Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Simpang-Siur Surplus Beras

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengecek beras medium di gudang Perum Bulog, Jakarta, 9 Januari 2018. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN),  harga rata-rata beras medium di Jakarta mencapai Rp 14.100 per kilogram atau melewati batas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.450 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengecek beras medium di gudang Perum Bulog, Jakarta, 9 Januari 2018. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga rata-rata beras medium di Jakarta mencapai Rp 14.100 per kilogram atau melewati batas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.450 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

Kementerian Pertanian semestinya tidak gegabah mengumbar data beras nasional. Sejak dulu soal beras sangat sensitif. Menyampaikan data yang salah tak hanya membuat khalayak bingung, tapi juga bisa menggiring pemerintah ke kebijakan yang melenceng. Kementerian ini kadung mengklaim Indonesia surplus beras sejak tahun lalu dan akan berlanjut tahun ini. Faktanya? Pasokan beras ke pasar-pasar justru seret. Harga beras pun meroket.

Melonjaknya harga beras merupakan salah satu pemicu Kementerian Perdagangan membuka pintu impor beras sebanyak 500 ribu ton akhir bulan ini. Kementerian ini mengantongi informasi dan data yang berbeda dari Kementerian Pertanian. Boro-boro surplus beras, mereka malah menemukan gudang-gudang beras yang kosong. Para pedagang pun menaikkan harga karena minimnya pasokan beras.

Argumentasi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk mengimpor beras terdengar lebih masuk akal. Jika tak segera mengimpor beras, angka inflasi terancam merangkak naik. Gejolak sosial gara-gara beras juga harus dicegah. Roda ekonomi masyarakat bisa awut-awutan jika harga beras terlalu liar.

Anehnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman beserta anak buahnya sampai awal pekan ini justru masih hakulyakin stok beras nasional aman. Mereka mengklaim masih ada satu juta ton beras tersimpan di gudang-gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).

Dengan tingkat konsumsi beras nasional mencapai 2,4 juta ton per bulan, sedangkan tiap panen bulanan konon menghasilkan 3 juta ton beras, Kementerian Pertanian tak merestui impor beras dari Vietnam dan Thailand. Mereka pun tak ragu mengklaim seluruh lumbung akan berlimpah beras saat panen raya pada Februari dan Maret mendatang. Sulit mempercayai kesahihan data itu. Secara logika, tak mungkin harga melonjak jika sedang terjadi surplus beras.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kementerian Pertanian merasa aman karena titik-titik lumbung beras diklaim secara bergantian panen tiap bulan sejak setahun lalu. Menteri Amran menyebutkan pemerintah tak mengimpor beras sepanjang 2017. Surplus beras bahkan berlangsung setiap bulan. Ia menyampaikan informasi ini dalam berbagai kesempatan.

Pemerintah harus membuktikan kebenaran data itu. Masalahnya, banyak pihak yang ragu akan kesahihan data itu. Komisi Pangan dan Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat, misalnya, meminta pemerintah menunjukkan gudang-gudang yang menyimpan beras. Mereka juga diminta memperlihatkan sawah yang disebut sedang menghijau royo-royo dan siap dituai saat panen raya nanti. Sampai saat ini masih belum jelas di mana saja panen raya akan berlangsung.

Kesimpang-siuran data seperti ini harus dihentikan. Presiden Joko Widodo semestinya turun tangan. Persoalan pangan bisa fatal kalau terus berlarut. Kebijakan strategis terkait dengan beras harus segera dikeluarkan. Jika data Kementerian Pertanian salah, harus segera diluruskan. Badan Pusat Statistik, yang disebut meramu data itu, harus turut memberi penjelasan. Terlalu besar pertaruhannya jika menggunakan data yang salah agar lembaganya terlihat berprestasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.