Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesepian Di Zaman Yang Kompleks

Oleh

image-gnews
Iklan
ADALAH seorang Spanyol yang lahir pada tanggal 28 Juli 1165 di Mercia ia kemudian dikenal sebagai Ibn 'Arabi. Ia menulis mungkin lebih dari 150 buku, tapi ia paling terkenal oleh sepotong sajaknya dalam Tarjuman alswaq: Hatiku telah mampu untuk setiap bentuk: dialah padang bagi kijang dan sebuah biara bagi Nasrani Dialah pura bagi berhala dan Kaabah bagi berhaji Dialah lembar dari Taurat dan kitab Qur'an yang suci Ibn 'Arabi, sufi Muslim termashur itu, memang menyatakan diri "mengikuti agama Cinta dan Kasih". Ke mana pun onta-onta Cinta itu berangkat, katanya "ke sana jugalah agama dan imanku lekat." Tidakkah dia sebenarnya seorang yang bingung? Tidak. Sebab ada agama "Cinta-Kasih" dan ada agama orang kebingungan. Hati yang bingung bukanlah hati yang "mampu untuk setiap bentuk". Hati yang bingung adalah hati yang hanya menghendaki sesuatu yang pasti, final. Maka seorang yang bingung bukanlah seorang yang dengan terbuka memandang sekltar, tapi seorang yang ketakutan. Ia menggapai-gapai mencari patokan yang paling gamblang. *** DAN itulah agaknya yang terjadi ketika muncul seorang Korea di Amerika Serikat di tahun 1973. Namanya Pendeta Sun Myung Moon. Ia memaklumkan bahwa Yesus Kristus yang telah mati sekarang disusul dengan Juru Selamat baru--Kristus ke-II. Nama Kristus ke-II ini tak ia sebutkan terus-terang. Cuma dalam buku Divine Principle yang disiarkannya Pendeta Sun Myung Moon menyebut bahwa sang Juru Selamat baru ini lahir di Korea di tahun 1920, yakni tahun lahir Sun Myung Moon. Yang mentakjubkan ialah bahwa pengikutnya bertambah banyak. Gerejanya bertambah kaya--begitu pula sang pendeta, yang selalu nampak berdasi dan punya kapal pesiar. Tapi tak seorang pengikutnya pun nampaknya berkeberatan. Pendeta Moon biasa berpidato dua jam terus-menerus dalam bahasa Korea dengan berapi-api, dengan tangan memukul dan kaki menyepak, dengan ketawa serta air mata. Menurut penterjemahnya ia memperingatkan hadirin tentang hari kiamat dan perlunya Juru Selamat. Dan sidang itu pun, sejumlah pemuda Amerika, bule dan nampak makmur, menjawab dalam koor: "Ya, Bapa . . . " *** RUPANYA ada orang kesepian bukan karena ia tak lagi punya sanak saudara. Rupanya ada kesepian yang amat sangat ketika seorang merasa tak siap untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang zaman yang kompleks ini. Memang di luar sana ada mesjid, ada gereja, ada penyuapan dan penjara. Ada kemelaratan. Ada kekayaan berlebih yang halal dan kekayaan berlebih yang tak halal. Ada keadilan yang menakutkan dan ketidak-adilan yang menggelisahkan. Kesepian itu rupanya ganas tapi sering tak terasa kekosongan yang mendalam tapi tak disadari. Dan seorang yang tak biasa berfikir lumpuh untuk menjawab: bagaimana yang semustinya? Maka dengan mudah orang yang berwibawa datang. Ia tersenyum hangar dan mengajak berteman. Ia merangkul dan ia memasukkan jawaban "Turutilah aku." Turutilah aku dan anda tak usah berfikir. Serahkan segala tanya segala jawab. Jangan berdiskusi. Itu mencapekkan. Jangan membantah. Itu akan makin membingungkan. Jangan percaya kepada orang di luar. Jangan undang mereka mendebat. Yakinlah. Atau tidur. Tidurlah ..... Dan orang-orang yang kesepian, orang-orang yang kebingungan itu pun senang. Betapa terlepas, betapa bebas, untuk dilindungi dari keharusan berfikir sendiri. Dan mereka pun mendapatkan kenikmatan yang mudah--seperti halnya banyak kenikmatan lain mereka yang mudah. "Hatiku telah mampu untuk setiap hentuk," tulis Ibn 'Arabi. Betapa tololnya.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

39 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

44 hari lalu

Wartawan Senior TEMPO Fikri Jufri (Kiri) bersama Kepala Pemberitaan Korporat TEMPO Toriq Hadad dan Redaktur Senior TEMPO Goenawan Mohamad dalam acara perayaan Ulang Tahun Komunitas Salihara Ke-4, Jakarta, Minggu (08/07). Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 8 Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.


53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

44 hari lalu

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.


Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam acara peluncuran buku
Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.


Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam acara peluncuran buku
Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.


ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

Pengunjung melihat karya-karya Goenawan Mohamad dalam pameran tunggalnya di Lawangwangi Creative Space bertajuk Sejauh Ini... di Bandung, Jawa Barat, 2 Februari 2024. Sastrawan, budayawan, sekaligus pendiri Majalah Tempo ini memamerkan lebih dari 100 karya seni rupa yang dibuat sejak tahun 2016 sampai 2024. TEMPo/Prima mulia
ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.


Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.


Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

21 November 2023

Sejumlah orang dari berbagai latar belakang mendeklarasikan gerakan masyarakat untuk mengawasi Pemilu 2024. Gerakan yang dinamai JagaPemilu itu diumumkan di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

Gerakan tersebut diawali dari kepedulian sekelompok orang yang tidak berpartai dan independen terhadap perhelatan Pemilu 2024.


Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

14 November 2023

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

Aliansi yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang itu menyampaikan keprihatinan mereka ihwal merosotnya Mahkamah Konstitusi atau MK.


Goenawan Mohamad Sebut Banyak Kebohongan Diucapkan Presiden Jokowi

12 November 2023

Budayawan Goenawan Mohamad hadiri pembukaan pameran 25 Tahun Reformas!h In Absentia di Yayasan Riset Visual mataWaktu, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2023. Pameran yang menampilkan kumpulan foto arsip, seni instalasi dan grafis tersebut digelar dalam rangka merefleksikan seperempat abad gerakan reformasi di Indonesia, pameran berlangsung hingga 17 Juni mendatang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Goenawan Mohamad Sebut Banyak Kebohongan Diucapkan Presiden Jokowi

Goenawan Mohamad menyebut pilpres mendatang berlangsung dalam situasi mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar-bongkar.