Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kekuasaan tuhan

Oleh

image-gnews
Iklan
PATUNG-patung Budha dalam stupa itu seakan tiba-tiba saja membisu. Batu itu telah berada di sana berabad-abad, di Borobudur, tak bergerak. Tapi ketika gerhana itu terjadi, dan cahaya redup yang aneh jatuh sampai ke pelosok bukit, kebisuan itu serasa mendadak. Terkesiap. Apakah yang terjadi sebenarnya? Mungkin segala-galanya. Tapi, mungkin juga, hanya isyarat waktu. Langit begitu jauh dan begitu purba. Juga siklus yang tak terperikan yang diatur secara antah berantah itu: candi dari abad ke-9 ini, yang hadir di antara kita kini, telah menyaksikan kejadian yang sama tiga setengah abad yang lewat. Juga tiga abad lebih sebelumnya, dan tiga abad lebih sebelumnya lagi. Empat kali: sebanyak itu sudah monumen hitam di bukit itu bersentuhan dengan gerhana yang demikian sempurna -- ketika gelap jatuh di siang dan suhu turun mendadak. Empat kali: sebuah angka kecil. Namun tiap kali ratusan tahun tenggelam, jutaan nyawa meninggalkan dunia, dan puluhan bencana, perang atau juga saat-saat bahagia terjadi. Waktu, ternyata, tak dapat direduksikan. Ia bukan hanya deretan detik, satuan tahun. Ia tak sepenuhnya dapat diterangkan, kecuali dengan menyaksikan apa yang fana. Dan apakah yang fana? Apakah kita? Jawabannya barangkali ketus, barangkali pula ringan: makhluk yang tak terlihat dari ufuk angkasa luar, penghuni di bawah sebuah candi tua yang -- bila dihitung dengan kurun astronomi -- sebenarnya masih bayi. Cuma 4 x GMT. Dengan kata lain, kita cuma debu. Tak heran bila gerhana yang sedemikian itu jadi peristiwa yang menggerakkan orang untuk bersembahyang. Tak heran bila ia bisa menyentuhkan kita dengan apa saja yang membikin hati lebih merendah. Sebab yang pasti kita tak tahu di manakah kita pada saat gerhana matahari sebelum ini, tiga tahun sebelum Sultan Agung berangkat, dari dekat dusun ini, untuk menyerbu Jakarta. Kita juga tak tahu akan di manakah kita pada gerhana yang sama di masa datang ketika GMT kelima datang di Borobudur. Jarak antara abad ke-17 dan abad ke-20 adalah jarak yang panjang, biarpun dikaitkan dengan beberapa catatan sejarah. Teramat banyak yang tanpa jejak, teramat banyak yang tak diketahui. Sebaliknya, jarak antara abad ke-20 dan abad ke-23 juga tak dapat dibayangkan, betapa pun bantuan Herman Kahn. Perubahan begitu cepat. Bumi kian tak dapat diperhitungkan. Kisah-kisah science fiction kian menyajikan imajinasi yang ganjil. Kita mungkin akan bersua dengan E.T., atau kita akan hancur seperti penghuni planet Krypton dalam dongeng Superman. Apa pun yang akan tiba, pada akhirnya kita -- orang-orang yang mengincarkan teropong bintang, orang-orang yang ketakutan digiring hansip, menteri yang berdiri di samping stupa, nelayan yang dicegah turun ke laut, turis yang membayar untuk sensasi -- semua ini hanya sekerumunan titik yang singkat. Dan Chairil Anwar menulis, dengan satu kalimat yang kemudian termashur, "Hidup hanya menunda kekalahan". Hanya menunda kekalahan? Artinya: suatu aksiden yang tanpa makna apa-apa, kecuali saksi keakbaran Yang Mencipta? Disitulah letak soalnya. Sesuatu yang tanpa makna akan lebih menyedihkan daripada sebuah lokomotif tua. Sang loko tua setidaknya bisa membawa kita menyaksikan hutan Cepu -- memberikan hiburan. Ia bukan sesuatu yang berlebih. Maka barangkali karena itu sepanjang riwayatnya manusia pun mencari sintesa, antara kerendahan hati untuk mengaku sebagai debu dan rasa tidak ingin untuk hanya jadi produk yang tanpa nilai. Agama pun kemudian memberi jawab, ketika kehadiran kita dikaitkan dengan Tuhan. Bukan sekadar Yang Mahakuasa, tapi juga Maha Pengasih. Demikianlah GMT barangkali isyarat waktu: hidup itu ibarat hujan, nyaman tapi sebentar (atau sebentar tapi nyaman), untuk memakai sebuah tamsil dari padang pasir. Maka kita pun gentar oleh kekuasaan itu, tapi kita juga terhibur, bahwa kita bisa menyaksikannya. Lalu kita tahu bahwa 350 tahun yang lalu, dan 350 tahun yang akan datang, kita berbeda dari sebuah candi batu: lebih rapuh, tapi lebih berarti dalam rasa syukur.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Politik Universitas Udayana Soal Putusan MK: Prosedur Hukum yang Robust, Apa Artinya?

2 menit lalu

Suasana sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024. Dari 8 hakim MK, 5 hakim memutuskan menolak seluruh permohonan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan oleh passion Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Pakar Politik Universitas Udayana Soal Putusan MK: Prosedur Hukum yang Robust, Apa Artinya?

Tanggapan pakar politik Universitas Udayana Efatha Filomeno mengenai hasil putusan MK lalu yang disebutnya prosedur hukum yang robust.


Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

4 menit lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024


Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

5 menit lalu

Alipay Wallet. REUTERS
Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.


10 Prodi di Unpad yang Punya Akreditasi Internasional, ada Fakultas Hukum hingga Ekonomi

11 menit lalu

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
10 Prodi di Unpad yang Punya Akreditasi Internasional, ada Fakultas Hukum hingga Ekonomi

Apa saja prodi di Unpad yang sudah terakreditasi internasional?


Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

12 menit lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto, menerima ucapan selamat dari Menteri Pertahanan AS, Lloyd J. Austin III, pada Rabu, 24 April 2024, setelah penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum. Foto: Tim Media Prabowo
Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.


Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

13 menit lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.


Respons Berbagai Pihak Soal Isi Dissenting Opinion 3 Hakim MK dari Ganjar hingga TKN Prabowo-Gibran

18 menit lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Respons Berbagai Pihak Soal Isi Dissenting Opinion 3 Hakim MK dari Ganjar hingga TKN Prabowo-Gibran

Dissenting opinion 3 hakim MK mendapat tanggapan berbagai pihak dari ganjar hingga TKN Prabowo-Gibran.


Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

18 menit lalu

Ilustrasi eksim pada kulit. sciencephoto.com
Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

Studi menyebutkan kekurangan vitamin D sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi eksim


Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

21 menit lalu

Pandangan umum gerbang kota Porta Garibaldi, setelah pemerintah Italia memberlakukan lockdown di utara negara itu, di Milan, Italia, Ahad, 8 Maret 2020. Karantina diberlakukan setelah jumlah kasus virus corona melonjak 25% dalam periode 24 jam menjadi 7.375, sementara kematian naik 57% menjadi 366. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.


Kehadiran Suporter Timnas Indonesia Jadi Sorotan Jelang Laga Melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23

23 menit lalu

Suporter Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 di Qatar. Twitter @AFC.
Kehadiran Suporter Timnas Indonesia Jadi Sorotan Jelang Laga Melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23

Kehadiran ribuan suporter Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 menjadi sorotan. Korea Selatan dianggap bakal seperti melakoni laga tandang.