Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sang Penegak Kemerdekaan

Oleh

image-gnews
Iklan
SEORANG lelaki yang bertubuh lurus pernah hidup di kota Kufah di akhir abad ke-7. Namun orang keturunan Persia yang orangtuanya pindah ke Wilayah Mesopotamia itu bukan sembarang orang ia seorang penemu cara membikin batu ubin di masa itu, tapi ia juga seorang ahli agama dan ulama besar. Ia seorang yang praktis -- ia pernah hidup sebagai saudagar -- tapi ia juga seorang yang mengogahi kompromi meskipun kompromi itu untuk hal-hal yang menyenangkan dirinya. Ia seorang yang pendiam tapi ia juga bijak berargumentasi. Seorang kenalannya pernah melukiskan hal itu. "Ia adalah seorang lelaki jika kamu berkata tentang tiang ini supaya ia jadikan emas, niscaya ia memberikan alasan-alasannya." Adakah ia hanya seorang yang pintar? Tidak. Lebih dari segalanya, barangkali ia seorang yang berhati-hati benar menjaga garis apa yang hak dan apa yang batil, dan dengan keras menterapkan itu bagi dirinya sendiri. Syahdan, pada suatu hari datanglah beberapa ekor kambing dari hasil rampasan di kota Kufah itu. Kambing-kambing itu pun bercampur dengan piaraan penduduk setempat. Maka laki-laki itu pun bertanya: "Berapa tahun, biasanya, umur kambing?" Ketika dijawab, "tujuh tahun", maka selama tujuh tahun pula ia mencegah dirinya memakan daging kambing. Diriwayatkan pula, bagaimana dari pusat kcrajaan di Baghdad ia dikirimi uang 10.000 dirham. Sebagai hadiah Sultan. Tapi laki-laki itu tidak hendak menerimanya. Tatkala pesuruh Baginda datang pagi-pagi membawa uang itu, laki-laki itu cuma menerima tamunya di kamar dengan berselimut. Ketika sang utusan kerajaan mengucapkan pesan Sultan dengan uang sebanyak itu, laki-laki itu cuma berkata: "Letakkanlah uang itu dalam pundi-pundi, di sudut rumah ini!" Ia tak hendak menyintuhnya. Pundi-pundi itu pun tetap berada di sudut rumah itu -- sampai laki-laki itu meninggal. Sebelum meninggal ia berpesan agar anaknya mengembalikan uang itu kepada si utusan raja. Puncak penolakan yang seperti itu kemudian terjadi ketika dari Baghdad datang tawaran lain dari Sultan yang baru: ia hendak diangkat menjadi Hakim Kerajaan. Seorang pegawai kerajaan pun bertanya kepada laki-laki tua yang bersikeras ogah itu. "Akan tetapkah guru menolak kehendak Baginda, padahal Baginda telah bersumpah memberikan kedudukan kepada guru?" Ketika laki-laki itu tetap menolak, ia dimasukkan ke dalam penjara. Dan Sultan Abu Ja'far al-Manshur pun -- Kepala Negara sebuah kerajaan Islam yang tersohor dalam sejarah -- memutuskan untuk menyiksanya. Ia tidak mau tahu ketika laki-laki tua itu menyatakan bahwa dirinya tidak patut diberikan kedudukan yang ditawarkan. Bagi Raja (yang disebut Amirul Mu'minin atau "pemimph ummat yang beriman" itu), perintahnya harus ditaati. Ulama dari Kufah itu pun didera dengan cemeti, dengan leher dikalungi rantai. Tapi laki-laki itu tetap menolak. Juga ia tetap menolak ketika ibu kandungnya dikirim ke penjara buat membujuknya agar ia mau menerima tawaran Baginda. "Oh, ibu", jawabnya, "jika Saya menghendaki kemewahan hidup di dunia ini, tentu saja saya tidak dipukuli dan tidak dipenjarakan." Adakah hatinya sekeras batu? Agaknya tidak. Ia memang keras untuk dirinya sendiri, tapi bahkan ia tidak terkenal keras kepada para muridnya. Ia seorang guru yang bersedia dibantah murid bila perlu. Ia seorang ulama besar yang dalam berfatwa selalu berkata "Inilah pendapat dari Abu Hanifah. Dan ini yang sebaik-baiknya sepanjang pertimbangan kami. Barangsiapa yang datang dengan membawa keterangan yang lebih baik, dialah yang utama diikuti dengan benar." Abu Hanifah, yang lebih kita kenal sebagai Imam Hanafi, agaknya seorang peneguh tradisi kemerdekaan berfikir kemerdekaan yang tegak di hadapan kekuasaan luar, juga kemerdekaan yang tetap dijaga di hadapan sikap "serba-tahu" sendiri.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

39 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

44 hari lalu

Wartawan Senior TEMPO Fikri Jufri (Kiri) bersama Kepala Pemberitaan Korporat TEMPO Toriq Hadad dan Redaktur Senior TEMPO Goenawan Mohamad dalam acara perayaan Ulang Tahun Komunitas Salihara Ke-4, Jakarta, Minggu (08/07). Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 8 Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.


53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

44 hari lalu

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.


Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam acara peluncuran buku
Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.


Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam acara peluncuran buku
Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.


ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

Pengunjung melihat karya-karya Goenawan Mohamad dalam pameran tunggalnya di Lawangwangi Creative Space bertajuk Sejauh Ini... di Bandung, Jawa Barat, 2 Februari 2024. Sastrawan, budayawan, sekaligus pendiri Majalah Tempo ini memamerkan lebih dari 100 karya seni rupa yang dibuat sejak tahun 2016 sampai 2024. TEMPo/Prima mulia
ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.


Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.


Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

21 November 2023

Sejumlah orang dari berbagai latar belakang mendeklarasikan gerakan masyarakat untuk mengawasi Pemilu 2024. Gerakan yang dinamai JagaPemilu itu diumumkan di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

Gerakan tersebut diawali dari kepedulian sekelompok orang yang tidak berpartai dan independen terhadap perhelatan Pemilu 2024.


Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

14 November 2023

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

Aliansi yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang itu menyampaikan keprihatinan mereka ihwal merosotnya Mahkamah Konstitusi atau MK.


Goenawan Mohamad Sebut Banyak Kebohongan Diucapkan Presiden Jokowi

12 November 2023

Budayawan Goenawan Mohamad hadiri pembukaan pameran 25 Tahun Reformas!h In Absentia di Yayasan Riset Visual mataWaktu, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2023. Pameran yang menampilkan kumpulan foto arsip, seni instalasi dan grafis tersebut digelar dalam rangka merefleksikan seperempat abad gerakan reformasi di Indonesia, pameran berlangsung hingga 17 Juni mendatang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Goenawan Mohamad Sebut Banyak Kebohongan Diucapkan Presiden Jokowi

Goenawan Mohamad menyebut pilpres mendatang berlangsung dalam situasi mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar-bongkar.