Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sia-sia

Oleh

image-gnews
Iklan
BARANGKALI tak ada raja yang sesaleh Aurangzeb. Ia dididik kaum mullah untuk demikian: menghabiskan sebagian besar harinya untuk beribadat. Tetapi menjelang meninggal, penguasa India itu menuliskan surat yang sedih: "Aku tak tahu siapa diriku, ke mana aku akan pergi, atau apa yang akan terjadi kepada orang yang penuh dosa ini .... Tuhan telah sejak lama berada dalam hatiku, namun mataku yang terbuta telah tak mengenal cahayaNya . . . Apakah yang terjadi pada diri Aurangzeb? Tak mudah kita untuk ditebak setelah tiga setengah abad ia tak ada lagi. Catatan sejarah yang ada hanya berbicara tentang bagaimana ia memerintah. Dia agaknya sebuah reaksi terhadap pendahulunya -- bapaknya sendiri, Shah Jehan, pendiri Taj Mahal. Di tahun 1657 Aurangzeb mengangkat senjata memberontak. Dan rupanya bukan sekedar konflik generasi yang memisahkan bapak dan anak ini, tapi juga perbedaan pendekatan kepada hidup. Sebab permusuhan bapak dan anak bukanlah perkara baru dalam sejarah raja-raja Mogul di India. Shah Jehan sendiri di tahun 1622 pernah mencoba merebut tahta dari bapaknya, Jengahir, tapi gagal. Yang dilaksanakannya waktu sang bapak mati ialah membunuhi saudara-saudaranya sendiri. Lalu dia memaklumkan diri sebagai raja di raja. Dalam diri Jehan sudah terbentuk kelaziman sebuah tahta yang mutlak, kelaziman yang telah dikokohkan Jengahir dalam bentuk kekejaman dan kemewahan. Taj Mahal hanya salah satu contoh. Monumen ini didirikan buat mendiang istrinya Mumtaz, yang meninggal pada usia 39. Sampai kini merupakan tanda cinta yang tak tertandingi dalam sejarah dunia, Taj Mahal toh hanya salah satu dari ratusan bangunan megah yang dibangun Jehan -- tentu saja dengan uang dari pajak yang menindih. Meskipun India waktu itu makmur, salah satu bencana lapar terburuk dalarn sejarahnya justru terjadi di zaman itu. Aurangzeb, sebaliknya, tak punya hati untuk cinta, keindahan dan kemewahan. Ketika ia menang dan bapaknya kalah, ia menangkap orang tua itu dan memenjarakannya di Benteng Agra. Selama 9 tahun Jehan di sana sepi, hanya dikunjungi oleh Jahanara, putrinya yang setia. Tiap hari selama hampir satu dasawarsa itu ia hanya bisa menjenguk ke dunia luar lewat sebuah mercu -- dan memandang ke seberang Sungai Jumna, ke makam Mumtaz. Lalu ia mati. Dan Aurangzeb tak kunjung menunjukkan belas. Hatinya hanya mengikuti garis yang tegas, dan agaknya tegar: musuh adalah musuh, kesalahan adalah kesalahan, pelanggaran adalah pelanggaran. Bukankah Aurangzeb juga keras kepada dirinya sendiri? Berbeda dengan kakeknya yang hidup dalam arak dan pergundikan, dan ayahnya yang pemboros, Aurangzeb menolak minuman keras, makanan berlebihan dan barang-barang gemerlap. Bahkan ia menolak musik, meskipun ia pandai di bidang itu. Yang lebih mentakjubkan lagi ialah bahwa ia tak surut dari tekadnya untuk tak akan membelanjakan uang seberapa pun, kecuali bila uang itu didapatnya dari kerja tangannya sendiri. Ketika ia wafat, salah satu pesannya ialah bahwa tak boleh ada dana kerajaan yang keluar buat kain kafannya. Kain itu kemudian dibeli, empat rupee, dari uang yang didapat baginda dari hasil menjahit topi. Tetapi mengapa surat dari ranjang mati itu begitu sedih? " . . . Aku telah berdosa besar, dan tak tahu siksa apa yang menantikanku," tulisnya. Adakah ia menyesal telah memperlakukan bapaknya demikian kejam? Sekali lagi, kita tidak uhu. Tapi agaknya memang benar pengakuannya, bahwa matanya "telah tak mengenal" cahaya Tuhan itu. Dunia Aurangzeb adalah dunia yang suram, bila kita lihat betapa curiganya ia kepada kenikmatan yang paling kecil sekali pun. Ia seakan hendak menciptakan kesempurnaan, dengan kemurnian. Dan ia punya kekuasaan untuk "berberes". Di masa pemerintahannya, toleransi nyaris suatu pengkhianatan. Aurangzeb, meskipun bukan raja yang kejam, memerintahkan agar India dibersihkan dari candi Hindu, dengan konsekuen. Maka dalam waktu setahun saja antara 1679-1680, misalnya ratusan candi hancur di Amber, Chitor, Udaipur dan Benares. Meskipun, pada akhirnya, toh agama Hindu tak bisa lenyap dari sana. Dan Aurangzeb di kamar penghabisan itu menulis, "Tahun-tahunku telah berlalu tanpa hasil".
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

