Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lirik Lagu Politik

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bandung Mawardi, Esais

Laguku ini ingin kupersembahkan pada paduka jang agung serta mulia/'Kan kudoakan ke hadirat Ilahi semoga paduka tetap sejahtera selalu/Betapa bahagia rakjat Indonesia dalam bimbingan paduka jang mulia....

Siapa masih ingat lirik lagu politik tentang pujian untuk Sukarno? Lilis Surjani melantunkan lagu Untuk PJM Presiden Soekarno dengan suara merdu dan impresif. Pujian bagi Sukarno adalah resonansi dari perhatian Sukarno untuk pemuliaan seni di Indonesia, berlatar agenda-agenda politik.

Ingatan lirik lagu politik dari masa silam bersambung ke situasi politik mutakhir. Para seniman turut menggubah lagu. Lirik sengaja memuat propaganda. Diksi cenderung lugas dan tebar pujian. Kehadiran lirik lagu politik membuat politik memiliki irama dan sensasi.

Marzuki Mohamad dan Balance Perdana P. menggarap lagu berjudul Bersatu Padu Coblos Nomor Dua. Lagu dipersembahkan untuk Joko Widodo-Jusuf Kalla. Lagu sengaja masuk ke urusan politik. Agenda seni dalam politik selalu berisiko. Lagu menjadi pertaruhan "kesenimanan" dalam permainan imaji-imaji politik.

Seni bergerak untuk pemenuhan misi politik. Lirik pun mesti mengekspresikan keberpihakan dan anutan ideologi. Lagu Bersatu Padu Coblos Nomor Dua memuat pesan dan pujian: Badannya kurus, wajah kampungan/ Namun hatinya sinar harapan/ Dengan kerja nyata kau jawab keraguan/ Karena janji-janji sudah membosankan/ Citramu sederhana apa adanya/ Cerminan sikap dari nuraninya.... Lirik mengandung sugesti untuk memberi persepsi keunggulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pilihan kata dimaksudkan membentuk konstruksi biografis, merangsang orang memberi persetujuan dan keberpihakan. Persembahan lagu membuktikan bahwa seniman mengekspresikan hak politik berdalih mempengaruhi publik agar mencapai konsensus untuk memilih capres-cawapres pada 9 Juli 2014. Seruan memilih Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat pesan kritis di ujung lagu: Setelah pilihan dan kemenangan/ Kami akan mundur menarik dukungan/ Membentuk barisan parlemen jalanan/ Mengawasi amanah kekuasaan. Pujian tak harus berlebihan. Kritik tetap diajukan sebagai selebrasi demokrasi.

Persembahan lagu untuk Joko Widodo juga dilakukan oleh F. Ida Retnowati, seniman asal Sukaharjo, Jawa Tengah. Lagu berjudul Jokowi Presidenku digarap sebagai pujian dan keberpihakan. Propaganda dalam lirik lagu: Pilih yang bersih, bersih tidak korupsi/ Pilih yang merakyat tak dibuat-buat/ Pekerja keras yang tak banyak bicara/ Sederhana, tampil apa adanya. Lirik lagu tampak gamblang dan terang. Lagu turut menguatkan ekspresi politik, berharap mempengaruhi publik agar menetapkan pilihan ke Joko Widodo- Jusuf Kalla.

Di kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, lirik lagu juga berperan untuk propaganda. Rhoma Irama menggubah lagu berjudul Kita Adalah Satu. Lagu mengisahkan Indonesia dan pemihakan untuk capres dan cawapres. Berikut ini petikannya: Walau kita beda dalam bahasa/ Walau kita beda dalam budaya/ Walau kita beda dalam agama/ Kita adalah satu/ Kita adalah satu/ Kita adalah satu/ Kita adalah satu/ Prabowo-Hatta/ Prabowo-Hatta. Lagu memicu publik memberi pujian sambil berjoget bersama Raja Dangdut di panggung politik.

Lagu-lagu bermisi propaganda. Lirik lagu menjadi ejawantah sikap politik. Kita pun mulai mengerti bahwa lagu selalu ada dalam episode-episode politik di Indonesia.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?

12 Mei 2023

Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?

Para mahasiswa pada aksi unjuk rasa Mei 1998 menyuarakan 6 tuntutan dalam reformasi. Apakah hari ini sudah selesai?


