Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumah

image-profil

image-gnews
Iklan

Purnawan Andra,
Peminat Kajian Sosial-Budaya Masyarakat

Rumah adalah bangunan fisik yang mewadahi interaksi keluarga. Di dalamnya berlangsung praktek-praktek kekerabatan seperti mengasuh anak, hubungan kakak-adik, sampai pembagian warisan. Terkait dengan hal itu, desain arsitektur rumah juga akan selalu memperhitungkan pola pertukaran sosial dan timbal balik dalam hubungan antar-rumah dan masyarakat.

Dalam masyarakat kita, rumah dikelola oleh perempuan melalui pekerjaan dan kehidupan kesehariannya. Perempuan mengelola rumah melalui pengawasan anak dan tenaga kerja domestiknya, termasuk pertukaran makanan dalam konteks sosial-kemasyarakatan bertetangga antarkeluarga. Dengannya, perempuan juga bisa melakukan aktivitas pribadi yang mempunyai arti penting dalam konteks ekonomi, baik bagi keluarga maupun masyarakat.

Namun, Newberry (2013) mensinyalir, dalam negara pascakolonial Indonesia, unit sosial terkecil yang bernama keluarga (dalam sebuah rumah) bukan semata merupakan kesatuan orang tua dan anak. Keluarga menjadi instrumen negara. Penetrasi program pemerintah dan ideologi yang diproduksi negara ke dalam kesadaran warga negara di komunitas kampung, yang umum di perkotaan Indonesia, dapat dimungkinkan berkat keberadaan keluarga. Keluarga menjadi sebuah "institusi" negara baru, sekalipun tidak memiliki status formal. Lebih jauh, keluarga dalam fungsi seperti ini telah mendomestikasi perempuan secara lebih kuat. Namun, pada saat yang sama, hal itu menegaskan otonomi mereka secara sosial dan politik. Hal ini menjelaskan mengapa negara berkepentingan terhadap rezim pengaturan perempuan. Rumah menyiratkan kuasa negara terhadap perempuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Negara berperan dalam mendoktrin masyarakat bahwa peran utama perempuan adalah mengasuh anak di rumah. Perempuan dilegitimasi dengan instrumen otoritas berupa sistem budaya dan agama yang dominan dalam membentuk konstruksi sosial yang ada selama ini sebagai kanca wingking. Bahkan, di lingkungan pendidikan formal, pendidikan kita juga bias gender. Buku-buku pelajaran masih saja memuat kalimat "Bapak Bekerja, Ibu ke Pasar" yang bersifat seksis dan patriarkis. Konsep nilai yang tak seimbang semacam ini menjadi kesadaran laten yang mengancam kualitas hubungan lelaki dan perempuan dalam sebuah rumah (tangga).

Pemerintah menempatkan keluarga pada suatu tatanan moral dan visi penting untuk menata masyarakat. Lewat program-program yang dijalankan organisasi-organisasi kemasyarakatan perempuan, pemerintah memberikan pelayanan sosial berbiaya murah. Melalui kegiatan PKK dan ide-ide retorik lainnya, negara mereproduksi kehidupan keseharian masyarakat, meski kadang tidak sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Perempuan seakan-akan dibebaskan dan diberi wadah lain, yang tampak sebagai "sangkar emas". Mereka keluar rumah, tapi kemudian ditangkap lagi oleh sebuah situasi yang identik dengan apa yang ditinggalkan sebelumnya.

Memang pemerintah sudah berganti dan kehidupan masyarakat bisa jadi telah berubah. Namun, pola-pola yang sama (dalam bentuk berbeda) barangkali masih tetap dilakukan negara dalam menciptakan keteraturan versi pemerintah. Karena itu, rumah penting dibaca sebagai dasar penciptaan pola interaksi yang lebih apresiatif terhadap peran perempuan sebagai pribadi yang eksis dalam konteks sosial masyarakatnya. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

8 jam lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

35 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

42 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.


Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.


Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.


Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?


Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menemui capres 01 Anies Baswedan di Yogyakarta Rabu (24/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.


Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.


Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia terpilih memimpin Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre periode 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul


Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

7 Januari 2024

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan keterangan saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

Ganjar Pranowo mengatakan budaya populer nusantara dapat dipromosikan lebih luas melalui teknologi digital, yaitu viralisme.