Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjuangan melahirkan pengkhianat

Oleh

image-gnews
Iklan
Setiap perjuangan selalu melahirkan sejumlah penghianat dan para penjilat. Jangan kau gusar, Hadi. SAJAK itu ditulis Taufiq Ismail sekitar 1966. Apa yang disebut "Orde Lama" sedang ditumbangkan. Apa yang kemudian disebut "Orde Baru" dicoba dilahirkan. Dengan sendirinya banyak harapan berkibar-kibar. Tapi betapa ganjil. Sajak itu bersuara tenang, tapi nada dasarnya menyembunyikan semacam rasa sedih. Memang Selalu Demikian, Hadi: judul itu seperti memaklumi kekecewaan. Telah begitu panjangkah pengalaman Indonesia dengan bab-bab yang pahit-pahit? Agaknya. Meskipun, sebenarnya pengkhianatan kepada perjuangan tidak selalu begitu cepat dan begitu jelas seperti ketika pada puncak sengitnya pertempuran, seorang kawan kita lari ke pihak lawan karena dibeli. Dalam kasus semacam itu, warna-warna segera nyata dan tegas: hitam, atau putih, atau kuning. Tapi yang "memang selalu demikian, Hadi" -- yang lebih sering terjadi - ialah pengkhianatan dalam proses yang lebih pelan. Yakni, ketika asap peperangan telah kalis dan musuh telah kalah. Dengan demikian pengkhianatan dalam perjuangan 1945 lebih banyak tak terjadi di tahun 1945. Pengkhianatan dalam perjuangan 1966 lebih sering tak berlangsung di tahun 1966. Beberapa puluh tahun setelah Revolusi Prancis yang menghapuskan monarki, tokoh pasukan revolusioner Napoleon Bonaparte memaklumkan diri jadi raja di raja. Atau kalau contoh ini terasa terlampau kuno, ingatlah Rosa Luxembourg. 60 tahun yang lalu, persisnya di tahun 1918, wanita komunis dari Polandia itu telah mulai merasakan pengkhianatan kepada revolusi sosialis di Rusia. Ia mulai melihat tanda-tanda, bagaimana "sosialisme akan didekritkan dari belakang meja beberapa pejabat dan selusin intelektual". Ia mulai mencium bagaimana "kehidupan publik pelan-pelan jatuh tertidur." la mulai mendengar bagaimana sejumput tokoh kaum buruh diundang datang ke rapat hanya "untuk memberi tepuk tangan kepada pidato para pemimpin". Tanpa pemilihan umum yang merdeka. Tanpa pers yang leluasa. Tanpa kebebasan bersidang. Tanpa perjuangan sonder sensur di antara pelbagai pendapat. Tanpa semua itu, tulis Rosa Luxembourg dalam risalahnya tentang revolusi Rusia, "hanya birokrasilah yang tinggal merupakan unsur yang aktif." Semuanya redup, padam, senyap -- dan sering palsu. Mengapakah demikian? Mengapakah perjuangan selalu dikhianati, Hadi, oleh para pemenangnya sendiri? Barangkali karena kita tak merumuskan secara konsepsional musuh kita yang sebenarnya. Atau karena kita tak segera ingat, bahwa musuh itu sering bertengger dalam diri kita sendiri. Apakah musuh kita di tahun 1966? Taufiq Ismail menyebutnya dengan satu kata: "tirani". Meskipun kata ini agak berlebihan, runcingnya sikap partisan di tengah bentrokan 1966 telah menyebabkan ia efektif. Ia berarti, kurang lebih, kekuasaan seperti di masa "Orde Lama". Personifikasinya Bung Karno: bukan lagi sebagai pemikir revolusi, tapi sebagai penguasa yang terlampau lama di atas tahta, dan jadi brengsek. Tentu, itu semua tak cuma sebuah fantasi. Tapi toh ada yang tak lengkap, bila kita hanya menyebut "tirani" dan cuma melihat ke satu pihak. Taufiq Ismail dalam salah satu sajaknya di tahun 1966 berbicara tentang "aritmatik sederhana", yang dicoba diingat lagi pada suatu hari ketika pikiran menjadi bebas. Pada hari itu orang ingin kembali meyakini bahwa 2 x 2 = 4, setelah sekian lama pikiran jadi gentar. Tapi setelah itu, adakah kita ingat kenapa pikiran pernah jadi gentar? Tahun 1966 tahu jawabnya. Karena itulah tahun-tahun awal "Orde Baru" jadi salah satu masa yang paling hidup (dan mungkin indah) bagi perjuangan demokrasi. Seakan banyak suara yang serius sepakat: pikiran bebas, toleransi kepada perbedaan pendapat, persamaan hukum, juga kepada lawan-lawan kita! Tapi betapa cepat masa itu berlalu. "Setiap periuangan' tulis Taufiq Ismail dalam sajaknya, "selalu mengbadapkan kita/pada kaum yang bimbang mengbadapi gelombang/Jangan kau kecewa, Hadi". Setiap perjuangan memang menyediakan hal yang tak enak. Tapi yang paling tak enak adalah bila kita bercermin hari ini dan melihat wajah musuh kita kemarin pagi.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

42 detik lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.


