Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang nuklir

Oleh

image-gnews
Iklan
APA pilihan yang lebih baik dari perang? Seorang penulis mengatakan, pilihan itu bukanlah damai. Memang aneh juga bahwa suara antiperang yang paling bergelora kini berada di Barat. Damai adalah pertama-tama hasrat mereka yang menikmati hidup dan enggan berubah. Eropa yang kenyang, Eropa yang bebas, Eropa yang layak dipelihara dalam suatu status quo, yang ingin tetap dengan kastil tuanya dan kerapian modernnya - itulah Eropa yang dengan bersemangat menginginkan damai. Damai, dalam arti tak berubah. Perang memang bukan permainan Dunia Ketiga. Beratus tahun para petani di pelosok tahu itu: tiap kali raja mereka berperang, merekalah - yang di bawah - yang harus menderita lebih atau mati terinjak. Tapi bila sampai sekarang perang berkecamuk di semak-semak Afrika atau Asia atau Amerika Latin, soalnya karena perang merupakan pilihan yang lebih baik ketimbang status quo. Perang adalah peralihan dari situasi yang macet. Damai hanya menyengsarakan lebih panjang. Pendapat seperti itu tentu saja perlu diberi catatan tambahan: perang adalah suatu peralihan, mungkin ke keadaan yang lebih baik jika kita tahu bahwa perang itu dapat dimenangkan. Bagaimana jika sebuah perang tak dapat dimenangkan? Misalnya sebuah perang nuklir, yang akan menghancurkan siapa - saja, hingga tak satu pihak pun akan memetik hasilnya? Dalam bayang-bayang yang mengerikan itulah perdamaian dipilih di Eropa: bukan saja karena kehendak menikmati terus sebuah peradaban yang telah berakar, tapi jua karena di sana perang tak mungkin lagi dimenangkan oleh siapa saja. Perang telah menjadi suatu omnicude. Karena itu, memang agak aneh ketika suatu kali, belum lama berselang, Presiden Reagan pernah dikutip mengatakan bahwa perang nuklir itu sesuatu yang dapat dimenangkan. Perang yang sedahsyat itu pun, dalam persepsi ini, tampaknya masih tak jauh dari "permainan", atau "pertandingan". Ada peran. Ada strategi. Ada gerak. Ada hasil. Ada yang menang dan yang kalah. Dan ada pilihan untuk berhenti. Tapi barangkali memang orang masih harus, seperti Presiden Reagan, menganggap ada sesuatu yang berharga dari sana. Toh Reagan tidak sendiri. Mendiang Mao ZeDong dan sejumlah tokoh lain, barangkali juga Andropov dan para jenderal di mana-mana, tahu bahwa dalam perang ada sesuatu yang luhur: cita-cita yang harus diberi korban, misalnya. Atau keberanian. Atau kepahlawanan. Dengan kata lain, hal-hal yang bukan benda-benda, tapi juga bukan omong kosong. Dibandingkan dengan itu, damai memang sesuatu yang tampak hambar, boyak, dan tak mengasyikkan. Karena itulah, seorang penggerak protes untuk perlucutan senjata, seorang penulis yang banyak terlibat dalam aksi anti-kelaparan dunia dan lain-lain, Robert Fuller, bertanya, "Adakah permainan yang lebih baik ketimbang perang?" Ia tak lagi bicara soal perlucutan senjata, sebagai sasaran langsung. Ia tak lagi bicara soal perdamaian. Ia tahu, mustahil sebuah negara dengan senang hati mencopoti sebagian besar atau semua senjata pentingnya --seperti seseoran mencopoti giginya sendiri. Dengan sikap baru, ia bicara tentang Mo Tzu. Mo Tzu, kata sahibul hikayat, adalah seorang tokoh sejarah Cina dalam abad ke-5 Sebelum Masehi. Orang ini, bersama para pengikutnya, beberapa kali berkelana di zaman ketika peperangan mengoyak-koyak antarprovinsi itu. Mo Tzu selalu datang kepada pihak-pihak yang berhadapan. Ia membujuk mereka berunding. Bila salah satu pihak menolak, dan perdamaian gagal, Mo Tzu pun membantu pihak yang lemah untuk menghadapi yang kuat. Tidak jelas benar adakah dengan itu perang selalu dapat dielakkan dan masa siap tempur diperpanjang sampai capek. Bagaimanapun Mo Tzu menyajikan suatu contoh yang berani - dan optimistis - untuk merentang saat-saat sebelum senjata digunakan. Di celah-celah itu yang diharapkan adalah suatu proses hilangnya saling ketakutan. Setelah itu, insya Allah sebuah dialog akan timbul, dan suatu proses akan terjadi untuk saling melengkapi diri dengan penghargaan atas pihak yang lain. Mo Tzu memang suatu percobaan yang agak nekat, tapi mungkm itu satu versi dari politik "bebas dan aktif".
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Respons Jokowi Soal Sidang Sengketa Pilpres di MK

