Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jamu

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Heri Priyatmoko, Alumnus Pascasarjana Sejarah FIB UGM

Belum lama ini kita kembali disuguhi gambaran laku hidup sederhana-sehat calon presiden Joko Widodo: minum jamu tradisional. Selepas menjalani pemeriksaan kesehatan selama kurang lebih 10 jam di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat pada 22 Mei lalu, Jokowi meneguk segelas beras kencur. Siapa menduga secuil local genius ini bakal tersembul dalam peristiwa politik pemilihan presiden dan proses pengecekan kesehatan ala Barat itu.

Jamu merupakan warisan kebudayaan nenek moyang yang berharga, sebagaimana batik, keris, dan gamelan. Ia sangat lekat dengan kesederhanaan, pribumi, tradisional, dan mengusung semangat lebih baik dalam mencegah penyakit ketimbang mengobati. Ditengok berdasarkan sudut pandang sejarah, kaum ningrat (keluarga raja), priyayi (pejabat), dan wong cilik tidak bisa mengklaim bahwa minuman berkhasiat dan menyehatkan itu milik kelompok mereka.

Sampai detik ini, kita kerap menyamakan terminologi jamu dengan obat. Sejatinya, jamu dan obat punya pengertian yang berbeda. Sebagaimana yang diterangkan bapak sosiologi, Selo Soermardjan (1996), bahwa obat merupakan segala bahan yang diproses dengan teknologi yang berlandaskan ilmu pengetahuan, ukuran yang akurat, dan hasilnya digunakan untuk memperkuat badan manusia, mencegah penyakit, atau menyembuhkan manusia yang terkena penyakit. Adapun konsep jamu adalah bahan alam yang diolah atau diracik menurut cara tradisional guna memperkuat badan manusia, mencegah penyakit, atau menyembuhkan manusia yang terkena penyakit.

Bagi orang-orang sepuh atau mereka yang tinggal di area pedesaan Jawa, kuping mereka pasti tidak asing dengan nama-nama jamu, seperti cabai puyang, kunir asam, sinom, kudu laos, kunci suruh, pahitan, uyup-uyup, dan lainnya. Pengetahuan tentang aneka ramuan plus khasiatnya terekam lewat naskah klasik ataupun tradisi lisan yang ditutur-ulangkan kepada generasi berikutnya. Jamu menjadi bukti konkret betapa tingginya tingkat kebudayaan Nusantara pada masa silam. Leluhur kita punya pemikiran cerdas dalam masalah kesehatan dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam raya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lewat jamu, mereka menjalin hubungan yang harmonis dengan alam. Jamu senantiasa memakai bahan empon-empon yang terdiri atas kencur, jahe, bangle, laos, kunir, daun katuk, temulawak, puyang, dan temugiring. Tetumbuhan tersebut aman, murah, serta melimpah. Semua tertanam di ladang dan pekarangan rumah, atau yang kita sebut sebagai apotek hidup, suatu kearifan lokal yang mulai punah belakangan ini.

Kemudian, jamu juga tak ubahnya sebadai "juru selamat" bagi penduduk yang jauh dari dokter dan berekonomi lemah. Tan Khoen Swie, seorang Tionghoa yang menggeluti jagad penerbitan di Kediri, pada permulaan abad ke-20 pernah berpesan agar masyarakat  menggunakan ramuan Jawa, termasuk jamu, dan tidak melanggar mitos yang tidak masuk akal. Pasalnya, mitos tersebut bila ditelaah sebenarnya menumbuhkan pengetahuan nyata tentang ilmu kedokteran.

Jamu tradisional hidup berabad-abad lamanya. Mestinya kita getol mengkampanyekan jamu sebagai identitas nasional dan kebanggaan warga Indonesia. Jamu asli Indonesia adalah minuman rakyat yang murah dan menyehatkan. Ironis jika kebiasaan menenggak jamu seperti yang dilakukan Jokowi malah ditertawakan, atau dianggap perilaku primitif dan aneh lantaran pikiran kita kadung teracuni oleh pemikiran Barat.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

33 hari lalu

Budaya Jamu dipercaya telah hidup sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini. Shutterstock
Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia


BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

57 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.  Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan
BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

BI terus berinovasi agar pasarnya lebih berkembang.


