Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Iman, Penjara, Suluh

image-profil

image-gnews
Iklan

Azis Anwar Fachrudin,
Santri di Jaringan GusDurian, Yogyakarta

Sikap sebagian orang Islam negeri ini terhadap Syiah baru saja tertuang dalam deklarasi dengan istilah yang tampak megah, tapi mengancam: Aliansi Nasional Anti-Syiah. Kata "aliansi" dan "anti" mengingatkan saya pada dua metafora yang dipakai Goenawan Mohamad (GM), dalam Catatan Pinggir-nya di majalah Tempo (11/01/2010) yang berjudul Gus Dur, tentang iman: sebagai benteng dan sebagai suluh.

"Benteng kukuh dan tertutup," tulis GM, "bahkan dilengkapi senjata untuk menangkis apa saja yang lain yang diwaspadai." Benteng ialah sebuah konstruksi. Ia berdiri; bisa untuk melindungi, tapi lebih sering karena kecemasan: yang dibentengi merasa rapuh maka ia membutuhkan tameng pelindung kerapuhannya.

Hari-hari ini kita melihat iman diperlakukan laksana benteng. Metafora ini, saya pikir, bisa dilanjutkan dengan kata yang lebih mendalam, yaitu penjara: iman terperangkap dalam dogma atau akidah. Akidah, yang berasal dari bahasa Arab ('aqidah), artinya ikatan. Ia mengikat, dan lebih sering memenjara. Iman menjadi sekumpulan batu-bata argumen. Akidah membuat iman jadi kaku, susah bergerak, sangat terlarang untuk keluar.

Akidah sebagai penjara mengharamkan sang mukmin, yang dipenjara itu, untuk mencoba-coba masuk ke ceruk-ceruk keraguan. Keraguan itu sendiri adalah musuh. Ragu, yang dipandang sebagai ancaman iman, dilarang menyebar dan karena itu mesti diberangus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hari-hari ini kita melihat iman di negeri ini, khususnya dalam agama Islam, terpenjara dalam dogma mazhab mayoritas, Sunni. Islam mengerucut, atau menyempit, jadi benteng, atau tepatnya penjara akidah. Konstruksinya ialah argumen-argumen tekstual yang tertulis di masa lampau-sebuah konstruksi yang akhir-akhir ini kerap jadi palu untuk menghancurkan hampir ke setiap yang berbeda.

Lalu kita melihat konstruksi itu makin rigid, bahkan menegasikan mereka yang sedikit berbeda saja dengan sikap anti: vonis kafir bagi mereka yang berada di luar benteng itu. Sebagian bilang, itu akibat menguatnya politik identitas di tubuh umat Islam hari ini: umat Islam merasa diancam-diserang oleh sekumpulan nilai di sekitarnya sehingga, agar teguh identitasnya, perbedaan mesti dipertegas. Konstruksi akidah mengeras.

Kenyataannya, Sunni yang mayoritas ini masih memerlukan benteng. Kita menyimak, dari retorika anti-Syiah yang mengemuka tampak ada perasaan keterancaman. Mungkin, para ulama anti-Syiah itu begitu peduli pada kerapuhan iman umatnya, sehingga khawatir pada serangan argumentasi Syiah, yang minoritas-sebuah kerapuhan yang, menurut saya, sering tak pada tempatnya karena, kita tahu, mayoritas orang Islam negeri ini tak tahu persis beda Sunni dengan Syiah.

Akidah menjadi amunisi. Mazhab, dalam taraf tertentu, menjadi politis: sengketa sektarian adalah kata lain dari rebutan umat. Padahal, saya berharap, iman lebih diperlakukan, dalam metafor kedua GM, sebagai suluh: "Sang mukmin membawanya dalam perjalanan menjelajah," tulis GM, "menerangi lekuk yang gelap dan tak dikenal." Iman sebagai suluh bukan untuk menyingkirkan gelap. Justru, gelap butuh ada agar sinar suluh makin tampak terang. Iman sebagai suluh tak khawatir pada ceruk-ceruk ragu. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

20 Februari 2018

Seorang warga Syiah bersama harta bendanya saat akan di pindahkan dari tempat pengungsian di GOR Bulutangkis, Sampang, Madura, (20/6). Ribuan santri dan warga Madura menuntut Pemerintah Sampang untuk memindahkan warga Syiah dari Madura. TEMPO/Fully Syafi
212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

Pilkada Sampang diikuti tiga pasangan calon.


Pemkab Sampang: Pengungsi Syiah Tetap Bisa Gunakan Hak Politik  

24 Mei 2017

Warga Syiah di Sampang, Madura. TEMPO/Fully Syafi
Pemkab Sampang: Pengungsi Syiah Tetap Bisa Gunakan Hak Politik  

Pemkab Sampang menjamin warga Syiah yang mengungsi di Sidoarjo bisa menggunakan hak suaranya dalam pilkada yang akan digelar 27 Juni 2018.


