Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ian Antono dan Kesadaran Dokumentasi Karya

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Denny Sakrie, pengamat musik

Gitaris dan komposer Ian Antono mengumpulkan seluruh karyanya, yang selama ini tersebar dalam berbagai rekaman, yang pernah dilakukannya sejak 1976. Lalu, karya-karya itu diinterpretasikan ulang dalam serial rekaman dengan tajuk Ian Antono Song Book.

Tak banyak pemusik kita yang memiliki kesadaran untuk mendokumentasikan karya seperti yang dilakukan Ian Antono. Kesadaran mendokumentasikan karya jelas merupakan akar penting dalam melestarikan khazanah musik Indonesia. Ketika banyak pihak seolah melupakan pencatatan atau pendokumentasian karya musik, upaya yang dilakukan Ian Antono, yang baru saja meluncurkan album Ian Antono Song Book 1, patut didukung atau setidaknya diteladan.

Begitu banyak karya pemusik Indonesia yang hilang ditelan zaman tanpa pencatatan yang runut dan rapi sejak dahulu kala. Mungkin hanya sebagian yang sempat tercatat. Tapi, menurut dugaan saya, masih begitu banyak yang hilang musnah tanpa bekas.

Padahal sejarah industri rekaman di Indonesia cukup panjang. Industri itu dimulai pada 1905, ketika seorang saudagar Tionghoa bernama Tio Tek Hong mendirikan perusahaan rekaman Tio Tek Hong Record di kawasan Pasar Baru pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. Perusahaan ini merekam berbagai musik bernuansa Indonesia saat itu, seperti gamelan, stamboel, gambus, dan musik populer dalam medium piringan hitam 78 RPM. Setelah itu, bermunculan label-label rekaman asing, seperti BeKa Record dari Jerman yang melanjutkan langkah Tio Tek Hong Record.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, yang menjadi pertanyaan: apakah generasi sekarang pernah mendengar atau menyimpan dokumentasi karya-karya pemusik Indonesia di masa lampau itu? Jangankan rekaman yang pernah dibuat sekitar 100 tahun silam itu, rekaman-rekaman musik Indonesia di era setelah Proklamasi Kemerdekaan hingga era 1970-an maupun 1990-an pun bahkan sangat sulit ditemukan secara utuh. Karya-karya rekaman musik Indonesia masa lalu kini hanya menjadi milik para kolektor. Sangat memprihatinkan.

Upaya-upaya merilis ulang katalog musik Indonesia era 1960-an hingga 1970-an, misalnya, justru datang dari orang-orang asing. Beberapa label rekaman asing, seperti Strawberry Rain (Kanada), Sublime Frequencies (Amerika Serikat), atau Shadoks (Jerman), merilis ulang album-album rekaman musik populer Indonesia era 1960-an hingga 1970-an, seperti Dara Puspita, Koes Bersaudara, Ariesta Birawa, Koes Plus, Sharkmove, Guruh Gipsy, Kelompok Kampungan, AKA, Benny Soebardja, dan masih sederet lainnya.

Kita sendiri malah nyaris tak melakukan upaya apa-apa untuk melestarikan khazanah musik Indonesia. Entah kenapa inisiatif selalu muncul dari orang-orang asing. Tapi kesadaran dan kepedulian seorang Ian Antono, yang berupaya menyelamatkan karya-karyanya dalam sebuah album tafsir ulang, tentunya patut ditiru oleh insan-insan musik Indonesia lainnya. Apalagi tafsir ulang karya Ian Antono yang dilakukan sendiri ini juga melibatkan kontribusi para pemusik generasi sekarang. Jelas ini merupakan upaya menghindarkan missing link atau keterputusan mata rantai yang terjadi dalam sejarah musik Indonesia.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

6 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

11 hari lalu

Lizzo. (Instagram/@lizzobeating)
Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

29 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

30 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

33 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

34 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

40 hari lalu

Penampilan Jaafar Jackson yang berperan sebagai Michael Jackson dalam film MIchael. Diabadikan oleh fotografer Kevin Mazur. Instagram.com/@antoinefuquaJaafar Jackson. Instagram.com/@antoinefuqua
Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.


Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

41 hari lalu

Logo Adobe
Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

Menyaingi penerjemahan teks menjadi gambar, Adobe memberikan teknologi AI yang bisa mengubah teks menjadi musik.


Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

48 hari lalu

Nathania Karina atau yang akrab disapa Nia, akan menjadi konduktor  Gita Bahana Nusantara (GBN) dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Foto : Kemendikbud
Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

Kemendikbudristek menilai GBN adalah representasi Indonesia mini, artikulasi musikal dalam sebuah ekspresi kultural.


Seleksi Timnas U-16, Nova Arianto Pasang Music Box untuk Atasi Kecemasan Para Pemain

49 hari lalu

Suasana latihan timnas U-16 Indonesia di Lapangan A Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Randy
Seleksi Timnas U-16, Nova Arianto Pasang Music Box untuk Atasi Kecemasan Para Pemain

Nova Arianto berharap diputarnya musik saat latihan dapat membuat calon pemain timnas U-16 Indonesia lebih rileks.