Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pada dasarnya

Oleh

image-gnews
Iklan
KENAPA Alfred Hitchcock tak bikin film sejarah seperti Gandhi? Dia bercenta tentang wanita pirang yang cantik yang dijatuhkan dari menara tinggi dalam Vertigo. Atau seorang lelaki lumpuh yang menyaksikan pelbagai kejahatan dari kursinya dalam Rear Window. Atau seorang gadis muda yang menyusup dalam gelap, berjalan di atap tinggi, tak disangka-sangka, dalam To Catch A Thief. Alfred Hitchcock menandatangani film-filmnya dengan kesuraman: dengan perut buncit, yang muncul bersama wajah gembil yang masam, sekejap. Dan bulu roma kita yang berdiri. Tujuan film-filmnya, demikian ia pernah berkata, adalah seperti tujuan cerita-cerita Allan Poe: suatu kisah yang sama sekali tak masuk di akal, tapi diceritakan dengan logika yang begitu memukau sehingga kita dapat kesan bahwa hal seperti itu dapat saja terjadi pada diri kita, besok. Kisah yang "tak masuk di akal" itu karenanya berlangsung di antara orang-orang yang elegan, sopan, sehat wal afiat, dan tak kurang suatu apa: tokoh yang dengan kena dimainkan Cary Grand, Jimmy Stewart, atau Tony Perkins. Wajah dan sosok mereka bagaikan patung-patung marmar dalam ruang pualam yang tertib. Tapi, tiba-tiba, dor, segala retak dan khaos terjadi ..... Hitchcock, yang dibesarkan di East End di Kota London dalam disiplin agama yang ketat, berangkat dengan pandangan yang sering tak tersembunyi lagi: bahwa dunia ini, juga rasa aman, pada dasarnya rapuh dan terancam. Bahwa kejahatan berliang di dalam hati manusia. Bahwa kita punya potensi untuk biadab. Sir Alfred, dengan kata lain, menolak bahwa si kriminal bisa jadi kriminal karena sistem sosial atau "struktur", hal-hal yang bisa digempur secara serentak. Dan bila ia seakan bicara soal kejiwaan (dalam Psycho, misalnya), ia sebenarnya tidak tertarik kepada kejutan-kejutannya yang beraneka ragam, tapi kepada satu ragam yang ia pilih dengan tekun: jiwa yang berlumut, gatal bagai bulu, tapi tak diketahui. Kita dengan sendirinya tak bisa mengharap ia akan mencoba suatu epik, suatu kisah pahlawan, tentang perjuangan yang sukar dan manusia yang tak disentuh dosa. Untuk itu diperlukan jenis orang yang lain. Untuk itu diperlukan antusiasme yang cukup kepada harapan: semoga kita-kita ini orang baik hendaknya. Dan itulah memang peran pahlawan: peran sang penebus, yang mengangkat harapan dari sampah dan dunia yang bobrok. Barangkali itulah sebabnya Hitchcock tak akan memuaskan bagi masa sekarang. Kita agak dengan pasti boleh meramalkan bahwa seandainya ia masih hidup, dan terus, ia tak akan dapat sambutan. Yang menarik ialah bahwa ia sangat produktif justru di suatu masa, ketika optimisme bertabur di mana-mana. Dan seakan sejalan dengan zaman itu -- kira-kira 30 tahun yang lalu -- film-filmnya pun bisa cemerlang dalam tata warna. Dialognya pun mengandung rasa segar humor-humor kecil yang halus -- permainan dalam permainan. Singkatnya, suatu dunia yang tak cemas. Tapi sekaligus mungkin (dalam tatapan Hitchcock yang membisu dan seram) dunia yang dungu. Di masa kini kita seperti jadi Hitchcock dalam pelbagai variasi: memandang optimisme sebagai sesuatu yang dungu, atau kurang berakal, atau kurang jujur. Penindasan, pengisapan, penipuan, pembunuhan, pencemaran, pengangguran, pemborosan semua berdesak-desak dalam kalimat-kalimat kita sehari-hari. Kita tak tahu apa sebabnya semua itu terjadi, tapi kita tahu, kita tidak ingin semua faktor bekerja ke arah dunia yang sedang ambruk seperti itu. Untuk itu bahkan kita bersedia berdamai dengan hipokrisi -- sekadar menghibur, mungkin. Lalu kita pergi nonton, menemukan pahlawan. Dan Sir Alfred? Pada umurnya yang ke-80, ia tahu ia segera habis. "Ingrid, aku akan mati," katanya seraya menangis kepada Ingrid Bergman yang datang menengok. Dan Hitchcock memang mati, bersama tanda tangannya: perut yang buncit, wajah yang gembil, mulut yang diam, mata yang tanpa ekspresi, selintas, dan kita terkesiap.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

4 menit lalu

Sampah sachet dari lima perusahaan mencemari perairan Jakarta. Foto Tim Brand Audit
Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

Dari total timbunan sampah plastik, ditaksir sekitar 14-16 persen itu berupa sachet dan pouch.


Merger Garuda Indonesia dengan InJourney Ditarget Tahun Ini, Manajemen: Asal Memenuhi Faktor

5 menit lalu

Pekerja tengah melakukan perawatan pesawat Garuda Indonesia di fasilitas PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) di Cengkareng, Tangerang, Banten, Selasa 26 Maret 2024. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan Citilink menyediakan 1,4 juta tempat duduk dan 170 extra flight untuk musim mudik lebaran 2024. GIAA memperkirakan akan terjadi kenaikan jumlah penumpang sebanyak 18% dari tahun lalu. TEMPO/Tony Hartawan
Merger Garuda Indonesia dengan InJourney Ditarget Tahun Ini, Manajemen: Asal Memenuhi Faktor

Rencana merger antara Garuda Indonesia dan InJourney bisa beres tahun ini asal memenuhi beberapa faktor.


Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

6 menit lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.


Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

8 menit lalu

Anggota komisi III DPR fraksi PDI P Arteria Dahlan tertidur saat sidang putusan sistem pemilihan umum (Pemilu) di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. Dalam putusannya, MK menolak permohonan para pemohon secara keseluruhannya dan tetap menggunakan proporsional terbuka untuk pemilu 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?


Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

12 menit lalu

Ilustrasi menonton film horor. Freepik.com
Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?


Demonstran Yordania Desak Diakhirinya Perjanjian Damai dengan Israel

13 menit lalu

Massa melakukan protes untuk mendukung warga Palestina di Gaza, di dekat kedutaan Israel di Amman, Yordania, 28 Maret 2024. REUTERS/Alaa Al-Sukhni
Demonstran Yordania Desak Diakhirinya Perjanjian Damai dengan Israel

Ribuan warga Yordania menyerukan diakhirinya perjanjian perdamaian antara negara itu dengan Israel, sebagai protes atas gesonida di Gaza


Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

18 menit lalu

Enik Waldkonig, WNI tinggal di Jerman tersangka dugaan  TPPO, FOTO: istimewa
Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

Bos PT SHB, Enik Waldkonig, menyebut ia pertama kali melibatkan mahasiswa Indonesia di program ferienjob pada 2022


Jadwal Liga Jerman Pekan Ke-27: Ada Der Klassiker Bayern Munchen vs Borussia Dortmund, Simak 5 Fakta Menariknya

18 menit lalu

Pemain Bayern Munchen, Harry Kane, Serge Gnabry, Eric Dier, Thomas Mueller dan Leon Goretzka merayakan kemenangan timnya setelah kalahkan Lazio dalam Leg Kedua Liga Champions di Allianz Arena, Munich, Jerman, 5 Maret 2024. REUTERS/Angelika Warmuth
Jadwal Liga Jerman Pekan Ke-27: Ada Der Klassiker Bayern Munchen vs Borussia Dortmund, Simak 5 Fakta Menariknya

Jadwal Liga Jerman pekan ke-27, akhir minggu ini, akan menampilkan laga Der Klassiker Bayern Munchen vs Borussia Dortmund. Simak 5 fakta menariknya.


Tim Ganjar-Mahfud Ungkap 4 Aspek Abuse of Power Jokowi dalam Politisasi Bansos

21 menit lalu

Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan pangan atau bansos beras kepada masyarakat penerima manfaat di Kompleks Pergudangan Bulog Kampung Melayu, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, pada Rabu, 20 Maret 2024. Foto Sekretariat Presiden
Tim Ganjar-Mahfud Ungkap 4 Aspek Abuse of Power Jokowi dalam Politisasi Bansos

Menurut Chico, Ganjar-Mahfud tidak mempersoalkan siapa yang menang dan kalah, namun menggugat masalah penyelenggaraan Pemilu 2024.