Kunjungi Pasar Jamu Nguter Sukoharjo, Ganjar Janji Perluas Pasar Ekspor Produk Herbal RI

26 Desember 2023

Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) saat menyambangi kios pedagang di Pasar Nguter Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 26 Desember 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Kunjungi Pasar Jamu Nguter Sukoharjo, Ganjar Janji Perluas Pasar Ekspor Produk Herbal RI

Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menjanjikan perluasan pangsa pasar ekspor bagi para UMKM atau produsen produk herbal Indonesia.


Temui Pedagang Jamu, Ganjar Janji Dorong Indonesia Jadi Pusat Herbal Dunia

26 Desember 2023

Capres Ganjar Pranowo menghadiri langsung deklarasi yang diadakan di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar pada Ahad, 24 Desember 2023. TPN
Temui Pedagang Jamu, Ganjar Janji Dorong Indonesia Jadi Pusat Herbal Dunia

Ganjar Pranowo berjanji akan memaksimalkan bantuan pemerintah dengan memberikan fasilitas pendirian koperasi jamu untuk menaungi dan pelaku usaha.


Selain Jamu, Ini 12 Produk Budaya Indonesia yang Ditetapkan UNESCO jadi Warisan Budaya Dunia

12 Desember 2023

Pesilat Puspa Arumsari merebut medali emas seni tunggal putri Asian Games 2018, di Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018. (ANTARA FOTO/INASGOC/Melvinas Priananda)
Selain Jamu, Ini 12 Produk Budaya Indonesia yang Ditetapkan UNESCO jadi Warisan Budaya Dunia

Jamu baru saja dinobatkan sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO. Apa saja yang termasuk kategori itu dari Indonesia?


Selain Jamu, Ini 3 Minuman yang Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

11 Desember 2023

Seorang kontestan berpartisipasi dalam kompetisi menyangrai teh Yuhua dalam peringatan Hari Teh Internasional di Nanjing, Provinsi Jiangsu, Cina, 21 Mei 2020. Xinhua/Ji Chunpeng
Selain Jamu, Ini 3 Minuman yang Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

Jamu baru saja ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO. Ternyata ada minuman lain dari seluruh dunia yang dinobatkan juga.


Jadi Warisan Budaya Dunia, Ini 5 Jamu Kesehatan yang Wajib Dicoba

10 Desember 2023

Budaya Jamu dipercaya telah hidup sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini. Shutterstock
Jadi Warisan Budaya Dunia, Ini 5 Jamu Kesehatan yang Wajib Dicoba

Jamu menjadi produk budaya ke-13 milik Indonesia yang ditetapkan jadi warisan budaya takbenda oleh UNESCO.


Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, Ini Sejarah Perkembangan Jamu di Indonesia

10 Desember 2023

UNESCO mencatat nilai budaya jamu sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. UNESCO juga mengakui bahwa Budaya Sehat Jamu mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Shutterstock
Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, Ini Sejarah Perkembangan Jamu di Indonesia

Jamu menambah daftar khazanah budaya Indonesia yang ditetapkan jadi warisan budaya takbenda oleh UNESCO


Budaya Sehat Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

7 Desember 2023

Sehat Jamu ditetapkan sebagai warisan budaya Takbenda/WBTB oleh UNESCO. Sumber: dokumen KBRI Pretoria
Budaya Sehat Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Budaya Sehat Jamu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Sebelumnya, Indonesia telah menginskripsi 12 elemen budaya lainnya.


Ini Alasan Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

7 Desember 2023

Seorang pedagang menyiapkan jamu tradisional pesanan pelanggannya di Pasar Kemiri, Jakarta, 15 November 2023. Bank Indonesia (BI) mencatat nominal transaksi QRIS di DKI Jakarta tumbuh sebesar 89,64 persen (YoY) yaitu mencapai Rp18,33 triliun. TEMPO/Fajar Januarta
Ini Alasan Jamu Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Jamu ditetapkan menjadi WBTb dari Indonesia dalam daftar UNESCO. Dengan ini, total ada 13 WBTb dari Indonesia yang diakui oleh UNESCO.