Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Paket penetrasi asing

Oleh

image-gnews
Iklan
IA mengaku pernah bersua dengan Sayidina Ali. Bukan dalam mimpi. Waktu itu umurnya 5 tahun. Ia terjatuh, hampir membentur karang. Tiba-tiba, demikianlah ceritanya, Imam pertama umat Syi'ah yang lazim dilukis dengan wajah melingkar cahaya itu -- bagaikan gambar Jesus -- datang, menolong. "Dan ia menyelamatkan saya. Ia meletakkan dirinya di antara saya dan batu karang itu. Saya tahu karena saya melihatnya. Bukan dalam mimpi . . . " Ia mengatakan bahwa hanya dia sendiri yang melihat tokoh suci itu. "Tapi memang tak ada orang lain yang diharap melihatnya, kecuali saya, karena . . . Ah, saya kira anda tak akan mengerti." Wartawati yang diajaknya bicara itu, Oriana Fallaci, memang tak mengerti. Tapi orang yang paling berkuasa di Iran itu menegaskan lagi yang disaksikannya waktu ia. berumur 5 tahun itu bukan khayal. Anda tak mengerti karena anda tak percaya kepada Tuhan, katanya. Tapi "saya percaya kepada Tuhan, kepada kenyataan bahwa saya dipilih Tuhan untuk menyelesaikan satu tugas." Suaranya bangga. Ayatullah Khomeinikah yang berbicara? Bukan. Yang bicara adalah Syah Iran, di Teheran, Oktober 1973, sebagaimana diceritakan Orialla Fallaci dalam Intervista con la storia. Tapi mungkin ada persamaan antara Khomeini dengan Syah keduanya merasa punya tugas suci, dan keduanya mencemooh demokrasi Rarat. "Saya tak menginginkan demokrasi macam itu!", seru Syah. "Itu milik anda semua, anda boleh ambil! " Penolakan itu akhirnya, kita tahu, melahirkan ribuan tahanan. A(la polisi rahasia, ada penyiksaan, ada pengadilan sewenang-wenang. Tapi toh penolakan itu tak juga berakhir, walaupun Syah telah berakhir. Dan tak juga cuma di Iran. Mungkin karena penolakan terhadap Barat adalah bagian dari teriak kita, untuk membebaskan diri dari kenangan tentang penjajahan dan kekalahan. Bukankah Barat kapitalisme, kolonialisme, imperialisme, dus penindasan atas hak-hak asasi? Bukankah Timur adalah luhur, Dunia Ketiga mulia? Memang benar: kolonialisme menghisap. Dan negeri-negeri yang baru tertindas belum merasa punya kejahatan seganas itu. Dengan psikologi kaum underdogs, kita masih merasa lebih berhak memprotes, bukan diprotes. Tapi toh waktu bergeraki. Di Uni Soviet terbentang "Kepulauan Gulag", kamp tahanan yang dikisahkan dengan pahit oleh pengarang Solzhenitsin, salah seorang ex-penghuninya. Di RRC tersembunyi provinsi Qinghai. Di san angin mendesau suram dan serigala melolong, dan di sana pula -- seperti kemudian diketahui - sekitar dua juta tahanan dibuang. Daftar tahanan memang bisa panjang di Dunia Ketiga. Sementara itu kini dari Baratlah justru datang suara paling keras untuk hak-hak asasi. Memang, sering tak enak. Organisasi seperti Amnesty lnternational kadang terasa mendesakkan tuntutan yang teramat asing bagi orang bukan-Barat efektivitasnya pun sering tergantung dari sejauh mana sebuah negeri Dunia Ketiga berhubungan dengan ekonomi Barat. Dengan demikian, ada risiko bahwa seruan untuk hak asasi ilmu akan mirip satu unsur dalam paket penetrasi asing. Atau, satu pelajaran muluk dari orang kulit putih, dari tempat jauh, yang aman. Apalagi kita, merasa berkebudayaan tua, serin lupa sehenarnya kita tergolong baru dalam masalah seperti ini. Ketika di tahun l677 utusan kerajaan Banten jadi tamu di London, merelia takjub di negeri dingin itu rakyat bukanlah budak Pangeran. Rupanya di .sana bukan cuma raja yang dipilih Allah. Namun pada gilirannya kita pun akan erpaksa belajar dari sejarah kita -- dari kebaikan dan kekejaman kita sendiri. Ketika Riza Pahlevi berkata, "Saya dipilih Tuhan untuk menyelesaikan tugas saya," ia tak belajar. Ia cuma meniru masa lampau. Iskandar Zulkarnain dari Macedonia setelah menaklukkan Persia kembali dengan menyatakan hak-hak ketuhanan raja, alias dirinya. Tapi seorang penulis mengatakan ketika baginda menyatakan itu tanah Yunani pun ketawa, dan Iskandar memabukkan diri sampai mati.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

4 jam lalu

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

9 jam lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi


5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

12 jam lalu

Sejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin berada di atas truk pick-up selama prSejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin da RPG saaat berada di atas truk pick-up selama protes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullahotes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullah
5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

Sejak revolusi 1979, Iran telah membangun jaringan proksi di seluruh Timur Tengah. Pengawal Revolusi Iran dan Pasukan elit Quds memberikan senjata, pelatihan dan dukungan keuangan kepada gerakan milisi tersebut.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

13 jam lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

23 jam lalu

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

1 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Benjamin Netanyahu Sebut Israel akan Bela Diri atas Serangan Iran

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz (tidak digambarkan) di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Benjamin Netanyahu Sebut Israel akan Bela Diri atas Serangan Iran

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkata Israel akan membuat keputusan sendiri untuk membela diri dari serangan Iran.


Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional tidak terdampak konflik Iran dan Israel


Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

1 hari lalu

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan fluktuatif dan ditutup menguat ke level Rp 16.170 per dolar AS.