Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelemahan Ujian Nasional

image-profil

image-gnews
Iklan

Darmaningtyas,
Aktivis Pendidikan Tamansiswa

Hasil ujian nasional (UN) tingkat SMA, SMK, MA, dan MAK telah diumumkan, dan nilainya ternyata tidak menggembirakan karena rata-rata hanya mencapai 6,12, jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata ujian sekolah (US) yang mencapai 8,39 persen. Kesenjangan yang jauh antara nilai UN dan nilai US itu wajar, mengingat soal US dibuat oleh guru sendiri yang sudah tahu kemampuan muridnya, sehingga tidak akan membuat soal yang lebih rumit.

Muncul analisis bahwa penurunan nilai rata-rata UN tersebut disebabkan oleh adanya model soal matematika dan IPA yang berlevel internasional, seperti standar PISA (The Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (The Trends in International Mathematics and Science Study). Model soal tersebut baru diberitahukan kepada publik oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh melalui Twitter beberapa hari sebelum pelaksanaan UN. Itulah yang kemudian menimbulkan protes para peserta UN. Bahkan ada seorang peserta UN (Nurmillaty Abadiah, SMA Khadijah Surabaya) yang menulis surat terbuka kepada Menteri Nuh dan menantangnya untuk duduk dan mengerjakan soal matematika bersamanya tanpa melihat buku maupun Internet. Jika Mendikbud bisa menjawab benar lima puluh persen saja, beliau pantas diakui menjadi Menteri Pendidikan.

Surat terbuka Nurmillaty Abadiah itu telah menimbulkan kehebohan tersendiri, bahkan prahara baru dalam dunia pendidikan. Mendikbud sempat ragu surat terbuka tersebut ditulis oleh seorang siswi SMA, padahal senyatanya ditulis oleh seorang siswi SMA yang merasa frustrasi mengikuti UN, karena soal-soal yang dipelajari berbulan-bulan, termasuk ikut bimbingan belajar, tidak keluar. Masalahnya, ya, itu, soal UN mengikuti model PISA.

Namun, bagi penulis, hasil UN tahun 2014 ini juga misteri besar. Ini mengingat, di banyak tempat, soal UN betul-betul bocor. Di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, misalnya, 70 kepala sekolah dan guru berkomplot mencuri soal UN. Tapi mengapa hasil UN tidak tinggi? Adakah pemerintah mengambil kebijakan mengurangi nilai pada daerah-daerah yang dinyatakan bocor? Atau, ada kesenjangan antara nilai daerah satu dan daerah lain yang cukup tinggi sehingga, ketika diambil nilai rata-rata, didapat angka 6,12? Bila hipotesis terakhir ini yang terjadi, persoalan utama adalah adanya kesenjangan kualitas pendidikan antara satu daerah dan daerah lain, bukan pada UN. Kesenjangan tersebut perlu dipecahkan agar tercipta pemerataan kualitas pendidikan. Sayangnya, UN tidak mampu memecahkan masalah kesenjangan, melainkan justru memperlebar kesenjangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun pelaksanaan UN bermasalah dan hasilnya jelek, Menteri Nuh menyatakan bahwa seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) sepakat menggunakan hasil UN sebagai satu kesatuan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bersama nilai rapor dan prestasi akademik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pengurus Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Rochmat Wahab, yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. Menurut dia, seluruh rektor PTN sudah sepakat mengintegrasikan nilai UN ke dalam SNMPTN.

Bulatnya suara Kemdikbud dan Majelis Rektor PTN terhadap integrasi nilai UN ke dalam SNMPTN itu menunjukkan sikap pemerintah untuk tetap menerapkan UN sebagai penentu kelulusan. Suara masif yang menolak UN sebagai penentu kelulusan dianggap angin lalu saja. Ketidakberdayaan para rektor perguruan tinggi negeri, termasuk PTN terkemuka, untuk menolak kebijakan pengintegrasian nilai UN ke dalam SNMPTN, terjadi karena PTN itu merupakan unit pengelola teknis (UPT) Kemdikbud dan jabatan rektor ditentukan oleh Mendikbud. Padahal jelas, kredibilitas UN masih diragukan dan kredibilitas tes SNMPTN telah teruji lebih dari 30 tahun, sejak bernama SKALU, Proyek Perintis, Sipenmaru, hingga SPMB, dan kemudian berganti menjadi SNMPTN. Bila yang sudah terbukti kredibilitasnya ini harus menyesuaikan diri dengan yang masih diragukan, apakah ini bukan prahara baru dalam dunia pendidikan nasional sepanjang masa?

Penulis berharap para rektor perguruan tinggi negeri/perguruan tinggi swasta bisa lebih independen dalam bersikap demi menjaga kualitas pendidikan tinggi ke depan. Seleksi masuk PTN dengan model tes bersama, yang selama ini tidak pernah digugat kredibilitasnya, perlu dipertahankan demi menjaga kualitas pendidikan tinggi negeri, bukan justru menyesuaikan dengan UN. Menjadikan nilai UN sebagai dasar masuk ke PTN, sementara obyektivitas UN masih dipersoalkan, jelas kekeliruan besar. Boleh saja nilai UN dijadikan prasyarat, tapi penentu utama tetap hasil tes bersama. Nilai UN tidak bisa obyektif karena adanya perbedaan standar proses, guru (tenaga kependidikan), sarana dan prasarana, pengelolaan, serta standar pembiayaan antara daerah satu dan daerah lain. Karena itu, perlu hati-hati mempergunakan hasil UN sebagai dasar penerimaan mahasiswa baru di PTN.

Iklan

UN


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?