Lindungi Peringatan Asyura, Aktivis Puji Polisi Semarang

12 Oktober 2016

Salah satu pemimpin ormas Islam bersama Kapolrestabes Semarang menuju masjid yang berdekatan dengan lokasi perayaan Asyuro kelompok Islam Syiah di kampung Boom Lama, Semarang, Jawa Tengah, 11 Oktober 2016. Budi Purwanto
Lindungi Peringatan Asyura, Aktivis Puji Polisi Semarang

"Sudah kewajiban kami melindungi. Jika ada yang nekad membubarkan,
akan berhadapan dengan kami,"kata Komisaris Besar Abiyoso Seno Aji.


Warga Bubarkan Perayaan Hari Asyura Kaum Syiah di Kendari  

11 Oktober 2016

Salah satu anggota ormas Islam berorasi di serambi Masjid yang berdekatan dengan lokasi perayaan Asyuro kelompok Islam Syiah di kampung Boom Lama, Semarang, Jawa Tengah, 11 Oktober 2016. Polisi berhasil hadang kelompok yang ingin membubarkan perayaan Asyura kelompok Islam Syiah. Budi Purwanto
Warga Bubarkan Perayaan Hari Asyura Kaum Syiah di Kendari  

Hasil mediasi disepakati bahwa perayaan Hari Asyura di Kendari dihentikan.


Ini Alasan Penolak Peringatan Asyuro di Semarang

11 Oktober 2016

Ribuan umat berdoa bersama saat memperingati hari Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram di Balai Samudra klapa gading, Jakarta, (26/11) Acara ini bertemakan Raih Keadilan Bebaskan Al Aqsha dan Tegakkan Ukhuwah dan Keutuhan NKRI. TEMPO/Dasril Roszandi
Ini Alasan Penolak Peringatan Asyuro di Semarang

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah mengelar mediasi membahas polemik soal rencana peringatan Asyuro.


Sempat Ditolak, Peringatan 10 Asyura Kaum Syiah Dialihkan  

9 Oktober 2016

Sekertaris Jendral Ahlul Bait Indonesia Ahmad Hidayat (Kedua Kiri) didampingi dua orang anak yang orang tuanya menjadi korban dalam penyerangan Muslim Syiah di Sampang, Muhammad Zaini (Kanan), Muhaimin Hamama (Kedua Kanan) saat memberikan keterangan dalam jumpa pers di gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (31/08). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Sempat Ditolak, Peringatan 10 Asyura Kaum Syiah Dialihkan  

Sebelumnya, beberapa orang yang mengatasnamakan diri Forum Umat Islam mendatangi Polda Jawa Tengah menolak kegiatan kaum Syiah.


Nasib Ratusan Pengungsi Syiah Sampang Masih Terkatung-Katung  

7 September 2016

Suasana hari raya Idul Fitri yang sepi terlihat di pengungsian warga Syiah Sampang di rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/8). TEMPO/Fully Syafi
Nasib Ratusan Pengungsi Syiah Sampang Masih Terkatung-Katung  

Komisi Nasional Perempuan mendesak pemerintah segera memenuhi hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya mereka.


Jadi Pengungsi, Warga Syiah Sampang Merasa Belum Merdeka  

17 Agustus 2016

Seorang warga Syiah melintas disamping sebuah selembaran larangan pulang kampung terpasang di pengungsian warga Syiah Sampang di rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/7). Tahun ini adalah yang kedua kalinya bagi 300 pengungsi Syiah Sampang harus merayakan Hari raya Idul Fitri di pengungsian.  TEMPO/Fully Syafi
Jadi Pengungsi, Warga Syiah Sampang Merasa Belum Merdeka  

Pengungsi Syiah merasa masih mengalami diskriminasi karena tinggal di tempat pengungsian sejak 2012.


Gara-gara Melarang Hari Raya Syiah, Wali Kota Bogor Digugat

19 Januari 2016

Walikota Bogor, Bima Arya mengatur arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Bogor, 6 Januari 2016. Walikota Bogor menilai masalah kemacetan merupakan salah satu agenda penting yang akan terus dibenahi, untuk itu perlu ketegasan dan koordinasi bagi petugas dalam mengatur lalu lintas agar memudahkan masyarakat. Lazyra Amadea Hidayat
Gara-gara Melarang Hari Raya Syiah, Wali Kota Bogor Digugat

Wali Kota Bogor dinilai melanggar undang-undang ketika melarang warganya yang menganut Syiah merayakan hari besar agamanya.


MUI Yogyakarta Tolak Permintaah FJI Melarang Syiah  

11 Desember 2015

Ribuan umat berdoa bersama saat memperingati hari Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram di Balai Samudra klapa gading, Jakarta, (26/11) Acara ini bertemakan Raih Keadilan Bebaskan Al Aqsha dan Tegakkan Ukhuwah dan Keutuhan NKRI. TEMPO/Dasril Roszandi
MUI Yogyakarta Tolak Permintaah FJI Melarang Syiah  

"Kami dituduh menodai agama, meresahkan masyarakat, tapi tidak ada buktinya."