Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Spanyol

Oleh

image-gnews
Iklan
SEPERTI banyak orang Spanyol di awal abad ke-20, Primo de Rivera benci politisi. Dan karena ia juga salah seorang perwira dalam ketentaraan, ia benci permainan politik. Politik dan politisi, bagi Primo, adalah ketidak stabilan. la dan sejarah punya bukti. Sejak Raja Alfonso XIII naik tahta di tahun 1902 sampai dengan tahun 1923, Spanyol mengalami pergantian 33 pemerintahan. Pemilu pun cuma omong kosong laiknya: di pedalaman rakyat diteror oleh caciques, alias babe-babe politik, untuk memiih sesuai denan pesanan. Dan Cortes atau dewan perwakilan rakyat macet. Tentara Spanyol adalah patriot, juga kelompok yang kesal dan tentu saja kekuatan yang bersenjata. Mereka bertindak. Pada 13 September 1923, setelah memilih Primo de Rivera sebagai jenderal yang memimpin, mereka mengumumkan pronunciamento yang bersejarah. Pemerintahan diambil alih oleh pihak militer. Kabinet ditelepon. Kabinet tak berdaya. Kabinet jatuh. Raja Alfonso XIII, pada 15 September 1923, membiarkan Primo de Rivera tiba dari Catalonia ke Madrid, untuk memerintah dan menghapus corak pemerintahan Spanyol yang pernah ada sejak 1875. "Kita akan lihat," kata Primo de Rivera hari itu, "apa yang bisa dilakukan 9 orang yang berniat baik, yang bekerja secara intensif selama 9 atau 10 jam sehari, untuk waktu selama 90 hari." Primo rupanya menduga ia l akan memerintah hanya tiga bulan. Tapi pemerintahannya yang mula-mula disambut banyak orang ternyata berlangsung sampai 26 Januari 1930. Dalam banyak hal, Primo de Rivera yang akhirnya mengundurkan diri ke Paris dan meninggal sebagai seorang yang patah hati itu sebenarnya seorang pemimpin yang sukses. Ia berhasil memulihkan kekuasaan Spanyol di Maroko, yang nyaris terlepas karena pemberontakan rakyat di sana. Ekonomi maju: industri besi dan baja tak terguncang lagi, perdagangan dengan luar negeri bahkan naik 300%. Spanyol, singkat kata, lumayan makmur. Tapi kenapa ketika krisis ekonomi dunia 1929 juga memukul Spanyol, dengan mudah Primo de Rivera jatuh? Bukankah ia didukung buruh yang tergabung dalam Partai Sosialis? Bukankah ia orang yang jujur yang biasa bicara langsung pada rakyat, menjelaskan keputusannya dan bahkan mengakui pelbagai kesalahannya? Bukankah ia memperjuangkan hak-hak wanita dan bersimpati kepada si miskin, hingga suatu hari ia izinkan sprei pribadinya digadaikan orang melarat Kota Madrid? Barangkali memang begitulah nasib pemimpin: jasa-jasanya baru diingat kembali berpuluh tahun setelah ia tak ada, sementara kegagalannya dibicarakan orang ramai di sekitar hari terakhirnya. Khususnya ini terjadi bila antara pemerintahan yang ada dan khalayak ramai tak ada hubungan perasaan dan bila gabungan kekuatan yang mendukungnya begitu rapuh. Dalam kasus Primo de Rivera di Spanyol kekuatan yang mendukung memang begitu luas dan beragam. Di satu pihak ada para perwira yang tergabung dalam Junta de Defensa, di lain pihak gerakan buruh. Di sisi lain ada Raja, ada Gereja, ada kaum industrialis, kaum bankir, dan juga tuan tanah. Seorang penulis sejarah tentang Spanyol menyebut pemerintahan Primo de Rivera sebagai suatu "sindikat egoisme": gabungan pelagai grup yang masing-masing tentu saja mementingkan dirinya sendiri bila krisis terjadi - suatu himpunan tanpa ide-ide dan tanpa visi. Primo de Rivera agaknya pernah menyadari kelemahan itu. Ia mencoba membentuk sesuatu yang padu dalam oranisasi Persatuan Patriotik. Yang dikehendakinya ialah sebuah gerakan yang mencerminkan "Spanyol yang sebenarnya"?. Maksudnya, Spanyol yang bukan sebagaimana ditampakkan oleh para politisi selama sejarahnya. Primo de Rivera tetap seorang prajurit yang-tak bisa diyakinkan oleh tingkah laku partai politik. Namun siapakah yang bisa tahu bagaimana "Spanyol yang sebenarnya"? Raja pun tidak, meskipun ia penerus institusi yang telah berabad-abad berakar di Jazirah Iberia itu. Dalam suatu pemilihan tahun 1931, ternyata rakyat menghendaki berakhirnya monarki. Alfonso meninggalkan negerinya. Spanyol jadi republik, atau tak pernah punya raja lagi - sampai dipulihkannya monarki konstitusional dan Juan Carlos memerintah di hari ini. Barangkali memang tak ada "Spanyol yang sebenarnya" jika yang dimaksudkan dengan itu ialah suatu satuan ideal yan kekal. Konon sebuah sungai tak pernah sebuah sungai yang sama: air yang mengalir di sana mengalir terus, mengelakkan definisi.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menetri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.


Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sela-sela IMF Annual Meetings 2022 di Washington DC, Amerika Serikat pada Selasa, 11 Oktober 2022. FOTO/Instagram/kristalina.georgieva
Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.


Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan sambutan pers di Kabupaten Toba pada Sabtu, 3 September 2022. (ANTARA FOTO/Adimas Raditya/my)
Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.


Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Refleksi layar pergerakan saham di kacamata seorang mahasiswa yang tengah berkunjung ke Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,63 persen atau 37,02 poin ke level 5.876,06 pada awal sesi II perdagangan hari ini. Tempo/Tony Hartawan
Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.


Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.


Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]
Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.


IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (ketiga kanan) memberi salam kepada petugas pameran kerajinan Indonesia di sela pertemuan tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Ahad, 14 Oktober 2018. ANTARA/ICom/AM IMF-WBG//Nyoman Budhiana.
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.


Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Presiden Joko Widodo saat menghadiri Young on Top (YOT) National Conference 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu, 25 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.


Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan semester 1 APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana
Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.


Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde berbicara dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi bertema Models in a Changing Global Landscape di Jakarta, 27 Februari 2018. TEMPO/Tony Hartawan
Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.