Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BMW Maut dan Kagoknya Polisi

Oleh

image-gnews
Iklan

Beginilah kalau anak seorang menteri yang juga besan Presiden mengalami kecelakaan. Polisi kelihatan kagok. Mereka baru menetapkan Rasyid Amirullah Rajasa, anak Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian, sebagai tersangka sehari setelah peristiwa yang memakan dua korban nyawa itu berlalu. Betapa lambatnya dibanding ketika Andika, pengemudi Livina, menubruk dua orang hingga tewas di Jalan Ampera, Jakarta Selatan, lima hari sebelumnya. Pada hari kecelakaan itu juga polisi sudah memastikan Andika sebagai tersangka.

Langkah Hatta Rajasa memberikan keterangan pers 15 jam setelah kejadian itu tentu bagus. Hatta mengakui pengemudi sport utility vehicle (SUV) BMW maut itu adalah anaknya. Mungkin karena ini pula, polisi mulai berani terbuka, meski tak juga sepenuhnya. Sampai tadi malam, misalnya, polisi berteka-teki soal apakah Rasyid mabuk saat mengemudi. Tak juga dijelaskan mengapa polisi begitu lamban menetapkan tersangka, padahal ada saksi kejadian.

Semestinya polisi tidak kagok. Tanpa harus menunggu Hatta Rajasa berkata menyerahkan kasus ini kepada polisi, mereka seharusnya sudah mengusut dengan cepat. Memang bagus bahwa Hatta menyatakan dukacita, meminta maaf, dan ikut bertanggung jawab membantu pemakaman serta pengobatan para korban. Tapi hal itu tidaklah mengubah fakta bahwa ini merupakan kasus pidana dan pelakunya tetap harus diproses hukum.

Rasyid, sebagai pengemudi, harus bertanggung jawab. Caranya memacu SUV seharga Rp 1,8 miliar itu di tol Jagorawi sangat serampangan. Dia pasti sangat ngebut sehingga mobil van Luxio yang ditabrak dari belakang ringsek dan penumpangnya terpental. Meski anak pejabat senior, Rasyid adalah warga negara biasa. Maka, perlakuan terhadapnya pun tak boleh istimewa. Apa bedanya Rasyid dengan pengemudi Livina tadi? Atau dibanding Afriyani, pengemudi Xenia maut yang menewaskan sembilan orang pada Januari tahun lalu?

Tantangan bagi polisi sekarang adalah menunjukkan kepada masyarakat bahwa pengusutan akan berjalan sebagaimana seharusnya. Karena ini "kasus biasa" yang melibatkan "anak orang tak biasa", banyak orang mengawasi. Mereka ingin tahu bagaimana polisi bekerja. Polisi, misalnya, harus menjelaskan apa alasan Rasyid tidak ditahan. Meski polisi punya diskresi untuk menahan atau tidak menahan tersangka, penjelasan itu perlu. Dengan penjelasan gamblang, orang tak punya alasan untuk bersyak-wasangka bahwa polisi sedang melindungi Rasyid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polisi juga perlu menjelaskan apa kemungkinan penyebab kecelakaan maut itu. Konon sudah dites bahwa Rasyid tidak terbukti menggunakan zat narkotik dan obat-obat terlarang. Tidak ada kokain, amfetamin, metamfetamin, kanabis, atau morfin. Tapi dalam soal apakah Rasyid mabuk atau tidak, keterangan polisi malah membingungkan. "Ya, merayakan tahun baru, masak iya minumnya (sirup) ABC atau Orson," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Komisaris Besar Rikwanto. Keterangan ini tak profesional, karena mengukur apakah seseorang mabuk atau tidak sangatlah mudah. Jika Rasyid benar mabuk, mengapa pula harus ditutupi?