Kesepakatan dengan IMF Alot, Presiden Kais Saied Sebut Tunisia Bukan untuk Dijual

8 April 2023

Kais Saied, Presiden Tunisia. Sumber : Reuters
Kesepakatan dengan IMF Alot, Presiden Kais Saied Sebut Tunisia Bukan untuk Dijual

Presiden Saied menolak pemaksaan lebih jauh dari IMF karena bisa mengarah pada kemiskinan yang lebih lanjut di Tunisia.


Peru Terperosok ke Krisis Politik, Unjuk Rasa Berubah Jadi Kerusuhan

14 Desember 2022

Polisi menghadapi pengunjuk rasa yang memprotes untuk menuntut pembubaran Kongres dan mengadakan pemilihan demokratis daripada mengakui Dina Boluarte sebagai Presiden Peru, setelah penggulingan Presiden Peru Pedro Castillo, di Lima, Peru, 12 Desember 2022. REUTERS/Sebastian Castaneda
Peru Terperosok ke Krisis Politik, Unjuk Rasa Berubah Jadi Kerusuhan

Setidaknya tujuh orang tewas dalam unjuk rasa di Peru akhir pekan lalu saat aksi protes berubah menjadi kerusuhan.


Krisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM

5 Agustus 2021

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi  saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, Selasa, 3 Agustus 2021. Pertemuan tersebut membahas berbagai isu strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia. Jose Luis Magana/Pool via REUTERS
Krisis Politik di Myanmar Jadi Sorotan di Pertemuan AMM

Menteri Luar Negeri RI secara terbuka menyebut isu Myanmar menjadi masalah yang paling banyak di bahas di pertemuan AMM


Netanyahu Perkenalkan Kabinet Baru ke Parlemen Israel

18 Mei 2020

Benny Gantz dan Benjamin Netanyahu.[Times of Israel]
Netanyahu Perkenalkan Kabinet Baru ke Parlemen Israel

PM Netanyahu dan rival politik Benny Gantz membentuk koalisi pemerintahan baru bersatu untuk mengakhiri konflik politik berkepanjangan.


Krisis Turki, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Modal Indonesia?

13 Agustus 2018

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Turki. Gmfus.org
Krisis Turki, Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Modal Indonesia?

Risiko sistemik dikhawatirkan akan mengakibatkan krisis Turki mempengaruhi IHSG.


Perludem Sebut Anak Muda Masih Jadi Penonton Politik

25 Maret 2018

Ilustrasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) bertema unik. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Perludem Sebut Anak Muda Masih Jadi Penonton Politik

Perludem pun menilai sistem politik yang ada di Indonesia tak ramah bagi anak muda sehingga mereka sulit terjun di dunia politik.


Jokowi: 6 Bulan Terakhir Kita Buang-buang Energi Tidak Berguna

23 Mei 2017

Presiden Jokowi menyaksikan Latihan Gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) 2017 di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, 19 Mei 2017. Puspen TNI
Jokowi: 6 Bulan Terakhir Kita Buang-buang Energi Tidak Berguna

Presiden Jokowi mengatakan, 6-8 bulan ini, energi dihabiskan untuk banyak hal tidak berguna, saling hujat, berdebat, dan membuat suhu politik memanas.


SBY: Jika Hanya Pentingkan Stabilitas Politik, Hati-hati  

8 Februari 2017

Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY memberi salam seusai menyampaikan pidato politik pada Rapimnas dan Dies Natalies Partai Demokrat ke-15 di JCC, Jakarta, 7 Februari 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
SBY: Jika Hanya Pentingkan Stabilitas Politik, Hati-hati  

SBY mengatakan pemerintah harus berhati-hati jika negara hanya menekankan aspek stabilitas politik.


Analis Politik: Situasi Memanas, Jokowi Harus Lakukan Ini  

2 Februari 2017

Presiden Jokowi memakai headset sambil mendengarkan pernyataan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pertemuan ASEAN Plus Jepang di Vientiane, Laos, 7 September 2016. AP/Bullit Marquez
Analis Politik: Situasi Memanas, Jokowi Harus Lakukan Ini  

Pertarungan Joko Widodo adalah kepada siapa saja yang berdiri di seberang kepentingan negara dan bangsa.