24 Agustus 2022

Siswa saat menjalani Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dengan menerapkan prokes ketat  di SD Negeri Cipayung 03, Jakarta,Kamis 18 November 2021. ANBK adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter), kualitas proses belajar-mengajar, dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. TEMPO/Subekti.
Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?

Kemendikbudristek menginisiasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK untuk SD, SMP, dan SMA sederajat sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).


KPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan

9 Januari 2019

Anak-anak pengungsi korban Tsunami Selat Sunda membaca doa dalam kegiatan Istighosah di pengungsian Labuan, Pandeglang, Banten, 31 Desember 2018. Istighosah Doa dan Dzikir bersama tersebut dilaksanakan menjelang pergantian tahun baru 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
KPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan

KPAI juga meminta kebijakan pembedaan soal UN diberlakukan untuk para siswa yang pindah sekolah akibat bencana di wilayahnya.


Hasil Analisis UN Diharapkan Bisa Mendongkrak Mutu Pendidikan

18 April 2018

Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 1 Palu, Sulawesi Tengah, 9 April 2018. UNBK sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) berlangsung 9-12 April 2018 yang diikuti 1.983.568 siswa SMA/MA di Tanah Air dan untuk wilayah Sulawesi Tengah diikuti sebanyak 28.181 yang tersebar di 355 SMA/MA di 13 kabupaten dan kota. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Hasil Analisis UN Diharapkan Bisa Mendongkrak Mutu Pendidikan

Hasil telaah akan digunakan untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran.


Mendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit

18 April 2018

Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 1 Palu, Sulawesi Tengah, 9 April 2018. UNBK sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) berlangsung 9-12 April 2018 yang diikuti 1.983.568 siswa SMA/MA di Tanah Air dan untuk wilayah Sulawesi Tengah diikuti sebanyak 28.181 yang tersebar di 355 SMA/MA di 13 kabupaten dan kota. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Mendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit

Soal UN SMA mata pelajaran matematika membuat gaduh para siswa karena dinilai terlalu sulit dan tak pernah diajarkan.


Soal HOTS yang Bikin Gaduh Peserta UN SMA

14 April 2018

Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat SMA. ANTARA/Wahyu Putro
Soal HOTS yang Bikin Gaduh Peserta UN SMA

Peserta Ujian Nasional atau UN tingkat SMA mengeluhkan soal yang tak sama dengan kisi-kisi. Soal UN yang dikeluhkan kebanyakan adalah matematika.


UN SMP 2018, Kementerian Pendidikan: Soal Berbentuk Esai

15 Juni 2017

Sejumlah siswa SMP Negeri 1 Serang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan menggunakan laptop pinjaman di Serang, Banten, 2 Mei 2017. Dari 146 SMP yang ada di Serang 115 sekolah masih menggunakan pensil dan kertas (UNPK) sedang 33 sekolah melaksanakan UN berbasis komputer dengan laptop pinjaman dari para orang tua siswa. ANTARA/Asep Fathulrahman
UN SMP 2018, Kementerian Pendidikan: Soal Berbentuk Esai

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan soal ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah pertama pada 2018 tidak lagi berbentuk pilihan ganda, melainkan esai.


USBN SD, Menteri Pendidikan: Ujian Itu Penting, tapi Utamakan Kejujuran

16 Mei 2017

Sejumlah siswa SMP Negeri 1 Serang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan menggunakan laptop pinjaman di Serang, Banten, 2 Mei 2017. Dari 146 SMP yang ada di Serang 115 sekolah masih menggunakan pensil dan kertas (UNPK) sedang 33 sekolah melaksanakan UN berbasis komputer dengan laptop pinjaman dari para orang tua siswa. ANTARA/Asep Fathulrahman
USBN SD, Menteri Pendidikan: Ujian Itu Penting, tapi Utamakan Kejujuran

Menteri Muhadjir meminta guru terus menanamkan semangat integritas kepada anak-anak sebagai penerus bangsa untuk memperkuat rasa nasionalisme.


UNBK SMP, Ombudsman Temukan 16 Indikasi Kesalahan

5 Mei 2017

Pelajar SMP penyandang tuna netra mengikuti Ujian Nasional (UN) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta, 2 Mei 2017. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan sebanyak 4.205.337 pelajar dari 56.194 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat di Indonesia mulai melaksanakan UN. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
UNBK SMP, Ombudsman Temukan 16 Indikasi Kesalahan

Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan Ahmad Suaedy menerima laporan sejumlah maladministrasi selama UNBK.


Konvoi Hasil UN SMA di Klaten Brutal, Polisi Dalami Dugaan Klitih  

2 Mei 2017

Sejumlah pelajar yang diamankan di Polres Klaten setelah konvoi brutal yang merusak rumah warga, mobil dan motor di jalan, serta melukai sedikitnya sembilan remaja. Tempo/Dinda Leo Listy
Konvoi Hasil UN SMA di Klaten Brutal, Polisi Dalami Dugaan Klitih  

Kepolisian Resor Klaten mendalami dugaan adanya keterlibatan kelompok klitih dalam konvoi pelajar yang melakukan aksi brutal di sejumlah wilayah, hari ini.


Depok Klaim Kota Pertama UNBK 100 Persen di Jawa Barat

2 Mei 2017

Siswa SMA kelas XII mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di SMA Negeri 4, Bogor, Jawa Barat, 10 April 2017. UNBK SMA di sekolah dilaksanakan selama tiga sesi mulai pagi, siang, dan sore hari, karena jumlah komputer terbatas. ANTARA/Arif Firmansyah
Depok Klaim Kota Pertama UNBK 100 Persen di Jawa Barat

Akibat keterbatasan ruangan, beberapa SMP menumpang di sekolah lain.