Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa harus dibunuh

Oleh

image-gnews
Iklan
KAMAR studi itu tak berubah banyak selama beberapa tahun, tapi di bulan Mei 1975 para petugas mencatnya kembali. Orang yang menempatinya, Presiden Park Chung-hee, tak menginginkan banyak. Tapi di sudut sebelah sana -- di dekat jendela yang terbuka ke arah taman berpohon kastanye -- ada sesuatu yang kosong. Maka diputuskannya untuk mengisinya sendiri. Sang presiden pun menuliskan sederet kaligrafi kanji di atas secarik kertas gatung, dengan ketrampilan tradisional yang rupanya masih ia kuasai. Kata-kata yang ia pilih berasal dari Sun Tzu, pemikir militer Tiongkok kuno. Dalam bahasa Korea huruf-huruf itu berbunyi Yu Bi Mu Hwan -- "dengan persiapan, tak perlu ada bahaya." Park Chung-hee adalah manusia serba dengan persiapan, untuk hampir tiap tindakannya. Jenderal berwajah batu yang licin dari guratan emosi ini tahu benar tentang bahaya, tapi tahu bahwa ia bisa mengelakkannya. Namun tibatiba ia mati ditembak, dari jarak dekat oleh salah seorang yang dipercayainya, dan kita pun, tambah tahu: sepandai-pandai tupai melompat .... Bukan kemungkinan pembunuhan itu yang pasti ia lalaikan. Ia pernah melihat maut begitu dekat pada tanggal 15 Agustus 1974. Hari itu ia berpidato untuk peringatan ke-29 pembebasan Korea dari Jepang. Ia tegak di atas mimbar. Isterinya duduk di belakangnya. Tiba-tiba, jam 10:23, seorang pemuda berumur 23 tahun tegak di antara hadirin. Ia membidikkan sepucuk pistol, sebuah Smith & Wesson kaliber 38. Tapi ia rupanya bukan penembak profesional berdarah dingin: pistol yang dicurinya dari kotak kepolisian di kota Osaka itu menyemburkan enam peluru, tapi hanya satu yang menewaskan. Dan yang tewas bukanlah sang presiden yang diincarnya. Park sendiri membungkuk berlindung mimbar ketika ia mendengar tembakan. Sebuah peluru mengenai sisi kiri mimbar itu. Sebuah peluru mengenai isterinya. Orang menggotong Ny. Park. Si pembunuh, Mun Se Kwang, diringkus. Park Chung-hee melanjutkan pidatonya sampai selesai. Lalu ia turun. Ketika dilihatnya sepatu dan tas isterinya masih tergeletak di dekat kursinya semula, ia membungkuk dan memungutnya. Malam itu Ny., Park -- wanita yang konon bahkan dihormati oleh para penentang Park yang paling pedas -- tak dapat diselamatkan. Persis seperti suaminya lima tahun kemudian juga. tak dapat diselamatkan. Dan tiba-tiba orang sadar bahwa Yu Bi Mu Hwan tak berlaku kali ini. Ada persiapan bagi seorang pemimpin seperti dia untuk mati, tapi rasanya tak ada persiapan baginya untuk meninggalkan bagi Republik Korea suatu sistem politik yang mampu secara teratur mengganti pemimpinnya sendiri. Bahwa ia mati di tangan Kepala Intelijennya, kawannya sendiri dari dusun yang sama dan sekolah militer yang sama, menunjukkan bahwa di bawah Park Korea Selatan tak punya cara yang damai buat suksesi. Mungkin juga tak culup cara damai untuk mengritik. Bukan kebiadaban atau soal kebudayaan maka seorang pemimpin harus dibunuh sementara seorang pemimpin lain bisa digantikan dengan damai dan tertib. Masalahnya lebih ditentukan oleh kesediaan untuk diganti. Celakanya, kekuasaan seorang orang kuat kian lama kian mirip lingkaran kesepian dan paranoia. Stalin di ranjang sakitnya menuduh para dokter berkomplot mau membunuhnya. Beberapa detik sebelum nafasnya berakhir -- begitulah kisah puterinya, Svetlana Alliluyeva -- sang pemimpin tiba-tiba mengangkat tangan kirinya dengan isyarat mengancam yang mengerikan. Dan memang: para pemimpin Soviet, orang-orang yang selama ini dianggap dekat dengannya, seraya meratap nampaknya sudah bergerak untuk menggantikan (dan menyingkirkan) yang mati. Beria telah lebih dulu siap. Kepala matamata ini, yang menguasai banyak rahasia dan pasukan pengawal, dengan cepatnya berdiri memanggil sopirnya untuk ke kantor. Yang lain tak ketinggalan. Beria kemudian ditembak mati oleh rekanrekannya, para pemimpin negeri besar itu, dalam satu pertemuan. Ia dituduh mau menjalankan coup, dan ini mungkin fitnah. Tapi seluruh sistem telah ditegakkan antara kecurigaan dan serba fitnah. Yu Bi Mu Hwan. Dengan persiap tak perlu ada bahaya. Dan kekerasan?
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasca Putusan MK, CLS FH UGM Mendesak Pembatasan Kekuasaan Presiden

