Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keadilan

Oleh

image-gnews
Iklan
JIKA saya pergi, gunung Himalaya pun akan menangis. Ali Bhutto digantung Rabu dinihari jam 02.00 pekan lalu. Banyak orang sedih dan menangis, tapi tidak Altaf Gauhar. Gauhar kini ko-editor The Guardian Third World Review. Dulu ia seorang pejabat tinggi Pakistan di masa Ayub Khan jadi Presiden. Ia pun mulai jadi teman Bhutto sejak tokoh yang banyak gaya ini jadi menteri perdagangan pada umur 30. Sayangnya, ia jadi musuh ketika Bhutto jadi presiden. Pada suatu hari Bhutto berkata, sebagaimana dikutip Gauhar, bahwa bila ia pergi bahkan gunung-gunung Himalaya pun akan menangis. Gauhar, yang waktu itu jadi editor harian Dawn, memperingatkan dengan halus kesombongan itu. "Gunung-gunung, tak akan menangis," tulisnya. Bhutto marah. Seperti biasa ia menyimpan dendamnya dengan teliti. Tak lama kemudian rumah Gauhar diketuk petugas. Ia ditahan. Gauhar dilepaskan setelah 13 bulan. Nampaknya Bhutto ingin memberi kesan bahwa ia membebaskan Gauhar bukan karena rasa sesal atau karena tak ada bukti bersalah. Ia membebaskan Gauhar karena ia berkuasa -- tanpa perlu mahkamah pengadilan. "Mahkamah pengadilah tak ada dalam kamusku." Beberapa tahun kemudian kekuasaannya rontok. Dan sebuah mahkamah pengadilan (benda yang tak ada dalam kamusnya itu) mengirimnya ke tiang gantungan. Bhutto mati pada usia 51. Himalaya tak menangis. Gunung itu terlampau tua untuk tak mengenal riwayat penguasa-penguasa yang jatuh, tentang sang penindas yang berakhir sebagai tertindas -- atau sebaliknya. KITA tak tahu kenapa Altaf Gauhar mengungkapkan wajah buruk Ali Bhutto beberapa hari sebelum hukuman gantung dilaksanakan. Mungkin wartawan ini pun menulis dengan dendam, dan dendam selalu cenderung sewenang-wenang: ia memukul seorang yang sudah tak berdaya. Atau mungkin ia ingin menghindarkan satu hal yang sering terjadi: si A jadi martir hanya karena si A dihabisi oleh pihak yang lebih kuat. Tapi salah siapakah bila Bhutto jadi semacam martir? Kecuali salah Jenderal Zia? Di aman ini begitu banyak saksi tentang penguasa yang menghukum orang yang belum tentu bersalah. Di zaman ini begitu banyak mahkamah-kongkalikong dan "hakim-hakim yang makan bebek" sebagaimana disebut dalam salah satu sandiwara Brecht, hingga keadilan memilih pihak yang lain. Si pesakitan menjadi penggugat. Penjara menjadi tempat penyucian. Tuhan tidak hadir dalam suara wakil kekuasaan yang berseru pro justicia... TAPI mungkin Zia yakin Tuhan berada di pihaknya. Ia orang yang taat beragama. Atau mungkin ia tak mengampuni Bhutto justru karena ingin menyerahkan Bhutto ke akhirat: di sana ada pengadilan yang lebih baik. Karena mahkamah di bumi hina-dina, pada pedang algojo di Fribourg tertulis kata: "Tuhan Yesus, Kau-lah sang Hakim." Masalahnya ialah, dapatkah kita percaya kepada kerendahan-hati seperti itu. Albert Carnus, yang menentang hukuman mati dalam esei panjang Reflexions sur la peine capitale, mengatakan hanya nilai-nilai agama-lah yang dapat berlaku sebagai dasar hukuman terberat. Dalam nilai itu ada keyakinan bahwa hidup di dunia hanyalah sebagian dari hidup. Hukuman mati, dengan demikian, walaupun nampaknya tak bisa dikoreksi kembali begitu tulang leher si terhukum patah, bersifat nisbi. Tapi benarkah tulisan pada pedang algojo di Fribourg itu tanda keterbatasan manusia sebagai hakim? Benarkah Jenderal Zia pernah tergetar oleh suara simpang-siur tafsir manusia tentang keadilan? Ataukah bagi orang seperti dia soalnya sederhana: si pelanggar harus dihukum, si pembunuh harus dibunuh? Zia ingin Syariah Islam berlaku sebagai hukum di Pakistan. Tapi seperti kritik Seyyed Hossein Nasr dari Iran terhadap gerakan "reformis" Islam yang puritan, baginya mungkin Tuhan hanya diingat sebagai Kebenaran, dan agama terutama hanya kerangka yuridis. Maka keindahan pun hanya sesuatu yang insidentil -- dan agaknya begitu pula gairah untuk hidup tanpa tiang gantungan.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

7 jam lalu

Aktivitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Selasa 2 April 2024. Menjelang libur panjang Idul Fitri 1445 H, Pertamina telah menyiapkan sarana dan fasilitas tambahan yang meliputi 1.792 SPBU Siaga 24 Jam, 5.027 Agen LPG Siaga 24 Jam, 200 Mobil Tangki Stand By, 61 Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, dan 281 Pertamina Delivery Service. TEMPO/Tony Hartawan
Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.


Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

1 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.


Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

1 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.


BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

1 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

1 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.  Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah


MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

2 hari lalu

Perwakilan dari tiga ratus guru besar, akademisi dan masyarakat sipil, Sulistyowari Iriani (kanan) dan Ubedilah Badrun memberikan keterangan pers saat menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Subekti
MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.


Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

2 hari lalu

Dua orang perempuan RN dan LR ditangkap polisi karena terlibat dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus kawin kontrak setelah korban yang dijebak melapor, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/Ahmad Fikri
Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

Kawin kontrak telah marak menjadi modus baru dalam TPPO di Indonesia.


Yordania Tegaskan Wilayah Udaranya Bukan Medan Tempur Iran-Israel

3 hari lalu

Benda-benda terlihat di langit di atas Amman setelah Iran meluncurkan drone ke arah Israel, di Amman, Yordania 14 April 2024, dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial. Video Obtained by REUTERS/via REUTERS
Yordania Tegaskan Wilayah Udaranya Bukan Medan Tempur Iran-Israel

Pemerintah Yordania menegaskan bahwa wilayah udaranya tidak boleh menjadi medan tempur antara Iran dan Israel.