Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketatnya Sekolah Dan Bekerja

Oleh

image-gnews
Iklan
IBU, doakanlah saya, yang sedang menempuh ujian SKALU. Aku telah berhari-hari mempersiapkan diri untuk berkelahi diam-diam -- untuk melangkahi nasib ribuan anak lain yang berduyun-duyun di tempat luas ini. Tahukah ibu betapa panjang rasanya ketidak-pastian itu? Dua tahun di kindergarten. Enam tahun di sekolah dasar. Enam tahun di sekolah menengah. Lalu: ketidakpastian diterima atau tidak di universitas yang baik. Setelah itu, kembali ketidakpastian menyiapkan masa depan di bangku kuliah. Apakah makna pendidikan seperti ini, ibu? Kesesakan yang tak putus-putusnya? Dulu, konon, orang menyebut sekolah dari kata schole bahasa Yunani. Konon pula kata itu berarti semacam waktu senggang, kesempatan sang guru dan sang murid saling bertemu, memberi dan menerima. Kini, waktu senggang justru semacam pengkhianatan terhadap sekolah .... Anakku, bukan cuma kamu yang mengeluh. Di seluruh dunia orang tidak tahu lagi kata schole seperti itu. Orang Jepang menyebut masa testing sebagai shiken jigoku, "neraka ujian". Tiap tahun 700.000 murid mencoba menerobos ke universitas, tentu saja memperebutkan yang top. Tapi di Todai, Universitas Tokyo, hanya ada 14.000 tempat. Persaingan itu, anakku, memang mengerikan. Sejak umur enam tahun anak-anak Jepang harus menghadapi pelajaran tujuh jam sehari -- dan selama 12 tahun mereka harus demikian. Mereka belajar tak putus-putusnya, dan menambah jam yang mencekik itu dengan les tambahan dalam juku. Di waktu malam, ada anak-anak yang karena takut mengantuk, membiarkan diri diguyur air dingin di kepala. Mereka tak boleh terlalu enak beristirahat. Mereka harus siap untuk sekolah tinggi yang baik, yang berarti jabatan di perusahaan yang baik. Mereka harus keras. Pernah ada sebuah universitas yang mengirim surat penolakan kepada seorang calon mahasiswa yang gagal: "Anda tak dapat terus hidup kalau anda tidak tangguh." Tak heran bila di Jepang sana dari tiap 100.000 anak remaja terdapat 17 kasus bunuh diri. Tapi, nak, barangkali itulah bayaran bagi Jepang. Inilah negeri yang kini disebut No. 1.... Tapi tidakkah itu juga negeri para robot, makhluk cetakan yang hanya disiapkan untuk perusahaan raksasa? Bukankah pendidikan ialah untuk menumbuhkan kepribadian, memperkaya rohani, melatih akal budi dan penalaran? Memelihara terusnya peradaban manusia? Sayang sekali, anakku, analisa ekonomi neoklasik akhirnya menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara industri di abad ke-20 ini adalah berkat investasi di bidang ketenagaan. Sekolah pun jadi semacam pabrik, dan sekaligus alat penyaring. Masyarakat, kata orang, mencari mereka yang paling produktif dan paling sanggup meningkatkan pertumbuhan baru. Mereka membuka pintu, untuk mendapatkan suatu lapisan terpilih. Tentu saja pintu itu sempit, anakku. Ingatkah kau cerita Napoleon yang menyuruh tiap serdadunya menyimpan sebatang tongkat komando? Dikatakannya, bahwa dengan itu kepada mereka terbuka kesempatan untuk jadi jenderal. Tapi berapa gelintir yang bisa di pucuk yang tinggi itu? Sebagian besar mereka tewas. Hilang. Tenggelam. DEMIKIAN pula yang terjadi dengan sekolah dan kesempatan kerja. Maka ketika kian banyak tenaga yang datang berduyun-duyun mau melewati pintu yang sempit itu, makin banyak pula rintangan dipasang. Dulu tak ada ujian SKALU. Dulu tiap ijazah hampir berarti jaminan ke sekolah yang lebih tinggi. Kini semua itu tak berlaku lagi. Alat-alat penapis baru disiapkan. Tentu saja untuk itu biaya bertambah: masyarakat harus membayar ekstra -- sementara tak berarti bahwa tenaga yang lolos lebih akan produktif akibatnya. Tapi mereka tak mengeluh juga rupanya. Kenapa mereka tak juga mengeluh, ibu? Kenapa tak cari jalan lain? Karena pilihan masih lebih luas dari sekedar atau -- jadi -- robot -- atau -- harakiri, anakku. Dan itu berarti harapan, mungkin setelah kegagalan. Setidaknya itulah doaku, anakku, dan rasa syukurku ....
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

