Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akhlak versus Intoleransi

image-profil

image-gnews
Iklan

Husein Ja'far Al Hadar,
Pendiri Cultural Islamic Academy Jakarta

Kasus penyegelan, penutupan, hingga penyerangan rumah ibadah kerap kali dilakukan oknum umat Islam di Indonesia terhadap umat minoritas di negeri ini, seperti Kristen dan Ahmadiyah. Yang terbaru terjadi di Sleman, Yogyakarta.

Kasus serupa di negara lain, dengan umat Islam sebagai korbannya dalam posisinya sebagai umat minoritas, juga kerap terjadi. Seperti Geert Wilders (politikus Belanda), yang dalam KTT Konservatif Barat di Amerika Serikat (AS) pernah menyampaikan agar AS melarang pembangunan masjid di Negeri Abang Sam. Atau sebagian politikus Partai Republik di AS yang pernah menentang rencana pembangunan masjid di dekat Ground Zero, lokasi bekas WTC. Artinya, penulis hendak menegaskan bahwa pada dasarnya ini tentang oknum yang berpikiran dan bersikap ekstremis serta logika eksklusif kalangan mayoritas beragama. Di mana pun itu, dan apa pun agamanya.

Sebenarnya, pada tingkat ajaran, Islam justru menekankan tentang signifikansi penghormatan terhadap peribadahan setiap umat beragama. Bahkan, dalam kondisi perang pun, peribadahan merupakan salah satu nilai yang patut dijunjung dan dihormati, sehingga selalu ada jeda untuk mempersilakan musuh beribadah saat waktunya tiba. Sebab, Islam tak pernah memerangi umat lain karena ibadah atau imannya, melainkan karena sikapnya yang menyerang umat Islam. Dan perang pun tetap dilancarkan dalam bingkai akhlak (etika).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, menurut penulis, ibadah sebenarnya bukan perkara tempat ibadah. Namun ibadah adalah aktualisasi keimanan. Sedangkan iman sejati pada dasarnya terletak dalam hati. Ia tak kan pernah bisa ditekan, dipaksa, diruntuhkan, apalagi dirampas. Para oknum muslim itu mungkin tak sadar bahwa jika jemaah Ahmadiyah atau umat Kristen itu tak bisa menghampiri Tuhan dalam ibadahnya di rumah ibadah, mereka bisa melakukannya di mana saja dalam hati mereka. Justru Tuhan yang akan "menghampiri" mereka dalam ketertindasannya, jika mereka dilarang menghampiri Tuhan melalui rumah ibadah. Karena itu, sufi Jalaluddin Rumi mengingatkan bahwa Tuhan sejati tak "bersemayam" di rumah ibadah agama mana pun, melainkan dalam hati setiap hamba-Nya yang beriman.

Tentu sikap intoleransi itu patut dilawan. Sebab, beragama, berkeyakinan, dan beribadah merupakan hak setiap warga negara yang diatur oleh undang-undang kita dan diagungkan oleh setiap agama, terlebih Islam. Dan Tuhan pun telah memfirmankan agar hamba-Nya tak pernah takut. Namun mereka juga patut sadar akan letak keimanan yang berada di hati itu. Agar, seperti juga difirmankan Tuhan, mereka tidak pula bersedih. Sebab, sesungguhnya Tuhan bersama mereka.

Pada akhirnya, seperti kata filsuf Muhammad Baqir Shadr, keimanan sekelompok umat bukan hanya bisa dilihat dari peribadahan mereka sendiri, tapi juga dari penghormatan mereka pada peribadahan umat beragama lain. Sebab, sekali lagi, ibadah sejatinya adalah aktualisasi iman (akidah): bukan hanya dalam fiqih-syariah (peribadahan), tapi juga akhlak (penghormatan pada yang lain dan berbeda). Ketiganya adalah integral dalam Islam. Karena itu, seperti ditulis Jalaluddin Rakhmat (Dahulukan Akhlak di Atas Fikih, 2007), Al-Quran selalu menjadikan keluhuran akhlak sebagai parameter kesuksesan ibadah. *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

18 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.


Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

35 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.


Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Suasana Terowongan Silaturahim yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Senin, 25 Oktober 2021. Terowongan yang dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2 menelan dana sebesar Rp 37,3 miliar. TEMPO/Syara Putri
Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.


Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Wali Kota Tangerang Selatan bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan meresmikan dua Markas Koramil, Selasa 30 Mei 2023. Foto TEMPO/Muhammad Iqbal
Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.


Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.


Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Menikmati pemandangan indah di pinggir danau venue dayung, Jakabaring Sport City. Disini pengunjung dapat pula olahraga jogging sore sembari ngabuburit. TEMPO/Parliza Hendrawan
Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.


Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berfoto bersama dengan pengurus BEM PTNU Se-Nusantara di Jakarta, Rabu (15/2/23).
Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.


Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.


Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum menghadiri Pengukuhan Pengurus Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu, (16/11).
Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.


Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Sejarah Pertama di SMAK St. Fransiskus, Siswi Muslim Menjadi Ketua OSIS. Instagram/smakstfransiskusrutengntt
Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.