Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sutomo

Oleh

image-gnews
Iklan
TIAP era punya tokoh sejarahnya sendiri, tiap masa memilih kenangannya. Zaman seperti kita ini mungkin akan memungut Dokter Sutomo. Pendiri Boedi Oetomo ini cukup pas untuk sebuah periode, yang mengenang kembali "kebangkitan nasional" 20 Mei 1908 dengan agak spesial, tapi tanpa gelora hati politik. Passi itu tak ada, mungkin karena kita tengah berpikir serius tapi tidak untuk guncangan-guncangan kekuasaan yang besar. Dan suasana seperti itu pula agaknya yang hadir pada tahun 1908. Tapi benarkah, pada hari yang tercatat itu, yang terjadi bukan sebuah guncangan? Sutomo, pada umur 19 tahun, bersama sejumlah temannya, memang membuat sesuatu yang sebelumnya tak ada: sebuah organisasi orang bumiputra. Ia memang menimbulkan sedikit rasa cemas di kalangan para priyayi sepuh yang bekerja di gubernemen. Surat selebaran Boedi Oetomo awal September 1908 bahkan menunjukkan hasrat menjebol tali kesetiaan lama, untuk membentuk kesetiaan baru: Boedi Oetomo dinyatakan hanya sebagai "perintis", dan yang diperjuangkan ialah suatu "persaudaraan nasional, tanpa perbedaan ras, jenis kelamin, maupun kepercayaan". Singkat kata: suatu -nasionalisme modern tulen - satu cita-cita yang sampai tahun 1985 ini pun masih berlaku. Toh, di situ, kita tak bisa bicara tentang "revolusi". Komentar harian Bataviaasch Nieuwsblad ketika menyambut gerakan Sutomo dkk. benar semata: Sebuah evolusi sedang jalan, "I'Evolution est en marche . . . ," dengan tekanan pada kata "evolusi". Nasionalisme Boedi Oetomo adalah nasionalisme tanpa menuding musuh. Tuan Idenburg, menteri urusan tanah jajahan di Den Haag, bisa tenang. Harus diakui: "kebangkitan nasional" Indonesia pada tahun 1908 mrmang belum siap dengan alternatif lain di luar posisinya sebagai tanah jajahan. Sebuah alternatif memang perlu waktu dan perlu mimpi. Generasi Sutomo, khususnya Sutomo sendiri, pasti punya mimpi itu. Tapi bahkan seorang penganjur revolusi orang seperti Marx - tahu bahwa soalnya tidak mudah: "Tradisi semua generasi yang telah mati jadi beban di kepala mereka yang hidup, bagaikan sebuah mimpi yang ngeri." Bagi Sutomo, tradisi itu bahkan bukan mimpi yang menakutkan. Dalam perkara itu ia memang bukan seorang perombak. Benedict O'Gorman Anderson pernah membuat sebuah telaah yang sangat bagus tentang alam pikiran Sutomo, dalam buku yang disusun Anthony Reid & David Marr, yang versi Indonesianya berjudul Dan Raja Ali Haji hingga Hamka. Ia khususnya membahas buku Kenang-Kenangan, karya Sutomo yang terbit pada tahun 1934. Seraya mengutip pepatah Jawa yang terkenal, kacang mangsa ninggal lanjaran ("tak akan lupa kacang akan kulitnya"), Anderson menyimpulkan bagaimana sikap Sutomo ketika bicara tentang masa lalunya: "Halaman demi halaman tulisan Sutomo tentang orangtuanya tidaklah dimaksudkan untuk memperlihatkan lingkungan sosial dan lingkungan psikologi dari mana seorang pemimpin nasionalis dilahirkan untuk menyandang tugasnya, tetapi lebih menunjukkan lanjaran, yaitu arah ke mana kacang mencari jalan untuk pulang dan pergi." Sutomo, dengan kata lain, mencari penyatuan kembali dengan lanjaran itu. Tak heran, bila dalam Polemik Kebudayaan yang termasyhur itu, ketika sejumlah cendekiawan Indonesia berdebat tentang arah bangsa Indonesia setengah abad yang lalu, Sutomo berbeda kubu dengan S. Takdir Alisjahbana. Takdir menolak jadi "hamba sejarah". Sutomo, sebaliknya, yakin bahwa kemajuan baru tercapai "dengan selamat dan bahagia" kalau kita lebih dulu "menengok ke belakang". Dengan kata lain, depan dan belakang tidak bertentangan, melainkan dua hal berbeda yang saling melengkapi - selaras. Keselarasan memang inti penting pandangan Sutomo. Maka, masyarakat baginya bukanlah suatu arena persaingan ("kongkurensi"), melainkan ibarat satu himpunan pemain gamelan. Ia terutama mengemukakan hal ini dalam tulisannya di dalam Poespa Rinontje tahun 1932, dengan judul seperti "Koewajiban lan Gamelan " (Kewajiban dan Gamelan) atau "Kompetisi, ora Kongkurensi" (Kompetisi, bukan Kongkurensi). Dalam masyarakat yang ibarat para pemain gamelan itu, tlap orang memang harus menJalankan tugasnya selaras dengan anggota penabuh lain, taat pada aturan, dan bekerja sama "tanpa rasa cemburu ataupun hasrat memamerkan sumbangan masing-masing". Gambaran seperti itu tentu meniadakan kemungkinan bahwa bentrokan kepentingan bisa terjadi, begitu pula bentrokan kekuasaan. Dalam telaahnya tentang pandangan Sutomo terhadap gerakan buruh, dimuat di majalah Indonesia Oktober 1977, Savitri Scherer menunjukkan bahwa kondisi politik pada tahun 1924-1934 yang penuh tekanan itu memang menyebabkan Sutomo tak banyak punya pilihan buat membayangkan terjadinya guncangan kekuasaan yang ada. Tapi, tentu, sikap dasar Sutomo sendiri tak mencakup hal seperti itu: harmoni, selaras, tenang - itu saja yang ada dalam pikirannya. Yang menarik ialah bahwa pandangan semacam itu selalu hidup kembali sampai kini ia terus, dan tak juga tercegat oleh pertanyaan: Apa sebenarnya yang harus dibicarakan, masyarakat sebagaimana adanya, atau masyarakat sebagai mana seyogyanya? Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ciri Pasangan Sensitif, Sulit Diubah tapi Bisa Dihadapi

