Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Membandingkan Ibunda Jokowi dan Prabowo

image-profil

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI

Kepribadian Joko Widodo yang sederhana dan pekerja keras itu tidak terlepas dari sentuhan sang ibunda, Sujiatmi. Buku Saya Sujiatmi, Ibunda Jokowi, yang ditulis Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti, bercerita tentang seorang ibu yang menanamkan pendidikan budi pekerti, kesederhanaan hidup, kerendahan hati, hingga akhirnya membentuk karakter Jokowi seperti sekarang ini. Pesan kepada anaknya, "Nek mlakumu lurus, lempeng, uripmu mesti penak" (Kalau jalanmu lurus, lempang, maka hidupmu pasti enak". Sangat sederhana cara ia mengajar anak-anaknya. "Untuk apa punya mobil sepuluh? Apa iya kalau mau pergi sepuluh-sepuluhnya dipakai".

Apresiasi terhadap cara Sujiatmi membesarkan Jokowi, salah satunya, disampaikan Nina Akbar Tanjung. "Ibu Sujiatmi itu wanita yang sukses karena berhasil membesarkan anak-anak, beliau tetap mengajarkan filsafat luhur ojo dumeh (jangan mentang-mentang)," kata Nina. Selain memuji pendidikan karakter yang dilakukan, Nina menyinggung sosok Sujiatmi. "Beliau sangat luar biasa, beliau juga berdagang, selain itu juga jadi ibu rumah tangga. Jadi, dulu waktu Jokowi sedang sakit, ibunya juga rela mengantarkan anaknya ke sekolah dengan sepeda motor dan saat menjemput dicandai temannya bahwa Jokowi dijemput oleh saudaranya," Nina bercerita. Dalam kesempatan itu, Nina juga menjelaskan mengenai bagaimana ibunda Sujiatmi selalu berpesan bahwa jika ingin kaya berkecimpunglah dalam bisnis, bukan dalam politik. Menurut penulis Amerika Serikat, Emily Post, karakteristik perempuan hebat ditandai dengan sifat "ketulusan, kesederhanaan, simpati, dan ketenangan". Semuanya itu dimiliki Sujiatmi, ibunda Jokowi. Kegiatan rutin Haijah Sujiatmi ini adalah Sabtu senam, hari-hari lain mengikuti pengajian di kampung dan di beberapa tempat lain, sedangkan setiap Senin ia berpuasa sambil istirahat di rumah.

Dalam buku ini juga disinggung tentang pertemuan Joko Widodo dengan calon istrinya, Iriana. Semuanya berjalan sederhana. Iriana adalah teman sekolah Iit, adik perempuan Jokowi. Cinta mereka adalah cinta orang biasa. Ini tentu berbeda dengan kisah Prabowo, seorang perwira militer, putra begawan ekonomi Indonesia yang menikah dengan Titik Soeharto, putri Presiden Indonesia.

Ibu juga memiliki peran sentral dalam kehidupan Prabowo. Dora Sigar yang berasal dari Minahasa dan beragama Protestan mengawali kisah cintanya dengan Sumitro Djojohadikusumo di Eropa. Pada 1945, ketika Sumitro menderita tumor usus, Dora yang belajar ilmu keperawatan di Utrecht mengayuh sepeda ke rumah sakit di Rotterdam untuk merawat Sumitro. Pada 1946, Sumitro pulang ke Indonesia, Dora menyusul kemudian dan mereka menikah pada 1947 dengan mempertahankan agama masing-masing. Keluarga mereka pun sangat heterogen. Putri pertama Bianti beragama Katholik dan bersuamikan Sudrajat Djiwandono yang pernah menjadi Gubernur BI. Putri keduanya, Maryani, bersuamikan orang Prancis yang merupakan keturunan Yahudi. Putra ketiganya, Prabowo, menikah dengan Titik Soeharto. Yang bungsu, Hashim, beragama Protestan dan menikahi perempuan yang beragama sama. Pada Ramadan, Dora sering bangun untuk menemani Sumitro makan sahur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 1958, meletus pemberontakan PRRI yang menyebabkan Sumitro sekeluarga harus berkelana di luar negeri selama belasan tahun. Demi keamanan, mereka hidup berpindah-pindah dari Singapura, Hong Kong, Kuala Lumpur, Zurich, London, dan Bangkok. Prabowo sendiri menamatkan sekolah menengah di London. (Hidup di "perantauan" juga kemudian hari dialami Prabowo ketika ia meninggalkan Indonesia pada 1998 dan tinggal di Yordania beberapa tahun.) Sumitro beruntung memiliki Dora Sigar sebagai istri yang setia, tidak pernah mengeluh. Ia tidak pernah menyalahkan Sumitro karena mereka harus meninggalkan Tanah Air. Dora menghabiskan waktunya untuk mengurusi anak-anak.

Joko Widodo dan Prabowo Subianto berasal dari kelas yang berbeda. Joko berasal dari kalangan orang biasa yang sudah terbiasa dengan kerja keras, sementara Prabowo dari keluarga pergerakan kemerdekaan yang sudah terbiasa berjuang, termasuk mengungsi ke luar negeri. Kemenangan Jokowi dari Prabowo adalah kemenangan wong cilik dalam berhadapan dengan priayi. Namun patut dicatat bahwa keduanya dilahirkan dan dididik karakternya oleh dua perempuan yang luar biasa, yakni Sujiatmi dan Dora Sigar. *


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.