Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berkuasa makin berkuasa

Oleh

image-gnews
Iklan
DI depan Hukum tegak seoran penjaga pintu. Pak Hakim, kita tahu ini cerita khayal Franz Kafka. Kepda penjaga itu datanglah seorang dari pedalaman, memohon agar diterima menemui Hukum. Tapi, Pak Hakim, si penjaga pintu mengatakan bahwa ia tak dapat memberinya kesempatan untuk diterima saat itu. Khas omongan seorang petugas. Maka orang dari pedalaman itu pun berpikir sejenak dan kemudian bertanya apakah ia akan diizinkan kelak. " Mungkin," sahut si penjaga. Pak Hakim, tuan pun akan segera tahu bahwa orang dari pedalaman yang sabar itu akan menunggu namun sia-sia. Dia menanti di pintu itu, bertahun-tahun. Terus, tak putus-putus. Ia telah berjalan jauh. Ia telah memberikan segalanya untuk menyuap si penjaga. Tapi si penjaga, yang dengan kalem menerima suapan itu, hanya mengatakan, "Saya menerima ini agar kamu tak mengira bahwa kamu telah meniadakan apa saja." Tak jelas apa maksudnya. Tapi, Pak Hakim, si orang dusun itu tak bisa lagi menyoal. Ia menanti saja, seraya matanya tak henti-hentinya memandangi si penjaga pintu. Lalu diam-diam ia mengutuk nasib, makin lama makin pelan. Di depan pintu itu ia pun jadi tua. Pandangannya rabun. Akhirnya ia kian tak tahu, adakah dunia di luar memang telah bertambah gelap, ataukah matanya saja yang telah menipunya. Tak lama lagi, ia mati. Toh Kafka menulis, bahwa dalam kegelapan menjelang ajalnya orang dusun itu sadar, akan "sebuah cahaya yang mengalir tak terpadamkan dari gerbang Hukum." Kita tak tahu adakah Kafka mau menghibur. Kedengarannya ia justru mengiris, mencemooh, dengan menyebut harapan yang tak pernah terjangkau, tapi sementara itu menggamit-gamit. Maka, Pak Hakim, mengapakah jalan mencari keadilan begitu panjang, dan si penjaga pintu begitu berkuasa? ** KARENA hidup kian rumit, jawab pak Hakim. Karena kita tidak berada di zaman Nabi Sulaiman. Di masa Nabi Sulaiman, menurut kisah, seorang ibu datang menghadap. Ia ingin mempersoalkan hilangnya bayi yang dilahirkannya. Ia menggugat bahwa seorang wanita lain, yang anaknya mati, telah mengambil bayi itu dari sampingnya, lalu menukarnya dengan mayat. Di zaman Nabi Sulaiman, prosedur mudah. Raja itu hanya memutuskan, "Begini . . . ," dan penyelesaian dianggap jelas. Tak ada naik banding. Tak ada advokat. Tak ada uang sogok. Proses di balairung itu ditetapkan dengan kearifan seorang besar, yang diakui. Tapi mana kini ada Nabi lagi? Kita makin tahu daifnya manusia. Kita mengenal prasangka-prasangkanya yang picik. Kita merasakan sendiri kelemahan pikiran dan hatinya. Kita melihatnya terapung-apung dalam masalah-masalah yang makin kompleks. Ia megap-megap. Ia memerlukan pegangan. Ia memerlukan sesuatu yang bisa dianut, sekaligus bila perlu ditelaah kembali, atau diubah dan diperbaharui. Maka, makin berjibunlah perundang-undangan. Jika suatu hari anak bayimu diambil orang, dan kamu tak bisa merebutnya kembali, kamu pun harus mengikuti prosedur -- satu prosedur atau seratus prosedur. Kamu memekik, "mana keadilan," tapi kamu mungkin tak tahu undang-undang apa yang akan mengurusi kamu. Undang-Undang Kewarganegaraan? Undang-Undang Perkawinan? Kitab Hukum Dagang? Keppres? Perda? Hukum adat? Peraturan Ketua RT? Kamu juga tak pernah melihat (apalagi membaca) Lembaran Negara. Para legislator, yang menurut teori telah kamu pilih, praktis bekerja sonder kamu. Kamu memang mungkin tak tahu bahwa seorang penulis telah mengatakan, zaman kita adalah The Age of Disabling Profession" -- zamannya profesi yang melumpuhkan kemampuan. Jangan kaget -- penulis sekarang memang suka bikin kaget. Tapi memang inilah suatu masa yang aneh: bila kamu sakit, seorang dari profesi kedokteran akan datang untuk mengatakan bahwa kamu punya "problem" dan ia punya "pemecahan". Pada suatu hari yang lain, bila uangmu dikemplang rekanan, kamu pun harus menyerahkan soalnya sebagai kasus dan seorang dari profesi hukum akan bilang dia akan bisa mengurus. Orang-orang awam seperti kamu harus cepat-cepat pasrah. Para ahli adalah yang bisa. Dan tentu saja, karena mereka adalah jenis yang langka, harganya pun tinggi. Dan berkuasa, makin berkuasa sekali.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Palti Hutabarat Didakwa Pasal Berlapis di Kasus Rekaman Suara Kades Diminta Menangkan Prabowo

2 menit lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Palti Hutabarat Didakwa Pasal Berlapis di Kasus Rekaman Suara Kades Diminta Menangkan Prabowo

Kasus Palti Hutabarat ini bermula saat beredar video dengan rekaman suara tentang arahan untuk kepala desa agar memenangkan Prabowo-Gibran


Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

3 menit lalu

Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI I Nyoman Cantiasa turut hadir dalam acara Dharma Santi Nasional di di Balai Komando Kopasus, Cijantung, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Foto: Istimewa
Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.


Bamsoet Dukung PERIKHSA Gelar Lomba Asah Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladir

12 menit lalu

Bamsoet Dukung PERIKHSA Gelar Lomba Asah Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladir

Bambang Soesatyo menuturkan Perikhsa akan kembali menyelenggarakan Lomba Asah Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladiri 2024.


Kang Dong Won Membintangi Film The Plot, Simak Sinopsisnya

13 menit lalu

Kang Dong Won. (Soompi)
Kang Dong Won Membintangi Film The Plot, Simak Sinopsisnya

The Plot yang dibintangi Kang Dong Won dijadwalkan tayang perdana di bioskop Korea Selatan pada 29 Mei 2024


Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

22 menit lalu

Penumpang Kereta Api Menoreh dari Semarang saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 13 April 2024. Arus Balik Lebaran 2024 sebanyak 46.474 penumpang tiba di Jakarta dengan rincian turun di Stasiun Pasar Senen 17.000 penumpang, Stasiun Gambir 15,500 penumpang, Bekasi 6.600 penumpang dan sisanya turun di beberapa stasiun Jakarta. Puncak arus balik lebaran 2024 sendiri diprediksi pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

KAI mengoperasikan sejumlah kereta api baru, di antaranya seperti KA Argo Merbabu relasi Gambir-Semarang Tawang Bank Jateng (pp).


Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

22 menit lalu

DHL. Istimewa
Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

DHL buka suara perihal viralnya kasus bea masuk jumbo yang dikenakan untuk sepasang sepatu impor.


Kasus Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba di Depok, Orang Tua Pernah Diingatkan Ditresnarkoba Godaannya Besar

22 menit lalu

Kondisi rumah polisi yang gelar pesta narkoba jenis sabu di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin, 22 April 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba di Depok, Orang Tua Pernah Diingatkan Ditresnarkoba Godaannya Besar

Empat polisi yang ditangkap disebut sebagai anggota Direktorat Reserse Narkoba (Diresnarkoba) Polda Metro Jaya.


Jajaran PKS Temui Petinggi PKB Pakai Warna Khas Partai Masing-masing

24 menit lalu

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri), Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsy (kanan) dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (tengah) saat bertemu di DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024. Pertemuan petinggi PKB dan PKS dalam rank silahturahmi perubahan yang telah dijalin kedua partai dalam pemilu 2024. PKB, PKS dan Nasdem diketahui pernah berkoalisi untuk mengusung pasangan Anies-Imin di Pilpres 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jajaran PKS Temui Petinggi PKB Pakai Warna Khas Partai Masing-masing

Syaikhu dan Aboe bersama jajaran PKS tiba pada sekitar jam 19.05 WIB. Keduanya memakai pakaian bernuansa oranye dalam kunjungan kali ini.


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

26 menit lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.


Klarifikasi Salshabilla Adriani Soal Rumor Cinlok dengan Rizky Nazar

26 menit lalu

Salshabilla Adriani. Foto: Instagram/@salshabillaadr
Klarifikasi Salshabilla Adriani Soal Rumor Cinlok dengan Rizky Nazar

Salshabilla Adriani angkat bicara mengenai rumor yang beredar mengenai dirinya dan Rizky Nazar, kekasih Syifa Hadju.