Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berebutan Memperoleh Kesempatan

Oleh

image-gnews
Iklan
TIDUR, anakku, akan kubacakan sepucuk surat ke dalam mimpimu. Sebab tahukah kau apa yang saya fikirkan di samping tempat tidurmu? Tahukah kau apa yang ingin saya katakan, setelah kau lelap, dan lampu padam di kamar ini, dan nyamuk mulai terdengar desingnya? Sebenarnya kau tak usah tahu. Tapi kelak kau mungkin perlu mengetahui isi kepala seorang orang tua. Persisnya, isi kepala seorang orang tua di tahun 1979. Karena itulah saya bacakan surat ini, ke dalam mimpimu. Saya memang sedikit malu untuk mengakui: isi surat ini tidak sederhana. "Tidak sederhana" bukan dalam arti muluk, melainkan rumit Setiap kali matamu terpejam, menyiapkan seluruh tubuhmu untuk sekolah esok pagi selalu datang pertanyaan kepada saya: apa sebenarnya rencana Tuhan dengan dirimu? Apa sebabnya pada suatu hari sepuluh tahun yang-lewat kau dititipkan-Nya kepadaku --hingga saya tersentak, bahagia seperti ibumu, tapi juga agak cemas? "Setiap anak," kata Tagore, "tiba dengan pesan bahwa Tuhan belum jera dengan manusia." Mungkin demikian. Namun di tanahair Tagore kini konon 11 juta bayi dilahirkan setiap tahun. Itu berarti tiap hari lebih dari 30.000 nyawa. Tiap menit lebih dari 20 anak. Dan kita tak tahu berapa lagi di negeri Cina --ditambah yang di Indonesia. Dengan statistik sekencang itu, benarkah Tuhan terus mengirimkan pesan yang sama? Ada sebuah pengalaman yang selama ini tak pernah kuceritakan kepadamu: di suatu malam yang panas, saya berjalan di tepi sungai Gangga. Di satu sudut tergolek seekor anjing kurus. Tapi tak jauh dari sana terbaring makhluk yang lebih kurus lagi seorang bocah gelandangan. Penyair Tagore, yang saya kutip tadi (ia selalu berbicara indah tentang kanakkanak) mungkin belum pernah melihat ini. Mungkin itulah sebabnya ia selalu mengajukan pertanyaan yang aneh. Ia bertanya misalnya dalam satu puisi: Siapa yang mencuri tidur dari pelupuk-pelupuk bayi?". Padahal di tepi Gangga itu pertanyaan yang penting ialah "Siapa yang mencuri nasi dari perut anak ini .... " Tidak, anakku. Bukan aku mau mengganggu cerah mimpimu. Tapi mungkin yang "mencuri nasi" dari perut anak gelandangan itu adalah seorang bapak dari anak lain -- mungkin aku. Di dunia yang penuh sesak dan penuh orang lapar, seorang yang kekenyangan berarti merenggutkan nyawa yang lain. (Jangan tanya dari mana kesimpulan itu kutarik. Itu cuma feeling). Sementara itu, anakku, kian hari dunia kian penuh. Jumlah orang lapar tak berkurang, meskipun orang kenyang bertambah. Jumlah kesempatan bertambah, meskipun kesempitan tak berkurang. Di suatu pagi di bulan Mei saya lihat orang-orang tua berduyun-duyun antri untuk mendaftarkan anak mereka masuk Taman Kanak-Kanak. Tak semuanya dapat tempat. Tak semuanya mampu untuk dapat sebuah kursi, sepotong ruang, secercah perhatian ibu guru. Kau beruntung sudah melewati masa itu. Tapi kelak -- untuk SMP, untuk SMA, untuk Universitas, untuk lapangan kerja .... Apa sebenarnya rencana Tuhan dengan dirimu? TENTU, kau sendiri tak akan bisa menjawabnya. Seharusnya saya menanyakan hal itu kepada Tuhan sendiri. Tapi itulah repotnya tak mudah memperoleh jawab dari sana. Barangkali karena saya, ayahmu, seorang pesimis, dan Tuhan memang jarang berbicara kepada seorang pesimis. Tapi pesimiskah saya, 'nak, tentang dirimu? Aku sendiri tak tahu. Kemarin saya diam-diam bangga ketika kau berkata: "Pak, saya menyukai Bisma dan Gatutkaca" -- dan dengan alasan yang entah dari mana kau dapat: "Karena Bisma rela menolak tahta untuk kebahagiaan ayahnya, dan karena Gatutkaca rela terbunuh --agar senjata sakti Karna itu tak bisa dipergunakan lagi." Itukah moral yang kau pilih, 'nak, pengorbanan diri di masa depan ketika orang kian berebutan? Aku ingin bilang: Jangan, buyung. Tapi mungkin aku tak mengerti. Maka lebih baik kuletakkan saja tanganku di rambutmu, dan berharap. "Datang dan duduklah dalam haribaan yang tak berbatas, anakku."
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

16 jam lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (dua kanan) berbincang-bincang dengan eks perdana menteri Inggris Tony Blair (tengah) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat 19 April 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju


Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

15 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy hadir dalam sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 5 April 2024. Agenda hari ini ialah mendengarkan kesaksian empat menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.
Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.


Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

15 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy hadir dalam sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 5 April 2024. Agenda hari ini ialah mendengarkan kesaksian empat menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.
Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.


Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

26 hari lalu

Penandatanganan Kontrak Kerjasama Bantuan Hibah Pemerintah Jepang yang dilakukan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi (kiri) dengan perwakilan dari General Incorporated Association Birdlife International Tokyo (kanan) sebagai organisasi pelaksana proyek pada 25 Maret 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jepang di Jakarta
Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo


Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

32 hari lalu

Sekelompok pria pengangguran membakar kardus ketika mereka berusaha menghangatkan diri ketika fajar di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Orang-orang itu mengatakan mereka akan dengan senang hati bekerja hanya dengan 5 syikal sehari (sekitar 1,35 Dolar AS) tetapi tidak ada pekerjaan. Pada Oktober 2018, Bank Dunia mengatakan, 54 persen tenaga kerja Gaza menganggur, termasuk 70 persen pemuda. REUTERS/Dylan Martinez
Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.


5 Fakta Jabodetabekjur, Jakarta yang Diperluas hingga Cianjur

33 hari lalu

Menteri Agraria Akan Rombak Konsep Jabodetabekjur
5 Fakta Jabodetabekjur, Jakarta yang Diperluas hingga Cianjur

Jakarta dengan istilah Jabodetabekjur juga tidak lagi menjadi ibu kota. Nama itu baru akan digunakan ketika ibu kota sudah pindah.


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

40 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

45 hari lalu

Wartawan Senior TEMPO Fikri Jufri (Kiri) bersama Kepala Pemberitaan Korporat TEMPO Toriq Hadad dan Redaktur Senior TEMPO Goenawan Mohamad dalam acara perayaan Ulang Tahun Komunitas Salihara Ke-4, Jakarta, Minggu (08/07). Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 8 Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.


53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

45 hari lalu

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.


Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

46 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

Pemerintah mesti membuat kebijakan yang bisa mengendalikan harga pangan karena bisa menambah jumlah kemiskinan baru.