Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rekonsiliasi

Oleh

image-gnews
Iklan
KENAPAKAH orang tua punya kelebihan? Karena mereka punya kesalahan yang kita tak punya. Time is a kind friend, seorang penyair wanita yang sedih menulis, it makes us old. Orang bilang bahwa hanya yang pernah bercita-cita, tapi kemudian khilaf. hanya yang pernah bergelora, tapi kemudian redup -- hanya mereka ini yang tahu betapa benarnya penyair itu, dalam kesedihan dan kearifannya waktu adalah teman yang baik. Ia membikin kita tua. Ia membikin sederet nama jadi sejarah. Ia membikin serangkai gelombang menjadi mandek. Ia membikin arus deras menjadi reda. Dan seperti kata Konfusius (alias Kong Hu Cu), "Orang tak dapat melihat bayangan dirinya di dalam air yang mengalir, tapi ia dapat melihatnya pada air yang diam." Orang tua memang punya kelebihan mereka adalah air yang diam. Jika kau cermat memandang ke dalamnya, kata orang, kau akan melihat dirimu lengkap. Kau akan melihat dirimu dalam perbandingan. Di air itu pengalaman telah membuang sauh, dan jauh di dasar terkandung simpanan kenangan. Terutama kenangan tentang kesalahan. Dan itulah sejarah. Sebab apakah sebenarnya sejarah kalau bukan impian yang tak sepenuhnya terlaksana -- suatu kronologi tentang kekeliruan? Tapi jangan terlampau marah terhadap kesalahan. Kata orang pula, kesalahan mungkin hanya satu tahap dalam mencari kebenaran. Anakpun bisa berjalan setelah ia pernah jatuh. Setiap kali, pada dasarnya yang terjadi adalah ikhtiar perbaikan. Kini kita mengeluh tentang berkecamuknya "konsumerisme" dan hilangnya semangat "kerakyatan". Tapi sekitar 15 tahun yang lalu, di masa Manipol-Usdek, kita mengeluh tentang rapat umum yang terus-menerus, barang konsumen yang tak ada, transportasi yang susah, kemerdekaan bersuara yang ditindas, dan korupsi yang memamerkan foya-foya dan wanita. Kita tak mudah melihat, bahwa masa itu sendiri sebenarnya mengandung harapan besar. Keamanan mulai baik, orang dapat berjalan dari Jakarta ke Bandung tanpa takut diserang DI misalnya, dan di desa-desa orang mulai tidur dengan nyenyak. Sebagaimana pun kita kini sering tak mudah melihat, bahwa masa kini punya hal-hal yang layak disyukuri, dalam perbandingan. Barangkali kita belum akan bisa melihat perspektif itu sekarang. Barangkali kita harus menunggu 15 tahun lagi untuk menerima keluhan baru, kekecewaan lain, dan kesalahan yang berbeda. 15 tahun lagi. Lalu pengalaman akan tambah mengajarkan, bahwa sejarah modern kita memang tak terlalu gemilang, tapi upaya yang baik mungkin lebih banyak ketimbang jumlah kegagalan. Orang boleh saja mengutuk upaya-upaya itu sebagai "penyelewengan". Tapi mereka lupa bahwa kita memang harus terus mencari bagaimana sebaiknya "jadi merdeka" ini. Sebab itulah barangkali setiap generasi suatu saat dalam hidupnya merasa perlu mengadakan rekonsiliasi dengan masa silam dan masa depannya. Rekonsiliasi itu adalah untuk melihat kesalahan sebagai sesuatu yang tidak mutlak dengan lebih sabar. Coba saja: Orde Baru yang lahir di Indonesia di tahun 1966 adalah satu cita-cita yang ingin "mengoreksi" Orde Lama. Orde Lama itu sendiri, dengan "demokrasi terpimpin", ingin "mengoreksi" keadaan demokrasi parlementer sebelumnya. Dan demokrasi parlementer itu juga suatu usaha "mengoreksi" apa yang ada . . . Baik buruknya sebuah sistem, benar atau salahnya sebuah ide, sukses atau gagalnya sebuah cara pemerintahan, semua itu juga proses -- bukan kategori-kategori theologis. Rasa jijik -- atau rasa marah -- tentu saja wajar. Namun kemarahan juga proses. "Time is a kind friend . . . " Lalu kita perlu melihat ke air yang diam. Di sanalah kita akan tahu kenapa orang tua punya kelebihan.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus calon presiden terpilih pada Pilpres 2024 Prabowo Subianto saat ditemui di kediaman Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis 11 April 2024. ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

Prabowo Subianto dinilai bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati Soekarnoputri.


Parpol hingga Ketua MPR Dorong Rekonsiliasi Nasional seusai Pemilu 2024

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo merangkul Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri acara puncak HUT ke-50 PDI Perjuangan di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2022. PDI Perjuangan merayakan HUT ke-50 sebagai bagian dari konsolidasi partai dalam rangka pemenangan Pemilu 2024. Perayaan tersebut mengusung tema
Parpol hingga Ketua MPR Dorong Rekonsiliasi Nasional seusai Pemilu 2024

Pengamat meyakini Prabowo bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati.


Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

9 hari lalu

Mantan wakil presiden Jusuf Kalla di rumahnya Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TEMPO/Bagus Pribadi
Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.


Sikap Menteri Jokowi hingga Indef Soal Seruan Rekonsiliasi Nasional Usai Pemilu 2024

32 hari lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sikap Menteri Jokowi hingga Indef Soal Seruan Rekonsiliasi Nasional Usai Pemilu 2024

Ekonom Indef menilai rekonsiliasi nasional usai Pemilu 2024 penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.


Cerita JK Soal Nelson Mandela dan Rekonsiliasi Aceh

25 September 2018

Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi pembicara dalam diskusi Tuft University,  Massachusettes, Boston, 21 Setember 2018. Foto/Setwapres RI
Cerita JK Soal Nelson Mandela dan Rekonsiliasi Aceh

JK mengatakan sosok Nelson Mandela menginspirasi bansa Indonesia.


Rekonsiliasi Islam dan Kristen dalam The Imam and The Pastor

7 Oktober 2017

Pendiri sekolah perempuan untuk ibu-ibu korban konflik di Poso, Lian Gogali  saat diskusi bersama ibu-ibu di pantai Imbo, Madale, Poso Utara, Sulawesi tengah, (24/7). Tempo/Aditia Noviansyah
Rekonsiliasi Islam dan Kristen dalam The Imam and The Pastor

Jalan damai umat Islam dan Kristen dalam film The Imam and The Pastor bisa ditiru untuk rekonsiliasi damai konflik berbasis agama di Indonesia.


Wiranto Tolak Rekonsiliasi, Yusril: Belum Sikap Resmi Pemerintah

22 Juni 2017

Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Indonesia, Jenderal (Purn) Wiranto memberikan keterangan terkait dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP) di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran di Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 18 Juni 2014. Wiranto menegaskan penjelasannya kali ini tidak dimaksudkan untuk menyerang seseorang. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Wiranto Tolak Rekonsiliasi, Yusril: Belum Sikap Resmi Pemerintah

Menkopolhukam Wiranto menolak adanya rekonsiliasi antara GNPF MUI dan pemerintah, Yusril Ihza Mahendra menganggap itu belum sikap resmi pemerintah.


Yusril: Saya Negosiator Rekonsiliasi GNPF MUI dengan Pemerintah

22 Juni 2017

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra saat menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, 21 Juni 2017. Tempo/Irsyan Hasyim
Yusril: Saya Negosiator Rekonsiliasi GNPF MUI dengan Pemerintah

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menyatakan dirinya bukan pengacara GNPF MUI, tapi negosiator antara GNPF MUI dan pemerintah.


Rizieq FPI Ingin Rekonsiliasi, Yusril Ihza: Formulasinya Abolisi

22 Juni 2017

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra ditemui seusai sidang permohonan pencabutan pemanduan pelantikan pimpinan DPD oleh MA di PTUN, Jakarta Timur, 24 Mei 2017. TEMPO/DWI FEBRINA FAJRIN
Rizieq FPI Ingin Rekonsiliasi, Yusril Ihza: Formulasinya Abolisi

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra mengatakan Indonesia punya sejarah melakukan rekonsiliasi antara pemerintah dan kelompok berseberangan.


100 Hari Pertama, Anies-Sandi Dorong Rekonsiliasi dan Komunikasi  

2 Juni 2017

Ketua tim sinkronisasi Anies-Sandi, Sudirman Said, melakukan pemaparan visi misi di hadapan SKPD di Balai Kota DKI, 2 Juni 2017. Friski Riana
100 Hari Pertama, Anies-Sandi Dorong Rekonsiliasi dan Komunikasi  

Sudirman mengatakan pada hari pertama menduduki kursi gubernur-wakil gubernur, Anies-Sandi mendorong rekonsiliasi dan komunikasi agar suasana kondusif.