Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Barang terbatas

Oleh

image-gnews
Iklan
SEANDAINYA tak ada soal keadilan, kita semua bisa tahu bagaimana rasanya harmoni. Seperti di zaman dahulu kala ..... Di zaman dahulu kala, di abad ke-14, bahkan pujangga istana sendiri tak perlu menyembunyikan cerita bahwa Baginda Rajasanegara dari Majapahit gemar menghabiskan waktu untuk santapan sedap, tarian nikmat, tuak yang memabukkan dan Ferempuan yang molek. Ada legitimasi untuk kemewahan yang seperti itu. Tapi kini, nasihat yang paling sering terdengar adalah: jangan pamerkan kekayaan. Atasi jurang antara yang berpunya dan yang tidak. Jangan sampai ada revolusi sosial. Nampaknya benar juga kata seorang penulis: masyarakat tak reda-redanya gaduh di zaman ini karena satu-satunya legitimasi yang ada padanya adalah keadilan sosial. Tanpa adanya keadilan itu, hidup bersama, yang disebut masyarakat manusia ini, hanya omongkosong. Tentu saja dasar legitimasi itu bukan sesuatu yang buruk. Tapi jelas dia punya kesulitan. Napoleon, kata orang, mendorong daya tempur serdadunya dengan membekali tiap prajurit dengan sebatang tongkat komando. Pesannya: percayalah, tiap prajurit bisa menjadi jenderal. Tapi tentu saja "perangsang" ini hanya ibarat dongeng untuk anak. Sebab meskipun secara teoritis tiap prajurit bisa jadi jenderal, tidak masing-masing mereka akan berbintang empat. Soalnya, kita tahu, jumlah jenderal dalam tentara mana pun terbatas. Seperti halnya jumlah kursi kelas VIP di bioskop. Seperti halnya tanah luas untuk rumah indah yang bertaman. Seperti halnya kesempatan kawin dengan Lady Di. Maka yang terjadi adalah dilema yang sebenarnya tak suka diakui secara terus terang. Di satu pihak dibuka kesempatan memperoleh bagi semua. Di lain pihak barang yang harus dibagi pada akhirnya akan terbatas. Seandainya semua orang mendapatkan kursi VIP, maka arti kursi VIP itu sendiri pun akan berubah -- bukan lagi previlese. Dan seandainya semua pria akhirnya kawin dengan Lady Di .... Tak ayal lagi, kerepotan dan kekikukan dalam soal pemerataan pun berlangsung dengan sengit dan, lebih sering lagi, seret. Alangkah baiknya seandainya orang berhenti berebut tempat dan benda-benda. Tapi di zaman seperti sekarang, mana mungkin? Kita harus berhenti serentak, dan itu sama artinya dengan mengharapkan sihir datang dari UFO. Maka selalu ada kecenderungan, untuk mengembalikan persoalan ke dasar lagi: karena tak setiap kita akan berhasil jadi raja minyak, baiklah kita tak usah bikin program pemerataan pendapatan secara ruwet. Bicaralah saja soal pemerataan kesempatan -- dan bahwa gaji gede akhirnya ditentukan oleh keuletan masing-masing. Itulah misalnya yang dijalankan Reagan di Amerika Serikat sekarang. Dengan "kurva Laffer" yang termasyhur itu ia memotong pajak -- dan membiarkan si kaya, yang memperoleh banyak tidak dikutik-kutik lagi hasil perolehannya. Tujuannya tentu saja merangsang produktivitas. Harapannya tentu saja jika produktivitas di masyarakar meningkat, akan lebih banyak lagi orang yang mampu untuk dipungut pajak, hingga akhirnya uang kembali lebih besar masuk ke kas negara. Nampak, dua sikap yang berkaitan di sana. Ada penolakan untuk memotong uang si kaya bagi si miskin. Sekaligus ada juga asumsi bahwa kekayaan akan meluas, dan kapitalisme akan kembali membawa kemakmuran ke pelbagai sudut. Bahwa kedua sikap itu mengandung ketegangan dalam dirinya, itulah yang menarik untuk diperhatikan. Ketika kita tak hendak mengutik-utik perokhan si kaya, kita sebenarnya memberinya kesempatan start lebih di depan daln berlomba memperebutkan posisi dan benda-benda yang terbatas. Tapi pada saat yang sama, kita pun menjanjikan suatu penyebaran kemakmuran ke lebih banyak orang. Artinya kita kembali kepada satusatunya legitimasi yang dimiliki masyarakat, keadilan sosial. Tapi benarkah kita yakin bahwa itulah yang terbaik?
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Telin dan Dialog Axiata Tandatangani Kemitraan Strategis

1 menit lalu

Chief Commercial Officer Telin Kharisma (keempat dari kanan) dan Group Chief Executive of Dialog Axiata PLC Supun Weerasinghe (kelima dari kiri) saat penandatanganan kemitraan strategis untuk pengelolaan layanan terminasi suara dan SMS internasional antara Telin dan Dialog Axiata beberapa waktu lalu.
Telin dan Dialog Axiata Tandatangani Kemitraan Strategis

Telin secara eksklusif akan menyediakan Layanan Terkelola untuk trafik SMS A2P atau Application to Person internasional dan trafik terminasi suara internasional untuk Dialog.