1 menit lalu

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Pasca Putusan MK, CLS FH UGM Mendesak Pembatasan Kekuasaan Presiden

"Rezim anaknya ini kan hanya melanjutkan apa yang terjadi," kata akademisi Zainal Arifin Mochtar soal nasib demokrasi pasca Putusan MK.


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

14 menit lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


PT Pabrik Gula Rajawali II di Cirebon Mulai Giling Tebu Pertengahan Mei 2024

14 menit lalu

Uap putih mengepul dari sela-sela mesin penggiling tebu di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, 27 Juni 2016. PG Tasikmadu merupakan salah satu pabrik gula tertua yang masih berproduksi. TEMPO/Ahmad Rafiq
PT Pabrik Gula Rajawali II di Cirebon Mulai Giling Tebu Pertengahan Mei 2024

Sekretaris Perusahaan PT Pabrik Gula Rajawali II, Karpo B. Nursi, menyatakan pihaknya menargetkan proses penggilingan dimulai pada bulan Mei 2024.


Hasil Proliga 2024: Jakarta BIN Kalahkan Jakarta Livin Mandiri 3-1, Kenapa Megawati Hangestri Tak Bermain?

18 menit lalu

Jakarta BIN saat berlaga di Proliga 2024. (PBVSI/Proliga)
Hasil Proliga 2024: Jakarta BIN Kalahkan Jakarta Livin Mandiri 3-1, Kenapa Megawati Hangestri Tak Bermain?

Tim bola voli putri Jakarta BIN memenangi laga pertamanya di Proliga 2024. Mereka mengalahkan Jakarta Livin Mandiri 3-1 ketika Megawati tak bermain.


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

19 menit lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Cara Nicholas Saputra dan Putri Marino Bangun Chemistry di Film The Architecture of Love

19 menit lalu

Film The Architecture of Love dibintangi Putri Marino dan Nicholas Saputra. Foto: Instagram/@filmtaol
Cara Nicholas Saputra dan Putri Marino Bangun Chemistry di Film The Architecture of Love

Putri Marino dan Nicholas Saputra dipertemukan pertama kali dalam satu film di The Architecture of Love.


Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

20 menit lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

Untan membentuk tim investigasi untuk kasus tersebut.


Lee Joo Bin akan Membintangi Drakor Guardians

32 menit lalu

Lee Joo Bin dalam drama Queen of Tears. Dok. tvN
Lee Joo Bin akan Membintangi Drakor Guardians

Aktris Korea Selatan, Lee Joo Bin dikabarkan akan membintangi drama terbaru berjudul Guardians


Nirina Zubir Heran eks ART Gugat BPN Meski Sudah Divonis Bersalah Kasus Mafia Tanah: Waw, Berani Ya

38 menit lalu

Nirina Zubir/Foto: Instagram/Nirina Zubir
Nirina Zubir Heran eks ART Gugat BPN Meski Sudah Divonis Bersalah Kasus Mafia Tanah: Waw, Berani Ya

PN Jakarta Barat telah memvonis eks ART Nirina Zubir 13 tahun penjara dalam perkara mafia tanah


Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

40 menit lalu

Ilustrasi wanita dengan lemari yang berantakan. shutterstock.com
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.