tentang feodalisme pada zamannya, kepada murid TK dan SD? Tidak akan nyambung. Anak-anak itu lebih tertarik dengan gaya pakaiannya yang khusus sambil bernyanyi-nyanyi "putri Indonesia harum namanya..." Wage Rudolf Supratman membuat lagu Kartini dengan penuh sanjungan, meski generasi masa kini hanya melafalkan satu stanza saja dari tiga stanza yang ada. Persis ketika kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, cukup dengan satu stanza.

"Yang kutahu sari konde Ibu Indonesia sangatlah indah…." Ini cuplikan sebuah puisi. Foto Kartini yang dihafal oleh masyarakat negeri ini adalah rambut "sari konde" itu. Keindahan busana dan tatanan rambut, disertai wajah Kartini yang "pasrah pada nasib", lebih mudah meresap dalam jiwa bangsa dan karena itu lebih mudah pula diingat hari kelahirannya yang jadi hari nasional. Beda dengan Hari Ibu 22 Desember. Orang sering bertanya, hari apa pula itu?

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal Hari Ibu adalah peringatan mengenang semangat wanita Indonesia untuk meningkatkan kesadarannya dalam berbangsa dan bernegara. Jauh sebelum Indonesia merdeka, pemimpin pergerakan wanita melaksanakan Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta pada 22 Desember 1928. Tanggal itulah yang ditetapkan sebagai Hari Ibu oleh Presiden Sukarno pada 1959.

Tapi saat ini yang dirayakan pada Hari Ibu bukan bagaimana kaum perempuan Indonesia berjuang untuk bangsanya, tetapi lebih pada masalah keseharian. Misalnya, bagaimana membebaskan ibu-ibu dari pekerjaan rutinnya seperti memasak, merawat anak, meladeni suami, dan mungkin pula mencuci pakaian atau menyapu. Anak-anaknya yang sudah besar lalu memberi berbagai hadiah untuk ibu pada hari yang diperingati secara nasional. Mungkin ini imbas dari Mother's Day di berbagai negara yang harinya tidak sama. Seberapa banyakkah pada tanggal 22 Desember itu orang ingat ada tokoh seperti Dewi Sartika atau Cut Nyak Dien, misalnya? Padahal mereka ibu pejuang yang tak boleh dilupakan.

Kita sudah mulai malas belajar sejarah dan lebih senang gosip politik yang penuh caci-maki. Kita bisa lupa apa saja yang diperbuat oleh pahlawan bangsa di masa lalu. Lambat laun Hari Kartini mungkin hanya dimaknai sebagai Hari Kebaya-karena yang kita ketahui hanya wujud luarnya saja. Bukan pemikirannya yang menginspirasi.

PUTU SETIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

20 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

28 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

32 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

47 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

48 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.