Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peradaban barat

Oleh

image-gnews
Iklan
VS. Naipaul memang bukan hendak menyenangkan orang Islam. Dia berjalan jauh ke Iran, ke Pakistan, ke Malaysia dan Indonesia, tempat tinggal lebih dari 250 juta orang muslim, lalu menulis Among Tbe Believers dengan satu kesimpulan yang muram: "Islam mensucikan amarah -- amarah mengenai iman, amarah politik . . . " "Lebih dari sekali dalam perjalanan ini," begitu kalimatnya kemudian, "saya bersua dengan orang-orang perasa, yang siap untuk merenungkan pergolakan-pergolakan besar." Pergolakan untuk mengganti isi dunia yang dianggap kotor dan mengecewakan. Pergolakan yang-hanya dengan amarah dan iman itu dan akan memberi jawab yang memadai. Jawab apakah yang memadai? Naipaul mengingatkan kita akan S. Takdir Alisjahbana di tahun 1930-an, dalam suatu tukar pikiran yang termasyhur di majalah Poedjangga Baroe dan kemudian dibukukan dengan judul Polemik Kebudayaan. Seperti Takdir, Naipaul menyebut pilihannya: "peradaban Barat". Dan seperti Takdir, Naipaul memberi catatan tertentu kepada kata "Barat" yang sering ditanggapi dengan purbasangka itu. Dalam wawancaranya dengan Newsweek 18 Agustus 1980, ia berkata tentang "suatu peradaban besar yang universal dewasa ini," yang oleh banyak orang akan disebut " Barat " . Meski sebenarnya, kata Naipaul, "peradaban ini telah diberi makan oleh sumber yang tak terhitung banyaknya." Dengan kata lain, "Barat" bukanlah sekedar seperti Eropa sekarang. Peradaban besar itu tak ada kaitannya dengan watak bangsa atau ras. "Kesalahan dari sikap pongah Barat ialah," kata Naipaul, "karena mereka mengira, bahwa peradaban universal yang ada sekarang lebih bersifat sesuatu yang rasial." Karena itu, Naipaul juga berbicara tentang kesalahan di Dunia Ketiga. "Apa yang memasygulkan saya ialah bahwa ada sebagian kebudayaan di mana orang mengatakan, 'Putuskan kontakmu dengan dunia luar. Kembalilah kepada dirimu yang dulu'. Tak ada yang akan menggantikan peradaban universal yang mereka tolak itu." MEMBACA Naipaul kita seakan membaca kembali percakapan kita yang lama. Ya, Polemik Kebudaaan. Tapi juga hampir tiap debat, selisih pendapat bahkan fitnah-memfitnah yang terjadi hampir di tiap dasawarsa sejak 1930 sampai dengan 1980. Maka tak heran bila Naipaul masih bisa membuat kita meradang. Dia, yang tak bertanah air, tak beragama, yang lahir dari keturunan India di Trinidad dan hidup di Inggris, orang yang jauh dari semak-belukar dan begitu gampang memasuki balairung kecerdasan Barat, tak mengalami apa yang kita alami. Mungkin itulah kekurangan Naipaul: ia tak cukup punya simpati pada pedihnya perasaan orang Dunia Ketiga yang harus mematut-matut diri, kadang secara menggelikan, di depan "negaranegara maju". Di samping itu, dia seakan mengelakkan kenyataan, bahwa dalam soal "peradaban universal" itu ada tersangkut banyak soal jual-beli. Dalam cerita yang romantis, sikap kreatif dan berpikir kritis memang bisa tumbuh di antara daunan padi. Dalam prakteknya,inti suatu peradaban tak bisa cuma diproses di dekat pematang. Ia memerlukan empu, sekolah, pengajar, perpustakaan, laboratoria, dan lalulintas hasil penelitian serta teknologi. Dan di zaman yang tak gampang bermurah hati ini, Dunia Ketiga seakan senantiasa tersikut. Ia tersisa di luar garis. Di luar garis itulah, amarah memang terasa jadi hak. Juga pengingkaran. Pertanyaan kembali tak bisa dihindari: Jika kita tak akan bisa menang, kenapa kita toh harus ikut berlomba di arena itu? Tidakkah "peradaban universal" Naipaul pada akhirnya akan tetap hanya milik eksklusif sejumput bangsa? Lalu kita pun ingin berpaling. Yang jadi soal ialah bisakah kita membedakan antara berpaling dan menutup pintu. Naipaul memang punya petunjuk bahwa di Dunia Ketiga, banyak orang hanya mau menyatukan diri kembali dengan belukar. Tapi mungkin dia tak sabar: kebingungan memang bisa meledakkan kemarahan. Namun kebingungan juga bisa jadi tanda bahwa sejumlah orang sedang mengandung janin ide yang besar--meski selama ini keguguran.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiba di Kertanegara Sore Ini, Surya Paloh Dirangkul Prabowo

2 menit lalu

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Kartanegara IV, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tiba di Kertanegara Sore Ini, Surya Paloh Dirangkul Prabowo

Kedatangan rombongan tersebut disambut langsung oleh Prabowo di depan pintu rumah kediamannya.


AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

3 menit lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tempo/Pribadi Wicaksono
AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.


Pilkada 2024: Edy Rahmayadi Telah Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Cagub Sumut dari 3 Partai

3 menit lalu

Mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (tengah) menyapa warga saat acara perpisahan akhir masa jabatan di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan, Selasa 5 September 2023. Acara serah terima jabatan dan perpisahan Gubernur Sumut tersebut dihadiri sejumlah anggota DPRD, simpatisan dan ribuan warga dari berbagai komunitas sebagai bentuk ucapan terimakasih atas pengabdian selama periode 2018-2023. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Pilkada 2024: Edy Rahmayadi Telah Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Cagub Sumut dari 3 Partai

Edy Rahmayadi adalah bakal calon gubernur pertama yang telah mengambil formulir pendaftaran Pilkada 2024 di PKB Sumut.


Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

3 menit lalu

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada anggota militer, petugas pertolongan pertama, dan keluarga mereka pada hari peringatan 22 tahun serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Center, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska, 11 September. 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.


Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

7 menit lalu

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com
Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.


Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

10 menit lalu

Seorang anak mencoba wahana baru Flight Academy, kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta. (dok. Traveloka)
Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

Flight Academy, wahana baru kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta bisa jadi pilihan mengajak anak menjelajahi dunia penerbangan


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

10 menit lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


Erick Thohir Pastikan Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Berdasarkan Peta Jalan Timnas Indonesia

13 menit lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2024. TEMPO/Randy
Erick Thohir Pastikan Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Berdasarkan Peta Jalan Timnas Indonesia

Apa alasan Erick Thohir dan PSSI untuk memperpanjang kontrak pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong hingga 2027?


Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

14 menit lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto: Arief/vel
Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).


DPR Sisir Kembali Belanja Tidak Prioritas

18 menit lalu

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi di Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta, Sabtu (20/4/2024). Foto : Oji/Novel
DPR Sisir Kembali Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.