Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ditata Kembali

Oleh

image-gnews
Iklan
METAFORA yang dipakai untuk Pancasila adalah metafora pertanian. Dia "digali", bukannya "diciptakan". Seperti ubi, bekal untuk hidup. Atau seperti peninggalan lama yang sering ditemukan para peladang ketika mereka mencangkuli sawah, pada suatu pagi sehabis mimpi. Tanah, bumi, petak yang sedang diolah, dengan bagusnya tergambar di kepala kita. Pancasila tersimpan di bawah sana. Mungkin tumbuh. Dia kemudian digali: sesuatu yang potensial pun diaktualisasikan--dengan kerja, otot, keringat. Juga akal sehat. Ide, dalam bayangan kita yang seperti itu, tidak turun dari langit. Ide bukanlah wahyu. Proses penggaliannya, proses aktualisasi itu, tidak seketika. Apalagi proses mula-bukanya. Sesuatu yang tersimpan, apalagi tumbuh dalam bumi, memerlukan sejarah. Karena itulah seorang sejarawan dengan tepatnya pernah mengatakan bahwa suiit menetapkan tanggal lahirnya sebuah ide. Kapan Pancasila lahir? Buku pidato Bung Karno tangga1, 1 Juni 1945 disebut dengan judul Lahirnya Pancasila Tapi untuk mengatakan bahwa Pancasila di hari itu langsung ada dari ketiadaan hampir sama artinya dengan mengatakan bahwa Pancasila terbit dari Sabda Tuhan. Itu berarti dia bukan lagi sesuatu yang digali. Dan kata"penggalian " bagaimana pun hanya suatu kiasan. Ia akan bisa menyesatkan bila kita menafsirkannya secara harfiah. "Cangkulan" pertama Bung Karno karena itu tak diayunkan pada 1 Juni 1945, melainkan jauh sebelum itu. Pidatonya yang cemerlang pada 1 Juni 1945, yang ia ucapkan selama sekitar satu jam untuk menjawab pertanyaan apa dasar negara Indonesia, jelas merupakan hasil pemikiran bertahun-tahun. Juga buah suatu pengalaman. Dalam pemikiran dan pengalaman itu bagaimana Bung Karno bisa bersendiri? Dia bergumul dan bertukar gagasan. Dia belajar sambil merenung dari orang lain. Dia meletakkan kuping dan hatinya kepada realitas-realitas di masyarakat. Lalu dia merumuskan pikiran-pikirannya, dalam pelbagai tulisan--sejak tahun 1920-an. Dari tinjauan seperti itu proporsi Pancasila mungkin bisa nampak lebih tepat. Perumusan lima asas itu, yang mencerrninkan semangat terbaik dari pelbagai sudut kehidupan, bukanlah sesuatu yang sama sekali baru. Bung Karno telah mencernakan kitab-kiub suci dan ideologiideologi dia menelaah serta memungut banyak dari apa yang ia sebut "Islamisme". Ia juga memetik banyak--banyak sekali bahkan--dari Marxisme. Dan seperti terlihat dari pidatonya pada 1 Juni 1945, dia tanggap pula akan pelbagai kecenderungan atau aliran yang hidup di masyarakat Indonesia. Dia tahu kepentingan pelbagai kekuatan politik dan golongan di sekitarnya. Dia menawarkan suatu kebersamaan. Karena itulah ketika perumusan Pancasila ditata kembali secara beramai-ramai oleh para peletak dasar Republik Bung Karno tidak berkeberatan. Yang penting bukan saja dia tak menyatakan diri sebagai pemegang hak cipta perumusan itu, tapi juga dia sendiri tak menganggap sumbangan pikirannya sebagai suatu dogma yang suci. Sayang kita tidak hidup di dalam suasana pertengahan 1945 itu. Kini pembicaraan mengenai Pancasila dan Bung Karno telah demikian rupa, hingga kejujuran dan keterus-terangan terasa amat sukar. Hampir setiap diskusi tentang ini, setiap interpretasi baru dan pendekatan yang berbeda, condorg dicurigai sebagai penyelewengan. Siapa tahu sebentar lagi juga dianggap sebagai kemurtadan . . . Dan "satu kuil pemujaan yang sama sekali baru terjadilah, meskipun tokohtokohnya tak disebut sebagai dewa." Itu adalah satu kalimat dalam risalah kecil Karl Jaspers tentang Sokrates, Budha Konfusius dan Jesus: tentang terjadinya pendewaan baru, dalam Budhisme. Padahal, seperti kata Jaspers, Budha sendiri, "tidak berhasrat untuk melekatkan pandangannya yang bijaksana pada pribadinya." O, Ananda, jadilah larnpu bagi dirimu sendiri--itulah memang kata penghabisan Sang Budha, kepada muridnya.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

2 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita


Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

21 hari lalu

Sejumlah anggota Pramuka melakukan atraksi tongkat pada upacara pembukaaan Jambore Nasional Gerakan Pramuka di Buperta Cibubur, Jakarta, Minggu, 14 Agustus 2022. Jambore Nasional Gerakan Pramuka yang berlangsung pada 14 hingga 21 Agustus 2022 ini digelar dengan tema Ceria, Berdedikasi dan Berprestasi bertujuan membentuk sikap, perilaku, keterampilan, dan pengalaman kode kehormatan Pramuka Satya dan Darma Pramuka. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

27 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mohammad Natsir. Dok.TEMPO/Ali Said
Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.


Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) meninjau lahan yang akan dijadikan
Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.


Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

28 September 2023

Jenderal Ahmad Yani. Wikipedia
Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

Pada 1965 PKI mengusulkan Angkatan Kelima, sebuah matra militer beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai. Letjen Ahmad Yani menolak ide itu.


Siapa Pencetus Nama Pramuka?

14 Agustus 2023

Ilustrasi Pramuka. Getty Images
Siapa Pencetus Nama Pramuka?

Nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendapat inspirasi dari kata Poromuko, yang berarti pasukan terdepan dalam perang.


Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

14 Agustus 2023

Suasana upacara api unggun dalam acara Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu) untuk memperingati Hari Pramuka ke-61, di lapangan SD Negeri Anyelir 1, Depok, Sabtu, 13 Agustus 2022. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie pada 1912.


Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

13 Agustus 2023

Ilustrasi sengketa tanah. Pixabay/Brenkee
Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

Masyarakat di Pekon (Desa) Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat menerima SK pembebasan hutan kawasan dari Menteri Siti Nurbaya.


LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

8 Juli 2023

Pekerja membongkar aspal yang menutup jalur trem masa kolonial Belanda  di kawasan Gajah Mada, Jakarta, Rabu, 9 November 2022. Nantinya jalur trem peninggalan Belanda tersebut akan dipindahkan dan disimpan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

Sebelum LRT Jabodebek yang bakal diresmikan bulan depan, Jakarta yang dahulu Batavia hingga pasca Kemerdekaan pernah memiliki moda Trem.