Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rasialisme Muncul Di Mana Saja

Oleh

image-gnews
Iklan
BEBERAPA ekor tikus dari kapal mendarat di pelabuhan Marseille, Prancis. Dan agaknya dari saat itulah bermula "Maut Hitam" --wabah besar yang menggulung Eropa di pertengahan abad ke-14. Konon 25 juta orang mati lewat sakit yang misterius itu, hanya dalam waktu setahun. 600 tahun yang lalu, Eropa berkalikali digerogoti sampar--dan "Maut Hitam" itulah yang paling hitam. Kemiskinan dan kekotoran nampak di sebagian besar wilayah, hingga seorang penulis mencatat di tahun 1340 di Inggris: "Hanya sedikit orang yang sekarang mencapai umur 40 tahun, dan lebih sedikit lagi yang sampai 50 tahun." Ilmu kedokteran, jika pun ada, sangat terkebelakang--terutama bila dibanding dengan yang terdapat di bagian dunia yang lain. Tatkala di tahun 1360 seorang dokter dari Granada, bernama Ibnu al Khatib, sudah menulis risalah Tentang Wabah, dan menyarankan karantina bagi mereka yang terkena, di Eropa orang masih bingung. Jika di Granada Ibnu al Khatib sudah berani menuntut pembuktian empiris, bahkan terhadap Hadith Nabi, di Eropa dalam perkara wabah orang masih percaya kepada takhyul dan desas-desus. Desas-desus yang terhebat ialah, bahwa "Maut Hitam" disebabkan tangan kotor orang Yahudi. Sebuah cerita mengatakan, bahwa orang-orang Yahudi dari Toledo mengirimkan agen mereka ke seluruh Eropa. Para agen ini, demikianlah konon, membawa kotak racun yang diramu dari- daging kadal dan jantung orang-orang Kristen. Racun itu kemudian diteteskan ke dalam sumur dan mata air. Wabah pun terjadi. Baik Raja maupun Paus menyatakan bahwa desas-desus itu tak punya dasar. Demikian pula dewan-dewan kota dan sejumlah burgomaster mencoba menenangkan penduduk. Tapi sia-sia, Orangorang menutup sumur dan mata air mereka, serta hanya mau minum dari hujan atau cairan salju. Dan orang-orang Yahudi diburu, dibakar atau dibunuhi. Semua orang Yahudi di Bern, Nurenberg dan Brussels misalnya mati dihanguskan. Di Wina, orang-orang Yahudi berkumpul di sinagog mereka dan membunuh diri beramai-ramai. Permusuhan terhadap orang Yahudi memang bukan hanya bermula setelah "Maut Hitam", dan tuk berakhir di sana. Thomas More, cendekiawan dan wakil setia Gereja Katolik itu, panah bercerita: ia memberitahu seorang wanita Kristen yang saleh, bahwa Bunda Maria adalah wanita Yahudi. Si wanita terkejut. Kemudian ia mengaku, bahwa cintanya kepada Bunda Maria tak lagi setulus dulu. Banyak tulisan rnenunjukkan, bahwa persaingan ekonomi antara orang Kristen dengan Yahudi di Eropa merupakan sebab dasarnya. Di Abad Tengah itu, para Paus melarang riba dan orang-orang Kristen mematuhinya. Sebaliknya, para pedagang Yahudi tak terikat oleh perintah yang melarang pemungutan bunga dalam pinjaman itu. Ketika banyak perusahaan milik orang Kristen mulai tak mengacuhkan larangan agama mereka, persaingan sengit pun timbul dengan orang-orang Yahudi. Kebencian menyebar. Apakah sebabnya? Keterbatasan dalam pikiran? Barangkali. Sultan Bajazet II dari Turki, yang waktu itu lebih "maju", dengan senang hati menerima orang-orang Yahudi datang ke kerajaannya. Ia memanfaatkan kehadiran mereka dalam hal memajukan perdagangan, kerajinan tangan dan ilmu pengobatan -- serta mengejek Raja Ferdinand "Tuan menilai Ferdinand seorang raja bijaksana, dia yang membuat negerinya melarat dan memperkaya negeri saya?" (****) TAPI masalah hubungan rasial tak cuma terbatas pada masalah Yahudi di abad-abad yang lalu. Persoalan ini muncul seperti tak habis-habisnya dan hampir di mana saja. Ia ada di Amerika antara orang hitam dan orang putih. Ia muncul di Afrika antara orang hitam dengan orang India. Ia hadir di Asia Tenggara antara orang Cina dengan penduduk pribumi. Ia terbit di Israel antara orang Yahudi dengan orang Arab Palestina. Ia pecah di Iran antara orang Persia dengan orang Arab . . . Nampaknya tak setiap persoalan, harus ada pemecahannya.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

4 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.


Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

15 hari lalu

Seorang pengunjung melihat sejumlah lukisan karya penyandang autisme saat pameran karya seni Art for Autism di Atrium Grand City, Surabaya, Selasa (2/4). Pameran untuk memperingati Hari Autisme Sedunia  ini sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap penyandang autisme dan juga sebagai kampanye menolak diskriminasi terhadap penyandang autisme. TEMPO/Fully Syafi
Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)


Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

22 hari lalu

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang mendatangi Mabes Polri untuk memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023. Panji Gumilang diperiksa atas kasus dugaan penistaan agama, ujaran kebencian, berita bohong, Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hingga penyalahgunaan uang zakat. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

Panji Gumilang dijerat Pasal Penodaan Agama, penghinaan terhadap agama di Indonesia masih mengacu pada Pasal 156a KUHP.


Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

39 hari lalu

Aktivis dari Aliansi Pekerja Rumah Tangga (PRT) menggelar aksi mogok makan di depan Gedung DPR RI, Senin, 14 Agustus 2023. Mereka berencana melakukan aksi mogok makan setiap hari ,dari pukul 10.00-17.00 WIB sampai RUU PPRT disahkan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

Dua dekade RUU Perindungan Pekerja Rumah Tangga mangkrak tidak disahkan. Ini penjelasan mengenai RUU PPRT.


International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

41 hari lalu

Salah satu turunan tuntutan utama aksi International Women's Day Jogja 2024 berupa akses pendampingan bagi korban kekerasan difabel, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"


Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

41 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memberikan penghargaan kepada seorang Marinir Ukraina pada perayaan Hari Marinir Ukraina di garis depan, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di lokasi yang tidak diketahui. Ukrainian Presidential Press Service/via REUTERS
Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Oktober lalu bahwa hampir 43.000 tentara perempuan saat ini bertugas di militer.


Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

42 hari lalu

Seorang pekerja menurunkan kelapa sawit dari sebuah truk di pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Agustus 2014. [REUTERS / Samsul Said / File Foto]
Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

Malaysia memenangkan gugatan di WTO melawan tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap produk biofuel dari minyak sawit.


Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

59 hari lalu

Marie Thomas menyelesaikan pendidikan di STOVIA pada 1922 dan langsung bekerja sebagai dokter di rumah sakit terbesar di Batavia kala itu, Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting yang sekarang menjadi RS Cipto Mangunkusumo. Spesialisasi yang diambilnya adalah bidang ginekologi dan kebidanan. Javapost.nl
Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran


Sejarah Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Tahun Baru Imlek

10 Februari 2024

Sejumlah pekerja menata kue keranjang di Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Senin 24 Januari 2022. Jelang Hari Raya Imlek, produksi dodol di tempat tersebut meningkat hingga lima kali lipat dibanding hari biasanya. ANTARA FOTO/Fauzan
Sejarah Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Tahun Baru Imlek

Kue keranjang adalah salah satu makanan yang identik dengan Tahun Baru Imlek. Kue dari ketan yang manis ini ternyata sudah aja sejak 2.500 tahun lalu.


Makna Sosial Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Perayaan Imlek

10 Februari 2024

Pekerja menata kue keranjang di Rumah Produksi Kue Keranjang Hoki, Depok, Jumat, 5 Februari 2021. Akibat pandemi, pemilik usaha menurunkan jumlah produksi kue khas perayaan Imlek tersebut hingga 60 persen dengan harga jual Rp 25 ribu per kue. ANTARA /Asprilla Dwi Adha
Makna Sosial Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Perayaan Imlek

Kue keranjang, salah satu makanan khas Imlek, merupakan wujud nyata kerekatan warga lokal dan juga masyarakat Tionghoa.