Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kritik dari ivan illich

Oleh

image-gnews
Iklan
SEORANG anak bermimpi tentang hujan. Hujan begitu deras dan seluruh kebun menjadi aquarium, di mana ia tiba-tiba bermain dengan ikan warna-warni. Esok paginya ia melukiskan mimpi itu pada kertas di sekolahnya, tapi gurunya pusing. "Apa-apaan ini yang kau gambar?" Si anak diam, tapi mungkin Pangeran Kecil dalam dongeng Antoine de Saint-Exupery akan berkata dalam hati: "Orang dewasa memang aneh." Tapi orang dewasa mengatur sekolah dan tidak ada anak-anak yang habis bermimpi boleh bertanya: untuk siapa sekolah ini? Untuk apa? "Ketika aku masih sangat belia aku berhenti belajar dan lari dari pelajaranku. Langkah itu telah menyelamatkanku, dan aku mendapatkan semua apa yang kuperoleh kini berkat langkah yang berani itu. Aku melarikan diri dari kelas-kelas yang mengajar, tapi yang tidak mengilhamiku, dan aku memperoleh kepekaan terhadap hidup serta alam." Itu kata-kata Tagore yang tentu termashur di tahun 1924, dan secara lebih segar dan lebih mengagetkan itu pula maksud Ivan Illich dengan Deschooling Society. Ivan Illich, pemikir yang lama hidup di Amerika Latin yang miskin itu bukan saja melihat betapa mahalnya ongkos pendidikan sekolah bagi sebuah negeri -- tapi juga betapa omong-kosongnya sistim sekolah itu untuk menghilangkan jurang kemiskinan itu. Dengan segera Illich jadi terkenal. Gayanya memang memikat dan gertakannya membikin banyak orang merasa bersalah. Dan ia membikin orang merenung-renung, lalu mencoba memperbaiki sistim sekolah. Tapi tentu saja ia tak bebas dari kritik Illich. Sebab setiap perbaikan sistim pendidikan sekolah hanya memperpanjang sebab dasar yang buruk. Benarkah Illich? Entahlah. Tapi paling tidak ada yang menarik bila seseorang yang pernah jadi murid membaca tentang "kurikulum tersembunyi". Illich agak terlampau abstrak dalam mengutarakan persoalan "kurikulum tersembunyi" itu, tapi paralelnya dapat diperoleh dalam buku Teaching as a Subversive Activity dari Neil Postman. Dalam "kurikulum tersembunyi", sikap menerima secara pasif lebih disukai ketimbang kritik yang aktif kepada gagasan-gagasan. Di sana sang murid juga dianggap tak bisa menemukan pengetahuan, dan "menemukan" memang bukan urusannya. Prestasi intelektuil terbesar adalah mengingat kembali, atau menghafal. Dalam "kurikulum tersembunyi" itu juga diajarkan -- secara diam-diam -- bahwa selalu ada jawaban yang Benar dan pasti dan tunggal untuk setiap pertanyaan. Orang memang tak usah berniat menumbangkan universitas dan menghapus lembaga persekolahan, tapi agaknya harus diakui: "kurikulum tersembunyi" yang mematikan jiwa itu sulit dilepaskan dari sistim sekolah apapun. Bung Karno lima puluh tahun yang lalu berbicara tentang bagaimana menjadi guru dalam masa pembangunan, dan ia mengecam cara "mencekoki" murid, tapi bagaimana cara itu bisa benar-benar hapus? Haruskah kita hanya menyalahkan guru, dan tidak menyalahkan sistim tempat guru itu bertaut? Entahlah. Barangkali seperti yang ditulis oleh Ronald Gross dalam After Deschooling, What?, yang perlu ditumbuhkan ialah belajar bebas. Di situ otonomi orang atau anak yang belajar dilindungi, juga prakarsa pribadinya untuk menentukan apa yang akan ia pelajari, di samping haknya untuk belajar apa yang ia sukai dan bukan apa yang bermanfaat bagi orang lain. Namun untuk itu, diperlukan eksperimentasi Illich, sebagaimana dikecam Postman, adalah seorang totalis, bukan seorang eksperimentalis. Ia seorang perumus suatu keadaan sempurna, tapi tak berbicara bagaimana utopia itu ditempuh dengan selamat dari masa kini. Padahal tanpa jalan yang jelas, dan relatif selamat, kita tidak bisa berbicara tentang jutaan anak yang berjubel dan harus menghadapi masa depan. Atau haruskah kita biarkan mereka memilih jalan sendiri ke sana?
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

4 hari lalu

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pada acara peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (25 November 2023). Acara ini dihadiri sekitar 7,500 guru. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.


Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

9 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?


Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

17 hari lalu

Siti Khodijah bersama anaknya, Lutviana Dwi Jannati yang menjadi peserta termuda yang lolos UNESA jalus SNBP 2024. Unesa.ac.id
Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

Begini kiat Vivi bisa lulus SNBP 2024 program studi Manajemen Informatika Unesa sebagai calon mahasiswa baru termuda.


Kemendikbudristek Sebut 87 Persen Sekolah Sudah Bentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

20 hari lalu

Ilustrasi Sekolah Tatap Muka atau Ilustrasi Belajar Tatap Muka. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kemendikbudristek Sebut 87 Persen Sekolah Sudah Bentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Kemendikbudristek sudah menyiapkan petunjuk teknis dan panduan untuk membantu mencegah kekerasan di sekolah.


2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

24 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

Lussy Novarida Ridwan mendapat penghargaan atas kontribusinya mempromosikan dan meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Jepang


Berikut Daftar 14 PSN yang Disetujui Jokowi Termasuk BSD dan PIK 2, Sepanjang 2013-2023 Telah Rampung 190 PSN

26 hari lalu

PIK 2. pik2.com
Berikut Daftar 14 PSN yang Disetujui Jokowi Termasuk BSD dan PIK 2, Sepanjang 2013-2023 Telah Rampung 190 PSN

Pada 2024, Jokowi menyetujui 14 PSN Baru termasuk BSD milik Sinar Mas dan PIK 2 dari Agung Sedayu Group. Rentang 2013-2023 telah rampung 190 PSN.


Hari Ini Pengumuman SNBP 2024, Simak Cara Registrasi Siswa yang Lolos Seleksi

30 hari lalu

Tangkapan layar-Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024, Prof. Ganefri dalam sosialisasi SNBP yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Hari Ini Pengumuman SNBP 2024, Simak Cara Registrasi Siswa yang Lolos Seleksi

Jumlah pendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP 2024 mencapai 702.312 siswa.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

34 hari lalu

Peluncuran program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) fase ketiga, pada 21Maret 2024 di Jakarta. Ini merupakan kemitraan pendidikan antara Pemerintah Australia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.


Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

34 hari lalu

Tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur, Suradi (20) bersama pasangannya dan keluarga berdoa usai prosesi pernikahan di kantor Satreskrim Polres Malang, Jawa Timur, Kamis 12 Maret 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

UNFPA Indonesia berharap isu kehamilan di kalangan remaja dan pernikahan anak menjadi priortias Pemerintah karena dampaknya ke kesetaraan gender