Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembangunan yang Menyejahterakan

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nunung Nuryartono, Ketua Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi IPB

Fokus penting dalam setiap kebijakan ekonomi adalah upaya untuk memacu pertumbuhan seoptimal mungkin agar mampu menyejahterakan rakyat. Secara simultan juga mengeliminasi berbagai persoalan yang muncul, seperti kemiskinan dan pengangguran.

Dogma tersebut sejatinya dimaknai, terutama oleh kalangan pengambil keputusan, bahwa pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat tidak berarti kemiskinan akan hilang begitu saja. Pertumbuhan ekonomi tanpa pengelolaan yang memadai memunculkan persoalan serius lainnya, yaitu ketimpangan.

Seperti dilansir Dana Moneter Internasional (IMF) dalam research paper Februari 2014 yang bertajuk "2014 Redistribution Inequality and Growth", ketimpangan merupakan sesuatu yang membahayakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Apakah peringatan IMF ini sebagai kesadaran yang terlambat?

Jika menengok berbagai literatur dan hasil kajian yang dilakukan oleh berbagai scholar, peringatan itu merupakan sinyal yang telat. Sudah begitu lama banyak negara mengacu pada paradigma "Konsensus Washington" yang lebih menekankan aspek pertumbuhan. Namun akhirnya harus menyadari kesalahannya yang abai terhadap proses redistribusi. Sebut saja Bourguignon (2001), yang menyimpulkan bahwa ketimpangan membahayakan upaya penurunan penduduk miskin secara nyata.

Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 secara tegas disebutkan, agenda pertama adalah pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Ukuran yang acap digunakan adalah pendapatan per kapita.

Dari sudut pandang tersebut, Indonesia memang telah masuk kelas middle income country dengan tingkat pendapatan per kapita pada 2013 mencapai US$ 1.731 atau setara US$ 4.875 PPP (World Development Indicator 2014). Cukupkah hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia?

Pasalnya, tingkat ketimpangan pendapatan (Gini Ratio) selama lima tahun terakhir ini yang semakin meningkat, dari sekitar 0,37 menjadi 0,41. Hal ini menunjukkan, pertumbuhan ekonomi yang tidak terdistribusi secara merata akan mengakibatkan jurang pemisah yang semakin dalam antarkelas masyarakat.

Pada 2013, angka kemiskinan poverty headcount masih 11,37 persen, jauh dari target pemerintah, yang 9,5 persen. Memang ada penurunan, tapi lajunya tidak sejalan dengan rumusan yang telah ditetapkan pemerintah. Lebih memprihatinkan lagi, adanya kenaikan angka kedalaman kemiskinan yang bermakna kondisi penduduk miskin semakin jauh di bawah garis kemiskinan. Begitu pun tingkat keparahan kemiskinan, yang juga meningkat. Hal ini dimaknai bahwa perbedaan tingkat pendapatan antarkelompok masyarakat miskin semakin lebar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga indikator tersebut semakin memperkuat argumen bahwa proses pembangunan yang tidak terdistribusi secara baik mengakibatkan masyarakat makin terpuruk. Khususnya kelompok di bawah garis kemiskinan.

Saat ini, mayoritas penduduk miskin berada di pedesaan dan wilayah pesisir, yang mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan. Sedangkan karakteristik perekonomian Indonesia tidak lain adalah dualistik ekonomi, yaitu berdampingannya petani-petani gurem (landless farmers) yang hanya menguasai lahan sawah sekitar 0,39 hektare (sensus pertanian 2013) dihadapkan pada perkebunan besar yang rata-rata luas lahannya mencapai ribuan hektare.

Selain itu, usaha mikro-kecil yang jumlahnya jutaan unit berhadapan dengan usaha besar yang hanya ratusan. Namun skala usaha besar lebih mampu mengakses berbagai sumber daya secara lebih baik (modal, teknologi, pasar). Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada intervensi nyata dari pemerintah, pertumbuhan ekonomi hanya akan menciptakan ketimpangan yang semakin parah. Kualitas pertumbuhan ekonomi pun makin buruk.

Pembangunan pedesaan harus menjadi prioritas, dan salah satu fokus utamanya pembangunan sektor pertanian yang terintegrasi kuat dengan industri. Dengan begitu, berbagai nilai tambah dapat dinikmati langsung oleh para pelaku khususnya petani.

Hasil studi (Suparto, Nuryartono, dan Waluyadi, 2011) menunjukkan bahwa pembangunan sektor pertanian akan memberikan efek pengurangan penduduk miskin yang signifikan, sekaligus meningkatkan proses distribusi pendapatan yang lebih baik. Pemerintah harus secara jelas mampu menyebarkan pembangunan. Tidak hanya berfokus di kawasan Barat, tapi juga kawasan timur Indonesia.

Koreksi kesalahan dalam strategi pembangunan demi distribusi pendapatan yang lebih merata harus segera dilakukan. Hal ini memerlukan komitmen kuat dan visi yang jelas ke depan. Berbagai anggaran pemerintah dapat diarahkan untuk mencapai pembangunan yang benar-benar menyejahterakan.

Cita-cita para founding fathers Indonesia adalah negara yang mampu menyejahterakan rakyatnya tanpa terkecuali. Karena itu, siapa pun yang memimpin Indonesia lima tahun ke depan harus mampu mengemban amanah dan cita-cita luhur berdirinya bangsa Indonesia dan menjaga keutuhan NKRI menuju negara yang menyejahterakan. Semoga!


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 jam lalu

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi di Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta, Sabtu (20/4/2024). Foto : Oji/Novel
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.


Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

2 hari lalu

Bandara Panua Pohuwato. Dok: Kemenhub
Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

7 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?


Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

9 hari lalu

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2023 di Menko Perekonomian, Jakarta, Senin, 5 Februari 2024. Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai 5,05 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,31 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.


Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

9 hari lalu

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ketika ditemui usai Salat Idulfitri 1445 H di Masjid Ainul Hikmah, DPP Partai Golkar, Slipi Jakarta pada Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Defara
Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.


Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

10 hari lalu

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, saat ditemui di area acara Peresmian Pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, pada Kamis, 15 Februari 2024 di JIExpo Convention Center & Theater, Jakarta Utara. TEMPO/Adinda Jasmine
Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.


ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

14 hari lalu

Logo ADB atau Asian Development Bank. (adb.org)
ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.


Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

14 hari lalu

Ketua Umum Asosiasi Pengusana Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani memaparkan Roadmap Perekonomian Indonesia 2024-2029 dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, pada Senin, 11 Desember 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.


Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

34 hari lalu

Pembeli beristirahat di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Pemerintah akan kembali menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1 persen menjadi 12 persen, yang mulai berlaku pada tahun depan atau per 1 Januari 2025.  TEMPO/Tony Hartawan
Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

Pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp99,5 triliun untuk THR dan gaji ke-13 aparatur sipil negara tahun ini.