Equality before the law, asas semua orang sama di depan hukum, inilah yang mestinya dipegang teguh oleh polisi. Tabrakan maut pada hari pertama tahun 2013 ini akan menjadi ujian apakah polisi mampu menjalankan tugasnya secara profesional.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sebelum Dirilis, Album Baru Seventeen sudah Mencapai 3 Juta Pre-order

1 menit lalu

Grup idola K-pop SEVENTEEN. Foto: X/@pledis_17jp
Sebelum Dirilis, Album Baru Seventeen sudah Mencapai 3 Juta Pre-order

Album baru Seventeen yang akan rilis sudah mendapat 3 juta pemesanan yang dilakukan lebih awal


Pendukung Anies Ungkapkan Kecewa dengan Putusan MK

5 menit lalu

Mantan calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan, ketika memberikan keterangan pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Defara
Pendukung Anies Ungkapkan Kecewa dengan Putusan MK

Pendukung paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengungkapkan kecewaan atas putusan MK ihwal sengketa pilpres.


Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

5 menit lalu

Tiktoker Galihloss3 memegang HP yang digunakan untuk mengunggah konten yang diduga bermuatan SARA. Dokumentasi Polda Metro Jaya
Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

Dalam proses pemeriksaan, Galih Loss disebut membuat konten ujaran kebencian hingga penodaan agama di akun TikTok untuk mencari endorse.


Pakai Fitur Ini, Riwayat Pencarian Chrome Bisa Dihapus Hitungan Detik

7 menit lalu

Salah satu fitur Google Chrome adalah bisa menyimpan password agar kita tidak lupa. Lalu, bagaimana cara melihat password di Google Chrome? Foto: Canva
Pakai Fitur Ini, Riwayat Pencarian Chrome Bisa Dihapus Hitungan Detik

Chrome, peramban web milik Google, mengembangkan fitur pengpaus riwayat pencarian secara kilat.


Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

14 menit lalu

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat ditemui usai menghadiri pertemuan Tim Hukum Nasional Prabowo-Gibran di kediaman Prabowo, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak Presiden Joko Widodo alias Jokowi beserta putranya, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, untuk bergabung dengan partai yang dia pimpin itu. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, menyampaikan ajakan tersebut usai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan kembali bahwa keduanya bukan lagi kader partai banteng.


Orang Tua Perlu Lakukan Ini untuk Cegah Anak Tantrum

28 menit lalu

Ilustrasi anak menangis di mobil. businessinsider.com
Orang Tua Perlu Lakukan Ini untuk Cegah Anak Tantrum

Peran orang tua sangat besar dalam mencegah anak tantrum. Simak cara efektif cegah agar anak tidak tantrum.


PAN Siapkan Kadernya Maju Pilgub, dari Artis hingga Dokter

29 menit lalu

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan  memberi keterangan di kediaman Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan pada Rabu, 10 April 2024. Tempo/Yohanes Maharso
PAN Siapkan Kadernya Maju Pilgub, dari Artis hingga Dokter

Partai Amanat Nasional (PAN) menyiapkan kader-kadernya untuk maju di Pilkada serentak akhir tahun ini. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan sejumlah nama dari partainya untuk maju sebagai bakal calon gubernur di beberapa provinsi, seperti Jakarta dan Jawa Barat.


Profil CNBLUE, Band Korea yang akan Konser di Indonesia

36 menit lalu

CNBlue. Wikipedia.org
Profil CNBLUE, Band Korea yang akan Konser di Indonesia

Grup musik rock Korea Selatan CNBLUE direncanakan akan mengadakan konser di Indonesia pada 25 Mei 2024


Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

43 menit lalu

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.


Spanyol Buka Kembali Penyelidikan Spyware Israel yang Memata-matai PM Pedro Sanchez

44 menit lalu

Spyware pegasus. Thequint.com
Spanyol Buka Kembali Penyelidikan Spyware Israel yang Memata-matai PM Pedro Sanchez

Pengadilan Tinggi Spanyol membuka kembali penyelidikan atas penggunaan perangkat lunak Pegasus milik perusahaan intelijen siber Israel, NSO Group.