Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesusastraan: Sebuah Kesaksian

Oleh

image-gnews
Iklan
JIKA kesusastraan Persia hanyalah Ommar Khayyam, orang layak terkejut dengan segala yang terjadi di Iran di tahun 1979. Tapi Iran tak lagi dilanggil "Persia", dan menjelang kejadian yang mengubah sejarah itu -- revolusi, kata orang -- ada sajak seperti yang ditulis oleh Forugh Farrokhzad. Seseorang datang seseorang datang seseorang yang bersama kita dihatinya bersama kita dalam nafasnya, bersama kita dalam suaranya. Seseorang yang datang tak terelakkan yang tak bisa diborgol dan dipenjarakan seseorang yang tumbuh dalam jubah tua Yahya dan tumbuh terus saja tiap hari. Ada suasana menunggu dalam sajak itu. Memang ada suasana menunggu dalam pelbagai sajak yang dikumpulkan oleh Ahmad Karimi-Hakkak dalam Anthology of Modern Persian Poetry (terbitan Westview Press, Boulder, Colorado, AS). Seperti tulis sebuah komentar: "Sajak-sajak itu hampir semuanya bicara lirih, diucapkan dengan nafas tertahan, seakan tertunda, menjelang terjadinya sesuatu pada detik berikutnya." Pada waktu itu, tak jelas benar apa gerangan sesuatu pada detik berikutnya itu. Mungkin itupun tak jelas bagi Forugh Farrokhzad sendiri. Seperti termaktub dalam judul sajaknya, ia hanya menantikan "seseorang yang tidak seperti siapa pun di antara kita." Terasa ia berada di ambang kemustahilan. Sebab "seseorang yang tidak seperti siapapun di antara kita" barangkali tak akan pernah ada. Mana mungkin seseorang "tak bisa diborgol dan dipenjarakan"? SAVAK ada di mana-mana, borgol serta penjara senantiasa siap. Juga rasa apatis. Memang, kaum inteligensia resah. Mahasiswa gaduh. Tapi sebelum 1979, yang paling lantang adalah agaknya kata-kata seorang kapten dalam novel Donne Raffat, The Caspian Circle. Dengan angkuh sang kapten membentangkan filsafat realismenya yang dingin: "Sembilan persepuluh dari dunia diperintah oleh orang-orang berseragam. Sisanya diperintah oleh orang kaya, yang tak perlu memakai seragam . . . Di mana ada pemerintahan oleh yang disebut kaum inteligentsia? Di mana, coba? Sebutkan satu tempat, nanti aku angkat telepon dan kusuruh tembak tokoh mereka." Tak heran, bila seantero Iran membisu, tak membantah, ketakutan, bingung bergemakah kata-kata itu? Ataukah suara itu sendiri sebuah gema? Penyair Ahmad Shamlu pernah menulis tentang sekelompok orang yang berdiri, "di batu jalan yang dingin . . . di batas antara putus dan rasa lelah." Itulah Iran. Sekelompok orang begitu banyak -- yang mencari "kebenaran yang mengerikan . . . dalam dongengan." Ternyata, kesusastraan Iran tak cuma rubayat lama. Kesusastraan itu hidup dan jadi sebuah kesaksian. Juga sejenis ramal. Revolusi 1979 terjadi, Shah jatuh, dan "seseorang yang tak bisa diborgol dan dipenjarakan" datang. Namun di situ juga muncul bahaya. Sebab "seseorang yang tak seperti siapapun di antara kita" -- apakah itu Ayatullah Khomeini, atau bukan -- tak akan bisa selalu "bersama kita". Juru Selamat, dalam ukuran kecil atau besar, adalah satu tokoh, satu pribadi. Rakyat dan pemerintahan sebaliknya terdiri dari pelbagai ragam. Seorang "suci" bisa memilih jalan yang tunggal, sebuah tubuh masyarakat terpaksa membuka diri untuk kompromi dan variasi. Mungkin itulah sebabnya di Iran kini tokoh seperti Ayahtullah Shariat-Madari penting. Ia dengan bijaksana mencoba menghindarkan konflik sengit menghadapi Khomeini -- seraya tak selalu setuju kepadanya. Tapi senyumnya halus dan wajahnya sejuk, dan ia seperti mengingatkan orang banyak: Ada kebenaran yang mengerikan, ada kekhilafan yang mungkin terjadi.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


The Sahira Hotel Menyambut Zasly Perdana Kusuma sebagai General Manager Baru

2 hari lalu

Zasly Perdana Kusuma, General Manager The Sahira Hotel yang baru,
The Sahira Hotel Menyambut Zasly Perdana Kusuma sebagai General Manager Baru

The Sahira Hotel adalah sebuah akomodasi bintang 4 yang berkonsep madani eksklusif dengan sentuhan nuansa Timur Tengah.


Menhan Israel: Hasil Akhir Perang Gaza akan Berdampak ke Timur Tengah selama Bertahun-tahun

2 hari lalu

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara selama konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Israel 18 Desember 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura
Menhan Israel: Hasil Akhir Perang Gaza akan Berdampak ke Timur Tengah selama Bertahun-tahun

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan hasil akhir dari perang di Gaza akan memengaruhi Timur Tengah selama bertahun-tahun.


McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

3 hari lalu

Logo McDonald. REUTERS/Bazuki Muhammad
McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

McDonald's tutup seluruh gerainya di Sri Lanka. Bisnis McD di Timur Tengah pun terimbas akibat aksi boikot anti-israel.


5 Pemimpin Negara Muslim dan Timur Tengah yang Ucapkan Selamat Kepada Prabowo

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berbincang dengan Pangeran Mohammed bin Salman saat mengunjungi Al Salman Palace, di Jeddah, Arab Saudi, 15 Juli 2022. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
5 Pemimpin Negara Muslim dan Timur Tengah yang Ucapkan Selamat Kepada Prabowo

Raja Salman hingga Presiden Uni Emirat Arab mengucapkan selamat atas kemenangan Prabowo dalam Pemilu 2024.


Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

18 hari lalu

Al Qaeda Umumkan Kematian Pemimpinnya, Penyebab Masih Misteri

Al Qaeda Yaman mengumumkan kematian pemimpinnnya. Pemimpin baru telah diumumkan.


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

18 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

22 hari lalu

Seorang pekerja membersihkan jendela kedai kopi Starbucks dari Grafiti bertuliskan,
Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah pada Selasa mengakui bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja akibat boikot anti-Israel


53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

23 hari lalu

Wartawan Senior TEMPO Fikri Jufri (Kiri) bersama Kepala Pemberitaan Korporat TEMPO Toriq Hadad dan Redaktur Senior TEMPO Goenawan Mohamad dalam acara perayaan Ulang Tahun Komunitas Salihara Ke-4, Jakarta, Minggu (08/07). Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 8 Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.


53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

23 hari lalu

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.


Imigrasi Jakarta Selatan Tangkap 3 WNA Yaman Pelaku Penyelundupan Manusia

35 hari lalu

Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta Sandi Andaryadi (kiri) bersama Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Felucia Sengky Ratna (kedua kiri) menunjukkan barang bukti di Jakarta, Jumat 23 Februari 2024. ANTARA/Khaerul Izan
Imigrasi Jakarta Selatan Tangkap 3 WNA Yaman Pelaku Penyelundupan Manusia

Imigrasi mengatakan 3 WNA asal Yaman ini dipastikan tidak bekerja sendiri, namun ada juga WNI yang terlibat dalam kasus penyelundupan manusia.