3 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?


Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

11 hari lalu

Siti Khodijah bersama anaknya, Lutviana Dwi Jannati yang menjadi peserta termuda yang lolos UNESA jalus SNBP 2024. Unesa.ac.id
Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

Begini kiat Vivi bisa lulus SNBP 2024 program studi Manajemen Informatika Unesa sebagai calon mahasiswa baru termuda.


Kemendikbudristek Sebut 87 Persen Sekolah Sudah Bentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

14 hari lalu

Ilustrasi Sekolah Tatap Muka atau Ilustrasi Belajar Tatap Muka. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kemendikbudristek Sebut 87 Persen Sekolah Sudah Bentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Kemendikbudristek sudah menyiapkan petunjuk teknis dan panduan untuk membantu mencegah kekerasan di sekolah.


2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

18 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

Lussy Novarida Ridwan mendapat penghargaan atas kontribusinya mempromosikan dan meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Jepang


Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

18 hari lalu

Ilustrasi Uang THR. Shutterstock
Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.


Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

20 hari lalu

Pengemudi ojek daring tengah menunggu penumpang di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa 19 Maret 2024 Kementerian Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa pengemudi ojek daring dan kurir logistik berhak mendapatkan tunjangan hari raya atau THR keagamaan. TEMPO/Tony Hartawan
Pengamat Ketenagakerjaan Sebut Aplikator Wajib Beri THR Ojol

Payaman menilai aplikator wajib memberikan THR kepada ojol karena masuk kategori pekerja dengan jam kerja tidak tentu.


Berikut Daftar 14 PSN yang Disetujui Jokowi Termasuk BSD dan PIK 2, Sepanjang 2013-2023 Telah Rampung 190 PSN

20 hari lalu

PIK 2. pik2.com
Berikut Daftar 14 PSN yang Disetujui Jokowi Termasuk BSD dan PIK 2, Sepanjang 2013-2023 Telah Rampung 190 PSN

Pada 2024, Jokowi menyetujui 14 PSN Baru termasuk BSD milik Sinar Mas dan PIK 2 dari Agung Sedayu Group. Rentang 2013-2023 telah rampung 190 PSN.


Hari Ini Pengumuman SNBP 2024, Simak Cara Registrasi Siswa yang Lolos Seleksi

24 hari lalu

Tangkapan layar-Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024, Prof. Ganefri dalam sosialisasi SNBP yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Hari Ini Pengumuman SNBP 2024, Simak Cara Registrasi Siswa yang Lolos Seleksi

Jumlah pendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP 2024 mencapai 702.312 siswa.


3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

25 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menaker Ida Fauziyah (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25, Maret 2024. ANTARA/Benardy Ferdiansyah
3 Jurus Jokowi Pertajam Desain Ekonomi dan Ketenagakerjaan 10 Tahun ke Depan

Presiden Jokowi ingin mempertajam desain besar ekonomi dan ketenagakerjaan untuk 10 tahun ke depan. Apa maksudnya?


Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

28 hari lalu

Menilik Visi Misi Ketenagakerjaan Prabowo-Gibran: Meningkatkan Lapangan Kerja, Awasi TKA, hingga Serap Tenaga Lokal di Hilirisasi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) menang dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.