Bos Apple Tim Cook Bertemu Jokowi Jadi Perhatian Media Internasional

1 menit lalu

Bos Apple Tim Cook bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 April 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Bos Apple Tim Cook Bertemu Jokowi Jadi Perhatian Media Internasional

Sejumlah media internasional memberi perhatian pada pertemuan Presiden Jokowi dengan bos Apple Tim Cook di Istana Merdeka Jakarta.


Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

3 menit lalu

Para karyawan melakukan aksi duduk di kantor Google di New York untuk memprotes kerja sama raksasa teknologi tersebut dengan Israel. latimes.com
Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

Proyek Nimbus adalah proyek komputasi cloud atau awan milik pemerintah dan militer Israel yang bekerja sama dengan Google dan Amazon.


Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

6 menit lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.


Begini Jawaban Megawati Hangestri Saat Ditanya Peluang Main Lagi untuk Red Sparks Musim Depan

7 menit lalu

Megawati Hangestri. Instagram/megawatihangestri.
Begini Jawaban Megawati Hangestri Saat Ditanya Peluang Main Lagi untuk Red Sparks Musim Depan

Kontrak Megawati Hangestri bersama Red Sparks habis setelah kompetisi V-League Korea Selatan 2023-2024 selesai.


Konsumsi BBM Gasoline Meningkat Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran, Gasoil Turun

12 menit lalu

Aktivitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Selasa, 2 April 2024. Secara rinci, perusahaan memproyeksikan selama arus mudik dan balik Lebaran 2024 peningkatan konsumsi masyarakat untuk produk BBM Pertamax sekitar 15 persen, Pertalite 10 persen, dan Pertamax Turbo 6 persen, Dexlite 3 persen dan Pertamina Dex 4 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Konsumsi BBM Gasoline Meningkat Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran, Gasoil Turun

Konsumsi BBM meningkat selama arus balik lebaran.


Pertemuan Mega-Jokowi: Gibran Bilang Silaturahmi Kok Dilarang, Hasto PDIP Respons Begini

13 menit lalu

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menjawab kesiapan Megawati jadi saksi di MK saat ditemui media di Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Pertemuan Mega-Jokowi: Gibran Bilang Silaturahmi Kok Dilarang, Hasto PDIP Respons Begini

Gibran mendorong pertemuan antara Mega dan Jokowi. Kata Gibran, "Silaturahmi kok dilarang." Hasto lantas respons begini.


Gibran soal Peluang Pertemuan Megawati dengan Jokowi: Tak Ada yang Tidak Mungkin

17 menit lalu

Cawapres Gibran Rakabuming Raka berharap masih ada peluang untuk pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Foto diambil di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran soal Peluang Pertemuan Megawati dengan Jokowi: Tak Ada yang Tidak Mungkin

Gibran Rakabuming berharap masih ada peluang untuk pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati dan Presiden Jokowi.


Menerka Putusan MK, Pakar Skeptis Hakim Kabulkan Gugatan Kubu Anies dan Ganjar

22 menit lalu

Massa yang tergabung dalam Aksi 164 menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Dalam aksinya massa menuntut Mahkamah Konstitusi memutus sengketa Pilpres 2024 dengan adil. Aksi ini merupakan respons masyarakat terhadap kecurangan yang terjadi dalam kontestasi Pilpres 2024. TEMPO/Subekti.
Menerka Putusan MK, Pakar Skeptis Hakim Kabulkan Gugatan Kubu Anies dan Ganjar

Pakar menyebut MK kemungkinan akan membuat amar baru ketimbang mengabulkan gugatan yang dimohonkan kubu Anies dan Ganjar.


PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

25 menit lalu

Pekerja melakukan perawatan berkala Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik UTOMO Charger di area perkantoran di Jakarta, Kamis, 21 September 2023. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) di Jakarta baru memasang 8 titik, progres selanjutnya akan ada 100 titik di Jakarta hingga akhir tahun 2023. Tempo/Tony Hartawan
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan SPKLU di Banten untuk mendukung pemudik yang menggunakan mobil listrik.