Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Montezuma

Oleh

image-gnews
Iklan
DI malam hari, sering terdengar suara seorang wanita misterius, mendayu-dayu: "Wahai, putra-putraku, kini kita akan segera pergi". Dan jalanan Kota Tenochtitlan pun termangu. Di abad ke-16 itu Kerajaan Aztec di Meksiko memang tampak muram. Baginda, Raja Montezuma II, kian sering gundah. Sudah 17 tahun ia berkuasa. Usianya 40. Tak tampak lagi ia tegas, kukuh, pasti. Ia lebih banyak termenung, jarang muncul, dan lebih sering berhubungan dengan tukang nujum serta para pendeta. Ada sesuatu yang meluncur turun dalam suasana seperti itu - ada sesuatu yang menunggu saat yang fatal. Dan akhir itu memang tengah mendekat, dalam wajah ganjil orang asing. Suatu hari konon datang nelayan mempersembahkan apa yang ditemukannya kepada Baginda: seekor burung ajaib, dengan kepala menyandang cermin. Ketika Montezuma memandang ke cermin itu, tampak olehnya para bentara bersenjata, yang duduk di atas hewan yang mirip rusa. Telah kembalikah Quetxalcoatl? Telah pulangkah dewa itu, dari pengasingan lima abad, seperti disebutkan hikayat? Barangkali. Montezuma saat itu tentu telah mendengar berita dari jauh, tentang pasukan berjenggot yang bersenjatakan guntur dan petir. Tentu saja ia tak dengan cepat paham, bahwa itulah para conquistadores. Para petualang penakluk dari Spanyol memang kian mendekat ke Meksiko hampir 30 tahun setelah Columbus menemukan Amerika. Kuba telah di taklukkan dan dijarah. Tapi Montezuma tak juga siap menghadapi Hernan Cortez. Cortez, waktu itu baru 35 tahun, telah hampir separuh usianya ia habiskan di benua baru. Ia petualang cerdik dan penuh ambisi. Juga: nasibnya baik. Putra bangsawan kecil Spanyol ini, yang semula diberi kuasa oleh "gubernur" Kuba Diego Velazquez, dengan cepat membikin kuasa bagi dirinya sendiri. Ia berangkat ke Meksiko membawa 11 kapal 553 prajurit, dan 16 kuda atas nama Tuhan, kemegahan, dan kekayaan. Di Pantai Tabasco, ia bertemu dengan seorang gadis Indian yang menawan hati dan pintar, yang kemudian ia jadikan Nasrani, ia pergundik, dan ia manfaatkan. Marina, demikian kemudean namanya, memang pandai berbahasa Aztec dan beberapa bahasa lokal. Dialah penasihat Cortez yang setia - yang tahu banyak hal tentang bangsa dan kerajaan yang diperintah Montezuma itu. Dari Marina juga Cortez tahu bahwa sejumlah provinsi Aztec tengah tak puas dan ingin berontak. Dari wanita Indian itu pula Cortez tahu bahwa dirinya disangka Quetxalcoatl, dewa yang terasing. Dengan kata lain, Cortez lebih siap: dalam hal ambisi, dan juga informasi. Ia memasuki wilayah Aztec, dan akhirnya Ibu Kota Tenochtitlan, dengan pasukan yang kian lama kian bertambah besar, setelah sejumlah suku Indian bergabung kepadanya. Dan ternyata di pintu gerbang, Montezuma (dan kemurungannya) tak menyambutnya dengan perang. "Apa gunanya melawan," kata raja itu kepada dewan penasihatnya, "jika para dewa sendiri telah menghadapi kita?" Bahkan ketika akhirnya terjadi pertempuran antara orang Spanyol dan orang Indian Aztec yang dipimpin Cuitlahua, adiknya, Montezuma mencoba meleraikan perlawanan itu. Ia terbunuh oleh bangsanya sendiri. Aztec, dua tahun setelah Cortez berangkat perang, pun takluk. Cuitlahua memang sebelumnya berhasil memukul mundur penakluk Spanyol. Tapi kini ia tak ada lagi: raja muda itu mati terkena cacar. Sejarah pun kemudian milik orang Eropa. Dan kita pun bertanya apa sebab para conquistadores menang, juga bangsa Eropa di mana-mana di abad itu. Mengapa mereka unggul dan orang lain hancur? "Semuanya terjadi karena bangsa Maya dan Aztec kehilangan penguasaan komunikasi", tulis Tzvetan Todorov dalam The Conquest of America: The Question of the Other. Kita tak tahu benarkah demikian. Memang orang Aztec bahkan bingung menghadapi orang-orang berkuda (mereka sangka kedua-duanya satu makhluk tunggal), tapi mereka tak lebih buta huruf. Keindahan Kota Tenochtitlan, sebuah arsitektur di tengah danau, bahkan menakjubkan penakluknya. Dengan kata lain, orang Indian itu juga tak kalah pandai, setidaknya secara potensial, dalam apa yang disebut Todorov sebagai "membaca tanda-tanda". Tapi siapa tahu sebuah bangsa tergeser hanya karena satu nasib buruk - dengan akibat yang berabad-abad. Siapa tahu sejarah memang begitu. Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

1 menit lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.


Belum Pernah Dapat Trofi Sejak Latih Timnas Indonesia pada 2020, Apa Prestasi STY?

10 menit lalu

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong memimpin latihan perdana Timnas Indonesia setibanya di Hanoi, Vietnam pada Sabtu malam, 23 Maret 2024. PSSI
Belum Pernah Dapat Trofi Sejak Latih Timnas Indonesia pada 2020, Apa Prestasi STY?

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong, yang akrab disapa STY pernah dua kali membawa Skuad Garuda ke final Piala AFF 2020 dan 2022.


PDIP Belum Menyerah Gugat ke PTUN Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU Sebut Sudah Tak Ada Celah Hukum

12 menit lalu

Ketua tim hukum PDI Perjuangan Gayus Lumbuun (kiri) menerima berkas gugatan yang telah didaftarkan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jakarta Timur, Selasa, 2 April 2024. Gugatan tersebut ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), terkait perbuatan melanggar hukum oleh kekuasaan pemerintahan (onrechmatige overheidsdaad) dalam hal ini utamanya adalah KPU pada Pemilu 2024, khususnya pemilihan presiden. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
PDIP Belum Menyerah Gugat ke PTUN Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU Sebut Sudah Tak Ada Celah Hukum

Ketua Tim Hukum PDIP Gayus Lumbuun meminta KPU untuk menunda penetapan hasil Pilpres 2024 sembari menunggu hasil gugatan PTUN, KPU menolak


Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

13 menit lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.


5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

19 menit lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat memberikan keterangan pers dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juni 2023. Rakernas yang mengusung tema 'Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara' tersebut itu juga akan membahas pemenangan Pemilu 2024 serta mendengar pengarahan khusus dari Presiden Joko Widodo. TEMPO/M Taufan Rengganis
5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

Ketika Megawati membela sejumlah kebijakan dan langkah politik Jokowi selama dua periode.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

22 menit lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

22 menit lalu

Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

PM India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi untuk memperkuat basis garis kerasnya.


Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

30 menit lalu

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.


Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

31 menit lalu

Ilustrasi orang lupa
Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.


Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

46 menit lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.