Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengkhianatan

Oleh

image-gnews
Iklan
REVOLUSI memakan anak-anaknya sendiri. Tragedi Bani-Sadr di Iran sebenarnya bisa dinujum. Di tahun 1938, Crane Brinton menerbitkan bukunya yang termashyur itu, (dan sudah diterjernahkan ke dalam bahasa Indonesia sekitar 20 tahun yang silam), Anatomi Revolusi. Runtuhnya ancien regime, dalam analisa Brinton, akan disusul oleh kekuasaan ganda --pemerintahan umum di satu pihak dan struktur kekuasaan rahasia di lain pihak. Sesudah itu, teror. Lalu serangkaian krisis, yang menyisihkan mereka yang moderat.... Orang moderat pertama yang harus pergi adalah Shahpur Bakhtiar. Perdana Menteri ini memang ditunjuk rezim lama. Tapi jelas ia bukan cuma bonekanya, meskipun Shahur dalam bahasa Parsi bisa berarti "putra Shah". Tindakan pertamanya adalah mencabut sensur pers yang telah berpuluh tahun mencekik Iran. Tindakan penting lainnya: mencegah kudeta militer yang pro-Shah. Tapi orang-orang Ayatullah Khomeini tahu bahwa Bakhtiar bukan "orang kita". Dia harus mundur. Tanggal 9 Februari 1979, Mehdi Bazargan, kawan seperjuangannya dalam oposisi anti Shah, berbicara di dalam rapat umum di Universitas Tehran bahwa Bakhtiar harus berhenti. Lonceng sudah berbunyi untuk Shahpur. Bazargan adalah orang yang harus didengar. Bakhtiar pun melarikan diri dari tanah airnya, tak lama sesudah itu. Dan Bazargan menggantikannya. Tapi dia juga seorang moderat. Dia mencoba memprotes, karena sebagai orang yang harus mengurus adminsitrasi negeri, ia tak bisa banyak berbuat. Kaum mullah, dengan semangat revolusi yang baru menang, dan dengan Fosisi yang kokoh, punya aturan sendiri. Hari-hari Bazargan juga kemudian segera bisa dihitung. September 1979, Bani-Sadr berseru agar Bazargan keluar dari kursi perdana menteri. Tanggal 6 November -- di sekitar perayaan Muharram --seruan itu tak usah diulang. Bazargan menyerahkan jabatannya. Ia tak cukup revolusioner untuk masuk hitungan. Kini Bani-Sadr mengalami hal yang sama. Tak seorang pun yang akan menyangka demikian, barangkali. Ia orang yang selalu berada dekat Ayatullah Khomeini, selama dalam pengasingan. Ia dipilih langsung oleh rakyat sebagai presiden dengan suara meyakinkan. Ia punya surat kepercayaan yang cukup sebagai revolusioner. Tapi ternyata, akhirnya ia juga harus disingkirkan. Dia juga orang moderat. Kenapa seorang jadi moderat? Pada mulanya barangkali, adalah soal temperamen. Kemudian, tak kurang penting, adalah soal posisi. Seorang revolusioner adalah seorang yang harus memihak -- ada kawan ada lawan. Revolusi adalah permusuhan. Ia menghendaki kekerasan sikap, karena orang harus bergulat. Ia menghendaki penyempitan pandang, karena orang harus membidik. Karena itu cita-cita revolusi boleh mulia, tapi ia selalu mengandung teror. Di tahap-tahap pertama kemenangannya, revolusi selalu akan menggertak, membasmi, mencurigai. Dafur orang mati dan tahanan bisa amat panjang. Sayangnya, riwayat paramonia dan pemihakan itu bisa terus seakan tak ada habisnya. Kecurigaan kepada musuh, (yang biasanya selalu diduga masih bersembunyi), lazimnya berlanjut. Organisasi mata-mata dikokohkan. Lembaga pengejaran dan pengusutan berdiri. Orang diteror untuk tetap setia, tetap berpihak, tetap awas. Permusuhan dilanggengkan. Seseorang yang berada dalam posisi mengatur negeri kadang memang bisa memanfaatkan situasi itu. Teupi sering kali tidak. Sebab mengatur berarti menegakkan standar yang kurang lebih normal. Yang disiapkan ialah kepastian. Itulah agaknya yang dikehendaki Bung Hatta di Indonesia, setelah 1945. Karena itulah ia dianggap tidak revolusioner lagi baginya revolusi sudah selesai. Itu pula yang dikehendaki Liu Shaoqi di RRC, sesudah 1949. Karena itu ia disingkirkan baginya revolusi yang dikobar-kobarkan lagi hanya destruksi. Hatta dan Liu Shao-qi di Iran adalah Bazargan dan Badi-Sadr. Anehkah bahwa banyak di antara kita yang bersimpati pada mereka? Barangkali tidak. Sebab simpati kita bukan karena kita berbelas kasihan kepada orangorang moderat sebagai orang-orang yang malang. Tapi karena di dalam diri kita ada perasaan yang tahu, bahwa kecurigaan dan pembasmian pada akhirnya berarti penindasan. Revolusi toh sudah sering dikhianati.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

5 jam lalu

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

11 jam lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi


5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

14 jam lalu

Sejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin berada di atas truk pick-up selama prSejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin da RPG saaat berada di atas truk pick-up selama protes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullahotes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullah
5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

Sejak revolusi 1979, Iran telah membangun jaringan proksi di seluruh Timur Tengah. Pengawal Revolusi Iran dan Pasukan elit Quds memberikan senjata, pelatihan dan dukungan keuangan kepada gerakan milisi tersebut.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

14 jam lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

1 hari lalu

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

1 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Benjamin Netanyahu Sebut Israel akan Bela Diri atas Serangan Iran

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz (tidak digambarkan) di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Benjamin Netanyahu Sebut Israel akan Bela Diri atas Serangan Iran

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkata Israel akan membuat keputusan sendiri untuk membela diri dari serangan Iran.


Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional tidak terdampak konflik Iran dan Israel


Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

1 hari lalu

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan fluktuatif dan ditutup menguat ke level Rp 16.170 per dolar AS.