Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rakyat Jelata

image-profil

image-gnews
Iklan

Idrus F. Shahab
idrus@tempo.co.id

Sebuah gelas beling di atas piring kecil. Seseorang telah menuangkan kopi ke dalamnya. Dan manakala gelas terisi separuh, seorang lelaki setengah tua terbatuk-batuk. Ia tersedak, tapi kemudian menitipkan pesan kepada seorang kawannya di kota: kalau ada yang ke kota esok pagi, tolong sampaikan salam rindunya. Desa kecil ini, demikian si lelaki melanjutkan, siap menyambutnya dengan batang-batang padi yang terkembang, dan rodaroda giling yang berputar-putar, siang-malam.

Ia Leo Kristi. Ada batuk dan gelas kopi yang perlahan menggiring panorama padesan dalam Salam dari Desa. Leo Kristi terus menyanyi. Tambur di belakangnya dan gitar di tangannya mengisi irama pada setiap jengkal musik yang mengalir dalam ketukan dua perempat itu.

Dan ketika block flute mengalunkan potongan-potongan melodi, panorama desa, panorama yang amat dikenalnya, semakin jelas tergambar. Desa kecil yang tengah menyambut panen raya, ritual yang paling ditunggu-tunggu tiap-tiap tahun. Musik riang, dan semua berlangsung seperti waktuwaktu sebelumnya. Kecuali pada setiap akhir bait, suaranya yang berat membawakan ironi: sawah-sawah itu bukan lagi milik mereka.

Leo tidak menunjuk penyebabnya, tidak menawarkan solusi. Ia tidak menyerukan perlawanan, tidak menuntut land reform— yang memang tak kunjung menjadi kenyataan di republik ini. Ia hanya menyodorkan sebuah potret kenyataan kepada lawan bicaranya, seperti seorang pedagang kaki lima meletakkan barang dagangannya di atas alas koran.

Indonesia, di mata Leo, bukan negeri yang gampang menyerah. Dalam Sayur Asam Kacang Panjang, ia berkisah tentang seorang nelayan yang bergulat mencari ikan di tengah laut. Hidup memang berat, harapan-harapan harus disederhanakan, dan nelayan yang berjuang itu seakan berbisik kepadanya: setumpuk ikan di perahu sudah cukup untuk mengusir segenap kecemasan di hatinya. Ia akan pulang ke darat dan memperpanjang hidupnya sekeluarga sehari lagi. Adanya setumpuk ikan di perahu berarti banyak: selalu ada cahaya harapan di ujung perjuangan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayur Asam Kacang Panjang musik yang sederhana. Nadanadanya pentatonis, mengandung repetisi layaknya mantra.

Tak seperti kandidat pemilihan presiden 2014 yang di atas podium dan di hadapan kamera televisi senantiasa menjanjikan perubahan dan keberpihakannya kepada rakyat; dalam musikmusiknya Leo Kristi melupakan slogan dan tangan-tangan yang terkepal. Cukup memperlihatkan keakrabannya dengan kebersahajaan, kemiskinan, kenaifan, dan kesederhanaan, baladeer ini sudah menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat jelata.

Seorang calon pemimpin memang diharapkan dapat menangkap aspirasi dan memenuhi angan-angan para pemilih. Ya, mula-mula kedua kandidat menampilkan dirinya sebagai antitesis dari pemimpin lama yang dinilai peragu dan tidak teguh pendirian. Kemudian, sesuai dengan angan-angan para pemilih, kita menyaksikan dua kandidat presiden 2014-2019 bergantian menegaskan visinya tentang Indonesia yang hebat dan disegani kawan-lawan, serta bagaimana "hijrah" ke kondisi ideal tersebut.

Mereka berbicara dalam skala makro. Padahal, ketika membahas seorang petani yang kehilangan sawah, atau nelayan pulang ke darat dengan setumpuk ikan, kita menggunakan skala mikro—seperti yang disampaikan Leo dalam lagunya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.