Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pontang-panting Asian Games

Oleh

image-gnews
Tim pelari estafet putri Merah Putih (dari kiri), Jeany Nuraini Amelia Agreta, Yuliana, Tyas Murtiningsih dan Lusiana Satriani usai final lari estafet 4x100 meter putri atletik 18th Asian Games Invitation Tournament di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 14 Februari 2018. Tim Indonesia meraih emas setelah tampil tanpa lawan. TEMPO/Subekti.
Tim pelari estafet putri Merah Putih (dari kiri), Jeany Nuraini Amelia Agreta, Yuliana, Tyas Murtiningsih dan Lusiana Satriani usai final lari estafet 4x100 meter putri atletik 18th Asian Games Invitation Tournament di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 14 Februari 2018. Tim Indonesia meraih emas setelah tampil tanpa lawan. TEMPO/Subekti.
Iklan

Dengan persiapan yang minim, perhelatan Asian Games XVIII di Jakarta dan Palembang pada Agustus mendatang terancam compang-camping. Enam bulan sebelum hari-H, beberapa arena pertandingan belum beres, sementara fasilitas yang sudah jadi pun ternyata belum sepenuhnya memenuhi syarat. Ikhtiar ekstrakeras diperlukan agar ajang yang digadang-gadang sebagai momentum kebangkitan Indonesia di arena internasional ini tidak berantakan dan memalukan.

Keruwetan itu sebenarnya bisa dihindari jika pemerintah tak begitu saja menyetujui permintaan Dewan Olimpiade Asia empat tahun lalu agar Indonesia menggantikan Vietnam menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Padahal dewan inilah yang sebelumnya menolak pencalonan Kota Surabaya sebagai penyelenggara Asian Games. Sebagai tuan rumah pengganti, kita kehilangan waktu persiapan sedikitnya dua tahun.

Setelah penunjukan resmi sebagai tuan rumah pun, persiapan tak langsung dikebut. Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olimpiade Indonesia, dan Komite Olahraga Nasional Indonesia malah berebut peran dalam penyelenggaraan Asian Games. Gontok-gontokan ini membuat kita kehilangan banyak waktu berharga. Korupsi yang dilakukan dua pejabat Komite Olimpiade Indonesia dalam tahap sosialisasi Asian Games pada 2016 turut andil membuat proses persiapan jadi tersendat-sendat. Apalagi ada kabar kerabat Menteri Pemuda dan Olahraga ikut terserempet kasus ini.

Mepetnya waktu persiapan kini terasa imbasnya. Pembangunan dan renovasi berbagai fasilitas utama dan penunjang pekan olahraga akbar empat tahunan ini kedodoran di sana-sini. Beberapa gelanggang baru akan rampung sebulan sebelum pembukaan. Semua arena kompetisi yang seharusnya sudah rapi setahun sebelum penyelenggaraan masih centang-perenang sampai pekan lalu. Ini sungguh mengkhawatirkan.

Belum lagi soal pendanaan. Peraturan Presiden tentang Penyelenggaraan Asian Games yang menjadi payung untuk pencairan anggaran baru diteken pada April tahun lalu. Itu pun pemerintah hanya menyediakan Rp 4,5 triliun dan meminta panitia penyelenggara mencari tambahan Rp 1 triliun dari sponsor. Badan usaha milik negara dan perusahaan swasta nasional setengah ditodong untuk berpartisipasi. Pola-pola pencarian dukungan dana semacam ini tak sehat karena mengabaikan kalkulasi bisnis yang rasional.

Baca Juga:

Persiapan atlet-atlet nasional untuk berlaga di kampung halaman sendiri tak kalah meragukan. Dana untuk pemusatan latihan mereka dipangkas habis-habisan. Padahal pemerintah memasang target muluk meraih 16-20 medali emas dan masuk sepuluh besar. Dalam semua Asian Games sebelumnya kecuali saat menjadi tuan rumah pada 1962, prestasi rata-rata Indonesia tak lebih dari delapan medali emas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menggenjot prestasi, pemerintah bersiasat dengan memasukkan cabang-cabang olahraga non-Olimpiade, seperti bridge, jet ski, paralayang, dan pencak silat. Dalam cabang-cabang olahraga tak terukur itu, penilaian juri menjadi faktor teramat penting. Masalahnya, kalau juri terlihat terlampau mengistimewakan atlet tuan rumah, kontingen kita bisa dicemooh peserta negara lain.

Ketimbang begitu, sebenarnya lebih elok jika Komite Olahraga Nasional Indonesia serta Kementerian Pemuda dan Olahraga berupaya habis-habisan mencetak atlet baru di cabang olahraga terukur yang dipertandingkan di Olimpiade. Investasi besar pada pelatihan atlet di cabang semacam itu tak akan percuma. Prestasi yang diraih dari peletakan dasar-dasar sistem pelatihan yang tepat bakal terasa bertahun-tahun dalam berbagai kompetisi sport kelas dunia.

Yang juga harus dipikirkan adalah dampak jangka panjang penyelenggaraan Asian Games. Penyelenggara Olimpiade di London, Inggris, pada 2012, dan di Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016, sama-sama mengakui keuntungan finansial mereka tak sebesar harapan semula. Sejak sekarang, pemerintah harus mencari akal agar dana triliunan yang dikeluarkan seimbang dengan efek Asian Games pada pertumbuhan ekonomi kita.

Mempersiapkan arena pertandingan untuk 40 cabang olahraga, melayani sekitar 15 ribu atlet dari 45 negara, serta memastikan siaran langsung untuk sedikitnya 4 miliar pemirsa televisi memang bukan pekerjaan main-main. Dibutuhkan kerja ekstrakeras untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan kompetisi olahraga yang skalanya hanya kalah dari Olimpiade ini. Martabat bangsa dan negara dipertaruhkan di sini.

Justru karena itu dibutuhkan fokus dan disiplin pemerintah. Jangan coba-coba menumpangi penyelenggaraan Asian Games untuk motif pencitraan politik belaka. Kesuksesan Indonesia harus menjadi milik semua, bukan cuma mereka yang kebetulan sedang berkuasa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.