Keyakinan Kubu Anies-Prabowo-Ganjar Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK

3 menit lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi Suhartoyo saat memimpin Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 atas permohonan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) nomor 360/2024 tentang penetapan hasil pemilu di Gedung Mahkamah Kontitusi, Jakarta, Rabu 27 Maret 2024. TEMPO/Subekti.
Keyakinan Kubu Anies-Prabowo-Ganjar Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies dan Ganjar optimistis MK yakin akan mengabulkan permohonan mereka. Sementara kubu Prabowo meyakini sebaliknya.


Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah, Wamenkeu: Fundamental Ekonomi Kita Masih Kuat

5 menit lalu

Pergerakan rupiah terhadap dolar1 bulan terakhir sampai 19 April 2024. (google.com)
Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah, Wamenkeu: Fundamental Ekonomi Kita Masih Kuat

Sempat ditutup menguat, nilai tukar rupiah dibuka melemah Jumat, namun Wamenkeu menjamin fundamental ekonomi kita masih kuat.


Erupsi Gunung Ruang, BNPB: Bandara Manado Masih Ditutup, Pelabuhan untuk Evakuasi dan Distribusi Bantuan

10 menit lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Erupsi Gunung Ruang, BNPB: Bandara Manado Masih Ditutup, Pelabuhan untuk Evakuasi dan Distribusi Bantuan

Distribusi abu vulkanik Gunung Ruang terpantau hingga Kabupaten Minahasa Utara pada Kamis


Bandara Soekarno-Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024, Meroket dari Posisi 43 Dunia

15 menit lalu

Calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad, 16 Januari 2022. Pembatasan sempat dilakukan untuk membendung Covid-19 varian omicron. ANTARA/Fauzan
Bandara Soekarno-Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024, Meroket dari Posisi 43 Dunia

Bandara Soekarno-Hatta naik peringkat dari posisi 43 menjadi 28 terbaik dunia 2024, tertinggi dalam sejarah


Gerindra dan NasDem Jajaki Peluang Koalisi di Pilkada Sulawesi Selatan 2024

16 menit lalu

Rusdin Abdullah. TEMPO/Fahmi Ali
Gerindra dan NasDem Jajaki Peluang Koalisi di Pilkada Sulawesi Selatan 2024

Gerindra dan NasDem menjajaki kerja sama Pilkada 2024 di Sulawesi Selatan.


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

19 menit lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Shin Tae-yong Janji akan Sempurnakan Permainan Timnas U-23 Indonesia Saat Hadapi Yordania

20 menit lalu

Pemain Timnas Indonesia U-23 Jeam Kelly Sroyer saat bertanding melawan Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 pada Kamis, 18 April 2024. Foto/Tim Media PSSI
Shin Tae-yong Janji akan Sempurnakan Permainan Timnas U-23 Indonesia Saat Hadapi Yordania

Shin Tae-yong menilai permainan timnas U-23 Indonesia perlu diperbaiki saat melawan Yordania pada laga terakhir penyisihan grup Piala Asia U-23 2024.


Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

26 menit lalu

SBY menjamu dua pemain asing Lavani, Renan Buiatti dan Mohammad Reza Beik, dan pelatih Nicolas Vives di kediamannya, Rabu malam, 17 April 2024. (Instagram/@lavani-forever)
Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

Langkah SBY menjamu dua pemain asingdan pelatih Lavani mendapat pujian dari netizen, dinilai akan berdampak positif bagi juara bertahan Proliga itu.


Ketua Tim Hukum Prabowo-Gibran Yakin MK Bakal Tolak Permohonan Kubu Anies dan Ganjar

26 menit lalu

Ketua Tim Pembela Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Yusril Ihza Mahendra, saat ditemui Tempo di Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat, 5 April 2024. Dia memberikan komentar soal keterangan empat menteri dalam sidang lanjutan sengketa pilpres. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Ketua Tim Hukum Prabowo-Gibran Yakin MK Bakal Tolak Permohonan Kubu Anies dan Ganjar

Ketua tim hukum Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra, meyakini Mahkamah Konstitusi akan menolak permohonan kedua kubu Anies-dan kubu Ganjar