4 menit lalu

Presiden Jokowi ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Respons Jokowi Soal Sidang Sengketa Pilpres di MK

Presiden Jokowi enggan berkomentar soal sengketa pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi


Hak Angket DPR Tak Kunjung Bergulir, Politikus PKB: Kita Masih Tetap Usaha

5 menit lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Hak Angket DPR Tak Kunjung Bergulir, Politikus PKB: Kita Masih Tetap Usaha

PKB berharap PDIP dapat bergerak ikut mengajukan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.


Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

7 menit lalu

Shutterstock.
Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

Regulasi EUDR juga mempengaruhi penggunaan suplemen pakan ternak yang terbuat dari sawit.


4 Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan, Cek Perbedaannya

13 menit lalu

4 Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan, Cek Perbedaannya

Terdapat jenis-jenis kepesertaan BPJS Kesehatan, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) hingga Pekerja Penerima Upah. Berikut perbedaannya.


DPR Setujui RUU DKJ yang Mengantar Jakarta Bukan IKN Lagi, Ini 7 Garis Besarnya

16 menit lalu

Ilustrasi Monas (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
DPR Setujui RUU DKJ yang Mengantar Jakarta Bukan IKN Lagi, Ini 7 Garis Besarnya

Rapat Paripurna DPR RI menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Khusus Jakarta atau RUU DKJ sebagai undang-undang. Jakarta bukan IKN lagi


Bamsoet Dorong Pengembangan Kendaraan Listrik Indonesia

18 menit lalu

Bamsoet Dorong Pengembangan Kendaraan Listrik Indonesia

Bambang Soesatyo mendukung tim Universitas Indonesia Supermileage Vehicle Team membuat serta mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.


Puji Hasyim Asy'ari, Kuasa Hukum KPU Ditegur Ketua MK: Jangan Ditambah-ditambah!

21 menit lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi Suhartoyo saat memimpin Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 atas permohonan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) nomor 360/2024 tentang penetapan hasil pemilu di Gedung Mahkamah Kontitusi, Jakarta, Rabu 27 Maret 2024. TEMPO/Subekti.
Puji Hasyim Asy'ari, Kuasa Hukum KPU Ditegur Ketua MK: Jangan Ditambah-ditambah!

Ketua MK Suhartoyo menegur Kuasa Hukum KPU RI dalam sidang sengketa Pilpres pada hari ini.


2 Film Horor Indonesia Tayang Saat Libur Lebaran

25 menit lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
2 Film Horor Indonesia Tayang Saat Libur Lebaran

Pada April 2024, dua film horor akan tayang saat momentum libur Lebaran, yaitu Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari


Sumber Kekayaan Helena Lim, Crazy Rich PIK yang Jadi Tersangka Korupsi Timah

27 menit lalu

Helena Lim. Instagram
Sumber Kekayaan Helena Lim, Crazy Rich PIK yang Jadi Tersangka Korupsi Timah

Helena Lim yang dikenal sebagai crazy rich PIK terseret kasus korupsi Timah. Bermula sebagai pegawai bank dari mana sumber kekayaannya?


LPEI Bertemu 3 Bos Perbankan, Bahas Penguatan Ekosistem Ekspor Indonesia

29 menit lalu

LPEI Bertemu 3 Bos Perbankan, Bahas Penguatan Ekosistem Ekspor Indonesia

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bertemu dengan pimpinan perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia.