Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Empat Cara Menanggapi Kekalahan

image-profil

image-gnews
Iklan

Seno Gumira Ajidarma,
Wartawan

Dalam ilmu kesempurnaan Jawa, terdapat istilah menang tanpa ngasorake (menang tanpa mengalahkan) yang seperti tidak mungkin dilakukan, tetapi yang jika dicari padanannya dalam kehidupan sehari-hari, mungkin setara pendekatan persuasif dalam mencapai tujuan, dengan hasil akhir win-win solution-yang kadang terdengar rada-rada munafik itu.

Ini menandakan makna kalah itu lebih dari sekadar artinya. Taufiq Ismail menulis lirik pada 1973: Dalam badminton kalah menang tidak jadi soal. Yang jadi soal adalah/bagaimana supaya selalu dapat angka 15 lebih dahulu.

Namun telah diketahui bersama, betapa seperti hubungan Brasil dengan sepak bola, kekalahan tim bulu tangkis nasional bagi Indonesia diterima sebagai kekalahan bangsa. Kalah, bukan mengalah, adalah tetap kalah. Jika mengalah memiliki segi kemenangan, seperti dalam kalimat sing waras ngalah (yang waras mengalah); atau mengalah seperti dalam propaganda Mao Zedong: mundur selangkah untuk maju beberapa langkah, maka dalam kekalahan yang sebenar-benarnya kalah, yakni kekalahan telak, tak ada wilayah penafsiran bagi kemenangan, karena-apakah itu perang, sepak bola, atau cinta-peraturan permainannya mengatakan demikian. Maka yang tersisa adalah cara dalam menerima kekalahan itu.

Dalam cerita wayang, terdapat sejumlah cara menerima kekalahan. Pertama, kekalahan Sumantri. Tokoh ini tercatat dua kali mengalami kekalahan dalam adu kesaktian, pertama adalah kekalahan dari Arjuna Sasrabahu, kedua dari Dasamuka. Kekalahan pertama adalah justru kekalahan yang diharapkannya, karena Sumantri hanya bersedia mengabdi kepada raja yang mampu mengalahkannya-jadi, dalam kekalahannya, ia tak sekadar rela, tetapi seperti menemukan apa yang dicarinya. Kekalahan kedua, meskipun tentu tidak diharapkannya, dapat dikatakan juga direlakannya, karena sebagai Patih Suwanda yang bahkan Ranggawarsita menjadikannya teladan, seorang kesatria memberikan raga maupun jiwanya dalam pengabdian. Dengan begitu, keduanya adalah kekalahan yang direlakan.

Kedua, kekalahan Yudhistira. Kekalahan paling terkenal dari maharaja terbijak ini berlangsung di meja judi, dapat dikatakan sebagai kekalahan terkonyol dalam sejarah peradaban, karena sungguh-sungguh tidak perlu terjadi. Kekalahan yang mempertaruhkan kerajaan, Pandawa Lima, dan Drupadi, istrinya sendiri, layak disebut konyol bukan sekadar karena berlangsung di meja judi, melainkan karena dilakukan penjudi yang seumur hidupnya belum pernah menang sama sekali! Sebegitu jauh mereka relakan kekalahan terkonyol ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, kekalahan Suyudana. Dalam akhir Perang Bharatayudha, Prabu Hastina itu tidak dapat dicari di perkemahannya, karena merendam diri di dalam kolam. Ia tinggal sendiri, tanpa prajurit dan tanpa punggawa, tidak bersedia melanjutkan peperangan, karena semangatnya sudah tidak ada lagi. Jika seorang Bhisma, Gatotkaca, dan Karna dalam kekalahannya tetap mendapat penghormatan tinggi, sampai titik ini Suyudana mengalami kekalahan ganda, sebagai prajurit yang wajib berperang maupun sebagai kesatria yang tidak mementingkan kalah dan menang. Memang kemudian Yudhistira berhasil mengingatkannya, dan Suyudana bersedia menyelesaikan kewajiban melawan Bima. Namun sebetulnya Suyudana sudah kalah segalanya.

Keempat, kekalahan Aswatama. Dalam Bharatayudha, putra Begawan Durna ini tercatat hanya berperang setelah ayahnya gugur. Namun, setelah mengamuk sebentar, dan terdesak, Aswatawa bahkan melarikan diri. Menerima kecaman Suyudana, ia melepaskan diri dari keterlibatan perang, tetapi masih menyimpan dendam. Setelah Bharatayudha selesai dengan kekalahan Kurawa, barulah suatu malam ia menyusup seperti ninja ke dalam perkemahan Pandawa, membunuh Drestajumena, Srikandi (atau Sikhandi yang pria dalam versi India), dan putra Drupadi bernama Pancawala. Dalam Sauptika Parwa atau Pembantaian Malam yang berbahasa Sanskerta, masih banyak lagi yang dibunuh dan dibantai dengan kejam. Ini bukan cara menerima kekalahan, ini adalah cara tidak menerima kekalahan-yang tak dapat diterima. Maka nyawa Aswatawa yang dibunuh Arjuna, terkutuk untuk luntang-lantung 3.000 tahun lamanya. Di Indonesia hampir tak pernah terdengar dalang memainkannya.

Dari empat cara menanggapi kekalahan, yang terakhir ini paling berbahaya, dan meskipun tak pernah dipentaskan dalang, merupakan gejala yang tertunjukkan penanda-penandanya.

Diskursus Teater Narcis menyebutkan tentang pemimpin teater yang akan menyalahkan penonton jika pertunjukannya gagal. Padahal publik dalam politik itu seperti penonton teater, yang dalam posisi apa pun akan disalahkan pemimpin semacam ini (Soekito, 8/5/1972: 6; 15/3/1985: 4).

Jika kedewasaan dapat dilihat dalam cara menerima kekalahan. Seberapa dewasa dunia politik Indonesia? *

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

38 hari lalu

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.


Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

39 hari lalu

Sejumlah peserta kirab membawa bendera partai politik saat acara Kirab Pemilu 2024 di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Senin 13 November 2023. Kirab yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor tersebut sebagai sarana sosialisasi Pemilu damai dan edukasi serta mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kontestasi demokrasi Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Selama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif

Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?


Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

1 November 2023

Presiden Joko Widodo makan siang bersama calon presiden Ganjar Pranowo (kiri), Anies Baswedan (kanan), dan Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin 30 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Politik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014

Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.


Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

7 Agustus 2023

Presiden Jokowi memberikan jaket kepada relawan saat menghadiri Konser Satu Komando Sapu Lidi di Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya, Ahad, 21 Agustus 2022.  ANTARA/Umarul Faruq
Relawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan

Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.


PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

27 Juni 2023

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa berkomunikasi dengan radio panggilnya saat meninjau latihan 'The Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex)' Super Garuda Shield 2022 di Puslatpur Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Kamis 11 Agustus 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
PPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo


Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

24 April 2023

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, dan Puan Maharani seusai pertemuan tertutup di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Selasa (21/4). TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu

Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.


4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

5 Maret 2023

Ketua umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjabat tangan saat bertemu di kantor NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat. Rabu, 1 Juni 2022. Prabowo mengatakan tidak ada agenda khusus dalam pertemuan ini. Dia bilang hanya diundang oleh Surya Paloh untuk makan siang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor


Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

18 Oktober 2021

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana meninjau hutan mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Jumat, 8 Oktober 2021. Di Taman Hutan Raya itu, Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono Prawiraatmaja, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Wakil Menteri LHK Alue Dohong. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Menjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.


Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

3 Mei 2019

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (tengah) berpidato saat Konser Putih Bersatu di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019. Konser itu merupakan kampanye akbar untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. ANTARA
Beda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019

Dari data laporan ke KPU, dana kampanye yang digunakan Jokowi - Ma'ruf tercatat lebih banyak 2,8 kali lipat dibandingkan Prabowo - Sandiaga.


Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

13 April 2019

Ilustrasi rumah sakit jiwa. TEMPO/ Subekti
Rumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal

Kesiapan merujuk kepada pengalaman sebagian caleg saat pemilu 2014 lalu