6 menit lalu

Ilustrasi pria menangis. shutterstock.com
Ciri Pasangan Sensitif, Sulit Diubah tapi Bisa Dihadapi

Berikut delapan hal yang harus diketahui bila punya pasangan yang sensiitf agar hubungan dapat berjalan dengan baik.


Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-30: Barito Putera vs PSIS 0-0, Madura United vs PSS 0-0, PSM vs Borneo FC 1-1

20 menit lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-30: Barito Putera vs PSIS 0-0, Madura United vs PSS 0-0, PSM vs Borneo FC 1-1

Hasil Liga 1 pada Jumat, 29 Maret 2024, menampilkan tiga pertandingan pekan ke-30 yang semuanya berakhir seri.


Hasil Liga 1: PSM Makassar vs Borneo FC 1-1, Pesut Etam Tak Terkalahkan dalam 18 Laga Terakhir

32 menit lalu

PSM Makassar sata bertanding melawan Borneo FC Samarinda dalam BRI Liga 1. FOTO/vidio.com
Hasil Liga 1: PSM Makassar vs Borneo FC 1-1, Pesut Etam Tak Terkalahkan dalam 18 Laga Terakhir

Hasil imbang 1-1 di kandang PSM Makassar ini, memutus delapan kali kemenangan beruntun Borneo FC di Liga 1.


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

39 menit lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Sayuran Ini Layak Dimakan Setiap Hari karena Manfaat Supernya

45 menit lalu

Ilustrasi sop kembang kol. shutterstock.com
Sayuran Ini Layak Dimakan Setiap Hari karena Manfaat Supernya

Buat yang mau memperbanyak makan sayuran, kembang kol bisa jadi pilihan karena kaya nutrisi bermanfaat seperti serat, vitamin C, vitamin K, dan kolin.


Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

46 menit lalu

Seorang warga sedang memotret mural Usmar Ismail yang berada di Janjang 40, Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Jumat, 29 Maret 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

Hari Film Nasional 2024 digelar dengan mendatangi tempat-tempat yang penuh kenangan bagi Usmar Ismail di Kota Bukittinggi.


Nasi Liwet Solo, Menu Sahur Praktis yang Dapat Dicoba

50 menit lalu

Nasi liwet bisa menjadi ide buka puasa/Foto: Doc. Frisian Flag
Nasi Liwet Solo, Menu Sahur Praktis yang Dapat Dicoba

Salah satu menu yang dapat dicoba adalah menu nasi liwet Solo apabila ingin menjadikannya sebagai menu sahur, dapat dicoba.


Menhub Budi Karya Bicara soal Kenaikan Harga Tiket Pesawat Menjelang Lebaran: Follow the Rule

55 menit lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau kesiapan pesawat dan bandara menjelang mudik Lebaran 2024 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Jumat, 29 Maret 2024. Tempo/Novali Panji
Menhub Budi Karya Bicara soal Kenaikan Harga Tiket Pesawat Menjelang Lebaran: Follow the Rule

Menhub Budi Karya Sumadi menegaskan akan menindak maskapai penerbangan yang ketahuan menaikkan tarif tiket pesawat melebihi tarif batas atas.


Potongan Pajak THR 2024 Naik, Begini Perbandingan Hitungan Lama dan Baru

1 jam lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Pexels
Potongan Pajak THR 2024 Naik, Begini Perbandingan Hitungan Lama dan Baru

Potongan pajak atas tunjangan hari raya (THR) dan bonus ramai dikeluhkan oleh masyarakat. Pasalnya, potongan pajak keduanya lebih besar dari tahun lalu.


Pakar Hukum Sebut MK Bisa Panggil Presiden Jokowi untuk Klarifikasi Tudingan Tak Netral di Pilpres 2024

1 jam lalu

Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan pangan atau bansos beras kepada masyarakat penerima manfaat di Kompleks Pergudangan Bulog Kampung Melayu, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, pada Rabu, 20 Maret 2024. Foto Sekretariat Presiden
Pakar Hukum Sebut MK Bisa Panggil Presiden Jokowi untuk Klarifikasi Tudingan Tak Netral di Pilpres 2024

kesempatan itu bisa digunakan Presiden Jokowi untuk membela diri dan membuktikan dirinya tidak terlibat dalam kecurangan yang dituduhkan.