6 menit lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

16 menit lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.


Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

23 menit lalu

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo di Jakarta, Jumat 12 Mei 2023. ANTARA/Fath Putra Mulya
Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?


Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

23 menit lalu

Pengunjung bersantai di salah satu pantai di Nusa Dua, Bali, pada libur Lebaran 2024 (Dok. ITDC)
Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

ITDC mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika pada periode 8-18 April mencapai 47.786 orang.


InJourney Airports Catat 7,4 Juta Penumpang selama Masa Angkutan Lebaran 2024

30 menit lalu

Penumpang menunggu kedatangan pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 9 April 2024. Pada H-1 Hari Raya Idul fitri 1445 H, terminal keberangkatan domestik nampak mulai lengang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
InJourney Airports Catat 7,4 Juta Penumpang selama Masa Angkutan Lebaran 2024

InJourney Airports mencatat sebanyak 7,4 juta pergerakan penumpang selama masa angkutan Lebaran periode 3 April hingga 18 April 2024.


Perjalanan Karier TVXQ yang Akan Konser di Jakarta

38 menit lalu

TVXQ. Smtown.com
Perjalanan Karier TVXQ yang Akan Konser di Jakarta

Perjalanan TVXQ yang akan menggelar konser di ICE BSD, Sabtu, 20 April 2024.


Preview Red Sparks vs Indonesia All Star di Laga Fun Volleyball Sabtu Hari Ini

39 menit lalu

Pelatih tim bola voli asal Korea Selatan Red Sparks Ko Hee-jin memberikan keterangan kepada wartawan usai bersama ofisial dan pemain bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu, 17 April 2024. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)
Preview Red Sparks vs Indonesia All Star di Laga Fun Volleyball Sabtu Hari Ini

Laga Red Sparks vs Indonesia All Star akan digelar pada hari ini Sabtu, 20 April 2024.


Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

42 menit lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.


OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

45 menit lalu

Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Tempo/Tony Hartawan
OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.


Soal Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan Israel, Begini Tanggapan Menlu Retno Marsudi

51 menit lalu

Foto kombinasi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan pernyataan Indonesia dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York, AS, pada Rabu, 24 Januari 2024, dan Sosok diduga Menlu Retno Marsudi keluar saat diplomat terutama dari negara negara Arab walk out ketika Dubes Israel untuk PBB berpidato di hadapan DK PBB pada Rabu 24 Januari 2024. ANTARA/Yashinta Difa
Soal Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan Israel, Begini Tanggapan Menlu Retno Marsudi

Menlu Retno Marsudi tegas menolak normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel. Retno menyatakan Indonesia tetap tak terpengaruh oleh tekanan.